21. Instant Ramyeon

3.6K 831 192
                                    

Sudah tiga hari sejak mereka menghabiskan waktu bersama ke Hwabon. Hari ini Jisoo memiliki Shift pagi, jadi ketika pukul 3 sore dia sudah pulang.

Jennie yang saat ini mengantarnya pulang. Awalnya, Jisoo sempat menolak. Namun Jennie mamaksa. Gadis berpipi mandu itu merasa Jisoo sedikit berubah. Jisoo menjadi lebih diam, sama ketika mereka belum dekat. Jisoo juga terkadang mengabaikannya. Jennie takut jika dia telah melakukan kesalahan.

"Unnie," panggil Jennie saat mobilnya terhenti oleh lampu merah.

"Hm."

Jennie tampak menarik napasnya. Dia sesungguhnya merasa ragu untuk membahas ini. Jisoo pasti lelah karena baru saja selesai bekerja. Tapi jika dibiarksn terlalu lama, tidaklah baik untuk hubungan mereka.

"Aku memiliki salah padamu?" tanya Jennie berharap Jisoo bisa berterus terang.

"Ani." Jennie menahan napasnya ketika Jisoo menjawab dengan cepat dan masih dengan nada datar.

"Lalu kenapa kau seperti sedang menjauhiku?" Pertanyaan Jennie kali ini tidak langsung Jisoo jawab.

Apakah dia terlihat seperti itu? Jisoo hanya merasa bimbang dengan situasinya. Tidak bisa Jisoo pungkiri, ucapan sang ayah mampu menggagu pikirannya selama beberapa hari ini.

Banyak sekali pertanyaan yang ada di kepala Jisoo. Apakah dia harus menuruti ayahnya? Jika dia tidak melakukan apa yang Seokgu inginkan apa yang akan terjadi? Jisoo sangat mengenal ayahnya. Dia adalah orang ternekat yang pernah Jisoo temui seumur hidup.

Jisoo hanya tidak mau jika Seokgu bertemu dengan Lee bersaudara. Sudah cukup dengan Lisa yang melindunginya dahulu. Ia tidak mau Seokgu menyakiti Jennie mau pun Chaeyoung.

Diamnya Jisoo belakangan ini bukan karena ingin menjauhi ketiganya. Dia hanya sedang berusaha memikirkan jalan tengah yang tidak akan menimbulkan kerugian di antara mereka semua.

"Ani. Aku hanya---"

Kruk!

Bibir Jisoo merapat ketika suara perut kelaparan itu memenuhi telinganya. Dia menatap wajah Jennie yang mulai memerah. Dengan meringis malu, gadis berpipi mandu itu kembali menjalankan mobilnya karena lampu lalu lintas sudah berwarna hijau.

"Bagaimana jika kita makan dulu? Aku belum sempat makan siang." Benar juga. Jennie mau pun dirinya memang belum sempat makan siang.

Hari ini, situasi Coffee Shop Lisa sedikit tidak terkendali. Walaupun biasanya memang ramai, tapi kali ini Jisoo merasa pelanggan datang dua kali lipat.

Sedangkan Lisa, dia harus segera pulang karena urusan mendadak. Chaeyoung pun tidak bisa ikut membantu Coffee Shop karena Jennie menyuruhnya menemani Lisa.

Alhasil semua pegawai harus merelakan jam makan siang mereka. Bahkan yang seharusnya mengambil day off saat tadi, terpaksa masuk dan membantu.

"Menepilah. Kita ke mini market itu saja." Jisoo menunjuk sebuah mini market yang hendak mereka lewati.

Jennie terlebih dahulu menuruti Jisoo. Ia menghentikan mobilnya di area parkir mini market yang tidak terlalu besar.

"Untuk apa kita kesinin?" Tentu Jennie bertanya dengan bingung. Ia berkata jika sedang lapar. Tapi Jisoo justru semakin menunda acara makan mereka dengan memilih ke mini market. Entah ingin membeli apa.

"Makan." Jawaban Jisoo singkat, dan langsung keluar dari mobil Jennie.

Gadis berpipi mandu itu semakin kebingungan. Terpaksa dia mengikuti Jisoo dari belakang. Tampak seperti anak yang sedang membuntuti ibunya ketika Jisoo mengambil beberapa barang di rak mini market.

HomeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant