3. Bungeoppang

4.6K 850 112
                                    

Tidak ia sangka, hari ini rumah megah itu mengadakan makan malam keluarga besar antara Seo dan Lee. Lisa sendiri tidak tahu akan ada acara seperti itu. Mungkin karena akhir-akhir ini sibuk dan tidak pernah memeriksa obrolan group keluarga diponselnya.

Saat pulang siang tadi, dia dan Chaeyoung hanya menghabiskan waktu di dala. kamar. Entah menonton film atau mendengarkan curhatan Chaeyoung. Lalu saat sore hari menjelang, barulah ia diberitahu akan ada acara itu.

Keluarga besar ayahnya yang datang dari Toronto, dan keluarga besar ibunya yang datang dari New York tampak mengobrol akrab. Siapa sangka jika dulu mereka pernah berseteru sampai membuat Minki maupun Hyunjin nekat menikah tanpa restu keduanya.

"Grandpa dengar Coffee Shopmu sudah memiliki tiga cabang, Lisa. Apakah semua berjalan lancar?" Pertanyaan itu datang dari ayah Hyunjin, Seo Gookhwan.

"Nde, Grandpa." Lisa menjawab dengan meletakkan sumpitnya. Ia pikir di ajak bicara dengan yang lebih tua harus mengalihkan sejenak kegiatannya.

"Tidak ingin memperbesar bisnismu? Grandpa melihat peluangnya cukup bagus. Grandpa bisa membantu---"

"Tidak perlu, Grandpa. Appa mengizinkan Lisa membangun Coffee Shop itu agar tidak merasa bosan karena dia tak mau melanjutkan kuliah." Suara Jennie memotong ucapan kakeknya. Tidak sopan memang. Tapi dia harus melakukan itu sebelum Lisa tertarik.

Perkataan Jennie benar adanya. Setelah lulus dari Senior High School, Lisa enggan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak seperti kedua kakaknya yang bersusah payah masuk ke universitas terkemuka dan meminta hadiah sebagai imbalan, Lisa justru meminta uang modal untuk bisnisnya.

Sebenarnya, Minki maupun Hyunji sangat berat menyetujui itu. Umur Lisa masih sangat muda untuk berkutat dengan sebuah bisnis. Mereka tahu bagaimana lelahnya mengelola hal itu.

Tapi akhirnya sepasang orang tua itu memberikan Lisa izin dan uang modal. Tentu dengan syarat Lisa tidak boleh terpaku pada bisnisnya. Ia harus menikmati masa mudanya sesekali.

Orang tuanya sangat baik bukan? Ketika yang lain menekan anak-anaknya untuk sukses, Minki dan Hyunjin melakukan sebaliknya pada Lisa.

"Jennie benar. Aku memberinya izin hanya karena dia merasa bosan setelah lulus sekolah." Suara Minki terdengar datar ketika menyetujui kalimat Jennie.

Jika kedua orang itu sudah bersuara, Lisa tidak bisa lagi mengemukakan pendapatnya. Padahal tawaran sang kakek sangat menggiurkan.

Awalnya, memang benar ia membangun Coffee Shop itu hanya untuk mengusir rasa bosan. Tapi lama-kelamaan keinginannya berubah. Ia sudah beranjak dewasa, tentu tak ingin bermain terlalu lama.

Sayangnya, Lee Minki tak pernah menerima keinginan Lisa. Tidak sekali pun Minki menawarkan apa yang kakeknya tawarkan. Padahal bisnis Lisa saat ini berjalan sangat lancar dan menguntungkan. Ia kini bisa membeli semua keinginannya tanpa meminta pada Minki.

"Ah, Sayang sekali." Disini, tidak hanya Seo Gookhwan yang kecewa. Namun Lisa juga.

Kemudian, acara makan malam itu dihiasi oleh pembicaraan bisnis besar keluarga Seo dan Lee. Melihatnya sejenak, Lisa tampak menyesali sesuatu. Jika saja kedua keluarga itu berbaikan lebih cepat, ia tak akan kehilangan sosok yang sangat ingin ia temui.

..........

Malam hari ini, langit dipenuhi bintang dan terdapat bulan sabit disana. Pemandangannya indah, tapi Jisoo tidak begitu menikmatinya.

Perlahan, ia membuka bungkusan gimbab yang dibelinya saat pulang bekerja tadi. Ia memakan gimbab itu sembari memeluk lututnya agar udara dingin tak terlalu menusuk.

HomeWhere stories live. Discover now