{ .. 𖤝} A FANTASY STORY BY JEANNA
Namaku Meluna, aku adalah seorang penulis novel fantasi terkenal yang disegani oleh banyak orang. Hidupku yang mendekati kata sempurna membuatku begitu bahagia. Keluarga utuh, teman yang baik, dan karir yang ba...
Theme song; Scars To Your Beautiful - Baby Monster
! set black theme !
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Aku dan Joel berada di luar kastil, lebih tepatnya berada didalam hutan. Masih tidak mengerti tujuan Joel mengajakku kesini untuk apa. Aku malas banyak bertanya. Lagipula, aku pasti baik-baik saja selama bersama dia.
Ini juga tidak begitu jauh dari kastil, bisa dibilang masih perbatasan antara hutan dan wilayah kastil. Aku juga masih bisa melihat segelintir prajurit yang berjaga-jaga didinding pembatas.
Tiba-tiba Joel melepas pegangannya pada lenganku, dia terus berjalan beberapa meter didepanku dan berhenti, berbalik untuk menghadap kearahku yang masih kebingungan karena sikapnya. Rasanya seperti sedang syuting film India.
"Aku minta maaf."
Aku terpaku ketika mendengar ucapannya. Dia bersungguh-sungguh? Atau ada maksud lain? Aku tidak bereaksi apapun, hanya diam sembari memperhatikannya yang tampak gugup.
"Aku bersungguh-sungguh, Deluna. Aku tidak akan memaksamu melahirkan seorang anak untukku lagi." ucapnya dengan kepala yang tertunduk.
"Joel..." panggilku pelan. Jantungku berdebar ketika melihat tatapan kami bertemu, sial, aku benar-benar merindukan Joel. Aku tidak akan menyangkal itu lagi.
"Aku merindukanmu..." ucapku pelan dan menunduk untuk menyembunyikan pipiku yang memanas. Sungguh, rasanya memalukan sekali mengatakan itu kepada Joel. Padahal dia Suamiku.
"Dasar bodoh, aku lebih merindukanmu!" Joel membentakku. Aku terkejut ketika mendengar ucapannya, apakah Joel sungguhan? Atau demit siang hari sedang merasuki tubuhnya?
"Lalu, mengapa kau masih disitu?! Datanglah dan peluk aku!" Jadilah kami teriak-teriak di hutan. Mudah-mudahan saja tidak ada monster apapun disini.
"Tidak. Kau yang datang padaku!" Joel tetap Joel, dengan segala gengsinya yang tidak akan pernah bisa dia buang.
Aku tertawa kecil dan berlari kecil untuk memeluk tubuh Joel. Mengesampingkan rasa gengsiku juga. Aku benar-benar merindukan Joel, hingga aku tidak bisa menjelaskannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
