5. Night

4.4K 794 132
                                    

Selepas membersihkan dirinya, Jennie tidak langsung tertidur. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Tapi ia merasa tak mengantuk sama sekali.

Walau begitu, tubuhnya terasa sangat lelah. Mungkin karena terlalu lama menunggu hujan reda sembari duduk dalam diam bersama gadis yang memberikannya tumpangan payung tadi.

Jennie terkekeh sendiri mengingat hal konyol itu. Mereka sudah mengobrol dan duduk berdua cukup lama. Tapi Jennie lupa menanyakan nama gadis itu.

Bukan Jennie enggan untuk melakukannya. Selama hidup, Jennie tak pernah takut pada siapa pun. Ah, tidak. Mungkin ia hanya takut pada ayahnya.

Tapi ketika berhadapan dengan gadis asing dengan sifat dinginnya itu, Jennie merasa cukup takut. Ia seperti tak ingin menyakiti gadis itu dengan kalimat yang akan keluar dari mulutnya. Walau Jennie tak pernah berniat seperti itu.

Melupakan tentang gadis asing itu sejenak, Jennie memilih memasuki kamar salah satu adiknya. Jika ia tidak bisa tidur begini, ia memang selalu tertidur di kamar itu. Karena mendengar deru napas pelan sang pemilik kamar, membuat kelegaan bukan main untuk Jennie.

"Ugh! Unnie lelah sekali." Tidak peduli jika adiknya sudah menjelajah ke alam mimpi, Jennie berbaring dan memeluk tubuh itu dari belakang.

"Jika lelah, tidur. Jangan mengganggu ketenangan orang lain." Suara itu terdengar parau. Jennie terkikik karena berhasil membangunkan Lisa.

Suara decakan kesal bisa Jennie dengar. Lalu tak lama, sang adik merubah posisinya menghadap Jennie dan balas memeluk sang kakak.

Kedua mata Lisa masih terpejam ketika melakukan itu. Melihat wajah polos sang adik, pasti tak ada yang menyangka sifatnya sangat dingin dan pemarah.

"Hari sabtu pergi bersama Unnie ya?" Sepertinya Jennie memang ingin mencari masalah dengan Lisa. Ia tak membiarkan adiknya itu kembali menjelajah alam mimpi.

"Hm."

Jennie tersenyum tipis. Sepertinya Lisa sudah kehabisan tenaga karena menemani Hyunjin berjalan-jalan di Hongdae sepanjang malam. Mengingat itu ia sedikit kesal dengan ibunya. Jennie iri karena sang ibu bisa menghabiskan waktu bersama Lisa cukup lama.

Sedangkan ia dan Chaeyoung harus selalu pasrah ketika Lisa terus menolak ajakan mereka. Tapi hari sabtu nanti, jangan harap Jennie akan melepaskan adiknya.

"Aku cemburu dengan Eomma. Kenapa dengan mudah dia bisa mengajakmu jalan-jalan?" Jennie masih terus berusaha menghilangkan rasa kantuk adiknya dengan memainkan jemarinya di wajah Lisa.

"Kami hanya mencari bungeoppang." Rasanya Lisa ingin sekali marah. Tapi dirinya sangat mengantuk dan hanya terus meladeni pertanyaan Jennie.

"Sabtu nanti, kau harus mencari bungeoppang bersamaku." Ucapan Jennie terdengar penuh penekanan.

"Hm."

Jennie mulai menyerah. Tampaknya malam ini ia harus melewatkan perdebatannya dengan Lisa. Karena adiknya sudah kehabisan tenaga. Terlihat dari suara napas Lisa yang teratur. Tanda bahwa Lisa sudah kembali pada alam mimpinya.

Jennie mengecup bibir Lisa sekilas, lalu menempelkan dahinya dengan Lisa. Terpaan napas Lisa yang pelan di wajahnya, menghilangkan seluruh beban di benak Jennie. Ia mulai mengantuk dan mengikuti jejak Lisa untuk terlelap.

..........

"Mana makanan dan uangnya?"

Terkadang, Jisoo sangat iri pada orang lain. Ketika pulang, mereka akan disambut dengan suara lembut dan dekapan hangat untuk mengusir rasa lelah. Namun yang Jisoo dapat setiap hari, hanya kalimat itu dengan nada tinggi.

HomeWhere stories live. Discover now