{ .. 𖤝} A FANTASY STORY BY JEANNA
Namaku Meluna, aku adalah seorang penulis novel fantasi terkenal yang disegani oleh banyak orang. Hidupku yang mendekati kata sempurna membuatku begitu bahagia. Keluarga utuh, teman yang baik, dan karir yang ba...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari ini cukup untuk menguji kemampuan dalam perang atau uji kekuatan saja. Besok? Entahlah, aku tidak tau besok akan ada ujian apa lagi. Huftt.. akan menjadi Ratu ternyata banyak juga yang harus dilewati.
Kalau besok disuruh uji seni, aku akan mencoba untuk melukis gunung dua, jalan, sawah, rumah dan matahari. Seperti gambaran legenda di duniaku.
Ah, iya. Saat ini aku bersama keempat putri yang lain tengah berada di perpustakaan milik Hoguwen. Dan untuk yang pertama kalinya aku bosan berada di perpustakaan. Bagaimana tidak? Perpustakaan di duniaku berisi bermacam-macam buku dan aku selalu mengambil novel. Disini? Keseluruhannya berisikan buku filsafat.
Mereka berempat tengah fokus membaca dimeja, sedangkan aku masih berjalan-jalan mencari buku yang menurutku menarik. Jika Rosella tidak memaksa, aku lebih memilih untuk kembali ke kamar atau berjalan-jalan di halaman Hoguwen yang sangat luas.
Kupu-kupu merah muda itu!
Dia datang dan terbang ke bagian belakang perpustakaan. Membuatku refleks mengikutinya. Gelangku kembali bersinar, itu akan ku artikan sebagai pertanda bahwa kupu-kupu ini tengah memberikan sebuah petunjuk padaku.
Begitu tiba dibagian paling belakang, kupu-kupu itu menghinggap disebuah pintu yang terbuat dari besi berwarna hitam, di gembok begitu rapat.
Aku bertanya-tanya, apakah isi pintu ini? Tanganku bergerak menyentuh kenop pintu, kali saja meskipun di kunci tetap bisa dibuka.
Dasar bodoh kau, Meluna. Sudah jelas digembok, malah kau coba-coba untuk membukanya.
"Ini bukan lagi wilayah mu, Tuan Putri Deluna," Sebuah suara menginterupsi ku. Membuat tubuhku menegang karena terkejut.
Aku berbalik untuk melihat Sang Pemilik Suara.
"Pangeran Halbert.."
"Jika anggota kerajaan lain melihat kau ada disini, mungkin mereka sudah memasukkan mu kedalam penjara. Kembalilah sebelum aku berubah pikiran!" Suara serta sorot matanya begitu datar. Saat berbicara saja dia enggan melihatku.
Serusak itu ternyata citra seorang Deluna.
Tanpa menjawab ucapannya, aku berlari kecil untuk keluar dari sini. Setelah dipikir-pikir, pasti ada sesuatu, atau bisa jadi sisi gelap Hoguwen tersimpan didalam. Tidak ada pemerintahan yang bersih, kawan. Bahkan di duniaku saja benar-benar rusak.
🦋🦋🦋
Langit mulai menjingga, itu artinya hari mulai berakhir. Aku memutuskan duduk dihalaman belakang untuk melihat matahari terbenam. Kalau kau ingin tau, sunset disini sungguh indah, berbeda dengan sunset yang aku lihat di duniaku. Semburat jingganya begitu pekat dan matahari tampak besar namun tidak begitu panas dan menyakitkan. Bahkan, aku bisa melihat jelas bulat sempurna dari benda langit itu.
