🦋 Sesuatu Yang Aku Lupakan?

34 7 0
                                    

Theme song;
Half - Kevin Moon (The Boyz)

! set black theme !

! set black theme !

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Eunghh.."

Aku memaksakan mata untuk terbuka, tetapi rasanya sulit sekali. Bahkan, ingin menggerakkan jari saja begitu sulit.

Ketika mataku sedikit terbuka, aku melihat beberapa orang menggunakan pakaian putih berlalu-lalang, disertai dengan gumaman mereka yang tidak dapat aku mengerti.

A--apa yang terjadi padaku?

Tiba-tiba saja seseorang membuka mataku dan menyorotinya dengan sebuah cahaya kecil. Apakah dia seorang Dokter? Dimana aku sekarang?

"Jangan paksa dirimu untuk membuka mata, pelan-pelan, ya?" ucapnya pelan. Aku bisa merasakan sebuah kehangatan mengelus kepalaku.

Ketika mataku sepenuhnya terbuka, pemandangan yang aku lihat kini adalah buram. Aku tidak bisa melihat dengan jelas dimana aku berada. Hanya saja aku bisa merasakan ada beberapa alat yang terpasang di tubuhku.

"Mbak! Mbak Luna, akhirnya Mbak bangun!" Eh, ini suara adikku, Harlen, dia menggenggam tanganku. Dengarlah, suaranya begitu parau.

"Se--sebentar, aku telpon Mama sama Papa dulu!" Harlen melepaskan genggamannya dan mengambil ponsel.

Beribu pertanyaan muncul di pikiranku.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi padaku? Aku tidak bisa mengingat apapun. Yang aku ingat, aku ingin pergi ke stasiun TV, lalu aku lupa apa yang terjadi.

Namun, tiba-tiba saja aku merasa sedih. Sedih yang amat sedih. Aku merasa kehilangan. Hatiku terasa sangat penuh akan kekosongan.

A--apa yang terjadi? Aku menangis karena benar-benar merasakan kehilangan. Rasanya, aku kehilangan bagian dari hidupku.

Dadaku begitu sesak. Apa yang aku lupakan sehingga aku seperti ini?

"Mbak? Mbak kenapa? Mama sama Papa masih di perjalanan mau kesini," Harlen kembali menggenggam tanganku, kini tangannya terangkat mengusap air mata yang tumpah.

Aku juga tidak mengerti mengapa merasa kehilangan seperti ini. Rasanya aku ingin berteriak begitu kencang dan menangis sekeras-kerasnya.

Ada sesuatu yang aku lupakan begitu saja. Tetapi apa itu?

"Mbak nangis karena kangen Mama sama Papa, ya? Enggak kangen aku? Tau gak, sih, Mbak? Tiap malem yang jagain Mbak itu aku loh!" Harlen mengerucutkan bibirnya.

Tak elak jika aku tidak tersenyum melihatnya seperti itu. Aku merindukan Harlen, rasanya ... aku sudah lama tidak bertemu dengan Adik kecilku ini. Aku mengusap telapak tangannya dengan jempolku.

Seketika senyuman Harlen melebar, "Mbak! Waktu pembagian raport kemaren, aku dapet ranking dua dikelas! Mbak seneng gak?" Aku menjawabnya dengan anggukan pelan, karena bibirku begitu sulit untuk bergerak.

MARVELOUS  𐘃  The Lost SoulWhere stories live. Discover now