24. Family

4.3K 833 200
                                    

Lee Minki dan Seo Hyunjin datang secara bersamaa ke hadapan tiga anak mereka. Keduanya dihubungi karena ingin membicarakan hal yang berkaitan dengan kakak sulung mereka.

"Eomma masih memiliki foto tanda lahir Soo Unnie?" tanya Chaeyoung pada ibunya.

Hyunjin segera membuka tasnya. Menyerahka lembaran kecil foto sebuah bahu bayi dengan tanda lahir cukup besar disana.

Tubuh Chaeyoung mematung sejenak. Benar. Tanda lahir ini sangat mirip dengan yang mereka lihat pada bahu Jisoo tadi.

Melihat reaksi Chaeyoung, Lisa semakin yakin dengan dugaannya. Ia mulai membuka bungkusan plastik yang semula diserahkan oleh seorang perawat. Itu adalah barang-barang dan baju milik Jisoo.

"Ini... Kalian tahu?" Lisa menunjukkan sebuah gelang dan cincin yang cukup tak asing untuk Hyunjin maupun Minki.

Lisa sendiri cukup merasa familiar ketika melihat kalung yang dikenakan Jisoo. Bandul cincin yang tergantung itu sangat mirip dengan milik seseorang. Baru Lisa sadari, jika cincin itu sama persis seperti milik ibunya.

"Dari mana kau mendapatkan ini, Nak?" Minki meraih cincin miliknya dengan gemetaran. Sedangkan gelang itu hanya bisa dipandang nanar oleh Hyunjin.

"Barang-barang ini... Milik gadis yang ada di dalam." Jennie yang bersuara menjawab pertanyaan Minki.

Ketiganya saat ini sedang terkejut. Sama sekali tidak bisa menalar apa yang baru saja terjadi. Bahkan untuk sekedar berpikir jernih ketiganya sulit.

Dua hal yang terjadi bersamaan membuat tekanan pada batin mereka. Tidak tahu harus memikirkan yang mana dahulu. Kondisi Jisoo kah? Atau mengenai status Jisoo untuk mereka.

"Kalian mengenalnya dari mana?" Mendengar pertanyaan Hyunjin dengan nada tinggi itu. Lisa tertawa hambar. Dibarengi dengan beberapa tetes air mata yang mengalir.

Di antara mereka, Lisa merasa dirinyalah yang paling bodoh. Dia selalu berada di dekat Jisoo. Dia yang paling tahu kehidupan Jisoo. Namun kenapa dia tidak paham mengenai hal ini? Mengapa... Dia tidak bisa mengenali kakak kandungnya sendiri?

"Dia adalah pegawaiku."

Mendengar pernyataan Lisa, Hyunjin mau pun Minki terdiam kaku. Situasi yang mendadak ini tidak bisa langsung mereka terima.

Apakah benar anak yang selama ini mereka cari ternyata ada di dekat Lisa? Apa saja hal yang sudah mereka lewatkan hingga tak menyadari ini semua.

"Sebelum kemari, aku menemui Hongjae. Mantan suami dari pemilik tempat panti asuhan menitipkan Soo dulu." Sejenak, Minki membasahi bibirnya.

"Dia memberiku nomor telepon anak yang dia duga sebagai Soo."

Jennie mendongak. Apakah penjelasan mereka belum cukup kuat untuk meyakinkan Hyunjin serta Minki? Semua barang-barang ini, tanda lahir, serta penyakit yang Jisoo alami adalah milik kakaknya.

"Hubungi saja." Chaeyoung mulai bersuara lagi setelah sekian lama termenung.

Hal itu membuat Jennie menoleh dengan kaget. Mengapa Chaeyoung harus mengatakan itu? Bagaimana jika yang mereka hubungi adalah orang lain? Jennie sungguh tidak rela. Karena dia sudah berharap terlalu besar jika kakak kandungnya adalah Jisoo yang selama ini dia kenal.

Jennie tidak mau orang lain untuk menggenggam tangannya. Jennie tidak mau sosok kakak lain untuk menjadi penyanggahnya. Ia hanya mau Jisoo. Karena dia sudah sangat menyayangi gadis itu.

"Baiklah." Keputusan Minki membuat kedua mata Jennie bergetar.

Ia memejamkan mata erat. Berusaha menepis kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi. Ia sungguh tidak mau---

HomeWhere stories live. Discover now