46. About Her

4.4K 775 122
                                    

Lalice Lee, atau yang lebih dikenal sebagian orang dengan Lisa Lee lahir di Toronto 20 tahun silam. Pada musim panas yang hampir berakhir itu, dia lahir satu jam setelah Rosé Lee.

Situasi ketika itu mungkin tidak akan terlupakan oleh Minki dan keluarganya. Entah suka atau duka yang mereka rasakan ketika itu.

Selang beberapa saat Chaeyoung lahir, Hyunjin mengalami pendarahan hebat dan kondisinya kritis. Dokter juga sudah memvonis bahwa satu bayi yang masih ada di dalam perut Hyunjin tidak bernyawa lagi.

Jika Chaeyoung lahir dengan persalinan normal, maka untuk mengeluarkan adiknya saat itu mereka harus melakukan operasi.

Namun saat itu, kakak Minki yang juga seorang Dokter mendampingi operasi Hyunjin berjalan. Ketika sosok adik Chaeyoung berhasil di keluarkan, dia tak mau langsung putus asa dan mengusahakan banyak hal.

Dengan keyakinan yang sangat kuat, dan juga keajaiban yang seolah datang. Detak jantung adik Chaeyoung berdetak walau sangat lemah.

Lee Dongmi benar-benar mematahkan vonis Dokter yang sebelumnya membantu persalinan Hyunjin. Dia bisa membuktikan bahwa keponakan bungsunya itu bisa hidup.

Saat itu, semua orang bersuka cita. Duka yang menyelimuti hilang begitu saja. Minki bahkan hampir berlutut pada kakaknya yang telah membuat anak bungsunya hidup.

Sejak baru lahir, perjuangan Lisa untuk tetap ada sudah sangat berat. Ia harus mendekam di ruang PICU hingga beberapa bulan. Lalu ketika mulai beranjak, dia tak bisa hidup bebas seperti Chaeyoung.

Karena sistem kekebalan tubuh Lisa yang tidak sekuat kakak kembarnya, semua hal di dalam hidup Lisa sangat dibatasi. Bahkan untuk sekolah, Lisa harus puas dengan Home Schooling.

Dia tidak memiliki teman. Dia tidak memiliki waktu bermain di luar, dan yang paling membuatnya iri adalah dia tidak punya foto kelulusan sekolah seperti kedua kakaknya.

Selalu menghadiri kelulusan mereka, Lisa merasa sangat sedih. Dia juga ingin memakai seragam untuk sekolah. Dia juga ingin merayakan kelulusannnya dan mendapatkan buket bunga.

Sampai ketika menginjak Senior High School, Lisa yang kala itu tidak pernah jatuh sakit lagi dan lebih sehat diperbolehkan untuk memasuki sekolah umum.

Lisa pikir, itu adalah saatnya dia memiliki mimpi sebanyak mungkin. Dia sudah merencakana masa depannya dan berharap bisa bertemu dengan kakak sulungnya dalam keadaan luar biasa hebat

Tapi siapa sangka, di saat itu lah hal paling buruk terjadi. Beberapa minggu setelah masuk sekolah Lisa selalu di landa sakit perut berlebihan. Hingga Dokter memvonisnya memiliki kanker lambung stadium awal.

Di umurnya yang baru menginjak 15 tahu, Lisa sudah merasakan ketakutan begitu besar di dalam hidupnya. Lisa bukan takut untuk mati. Lisa juga tidak takut untuk merasa sakit. Dia hanya takut akan dua hal. Dimana dia tidak akan bisa membanggakan kedua orang tuanya serta.... Tidak sempat untuk bertemu dengan kakak sulungnya.

Maka pada saat kedua kakaknya bekerja keras untuk ujian CSAT agar diterima di kampus ternama, Lisa memiliki pemikiran yang berbeda.

Dia tidak mau belajar. Dia tidak mau hadiah besar yang ayahnya siapnya jika dia masuk ke Universitas terkemuka. Satu hari setelah kelulusannya, Lisa hanya menginginkan uang modal untuk membangun sebuah usaha.

Dia tidak mau membuang banyak waktu. Dia harus lebih dulu sukses dari kedua kakaknya. Karena dia paham tak memiliki banyak kesempatan seperti keduanya.

Selain itu, ambisinya untuk lebih sukses dengan cepat adalah agar ketika dia bertemu kakak sulungnya nanti hanya ada tatapan kekaguman dari kedua mata kakaknya.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang