26. Gift

3.8K 759 156
                                    

Hari kelima di ICU, keadaan Jisoo mulai membaik. Hari keenam, ventilator Jisoo sudah bisa di lepas dan diganti dengan nebulizer untuk terapi oksigen. Hari itu juga, Jisoo sudah dipindahkan ke ruang rawat serta hanya tersisa selang nasal canula di hidungnya.

Perjuangannya sampai disini cukup berat dan panjang. Terkadang, ada wakti dimana dia ingin menyerah dan berpikir akan segara mati.

Tapi ada satu kekuatan yang lagi-lagi memaksanya tetap bertahan. Satu nama yang Chaeyoung sebutkan saat itu. Sayangnya, dia tidak mendengar begitu jelas apa yang Chaeyoung ucapkan mengenai nama itu.

"Selamat pagi, Unnie!"

Suara riang itu datang dari Chaeyoung yang sedang membawa sebuah wadah berisi air hangat. Lalu di belakangnya menyusul Jennie yang membawa wadah lebih kecil, serta sikat gigi. Lalu jangan lupakan Lisa yang menggenggam tissue basah serta handuk di bahunya.

"Kalian ingin apa?" tanya Jisoo was-was. Ia memiliki perasaan yang kurang baik pada mereka.

"Membersihkan tubuhmu," ucap Chaeyoung ringan.

"A-Aku tidak membutuhkan itu." Sudah cukup tubuhnya di jamah ibunya, Dokter Kim, serta beberapa perawat di ruang ICU. Ia tidak mau lebih banyak orang lagi melakukan itu padanya.

"Kau bau. Aku tidak mau berdekatan denganmu jika bau." Jennie angkat bicara.

"Kalau begitu jangan dekati aku--- Ya!" Jisoo memekik histeris ketika tanpa aba-aba Lisa membuka celananya.

"Unnie, calm down. Kau bisa dipasang ventilator lagi jika asmamu kambuh." Chaeyoug berkata seperti itu dengan cengiran lebar.

Jisoo pikir akan menyenangkan memiliki adik seperti mereka. Tapi sepertinya dia ingin mencabut kalimatmya saat ini juga. Sekarang, dia sudah mulai tertekan.

Sayang sekali tubuhnya masih sangat lemas dan tidak mampu bergerak banyak. Ia seperti membiarkan Chaeyoung dan Jennie yang melepas bajunya, serta Lisa yang benar-benar membuka celananya.

Jisoo meringis ketika Lisa mulai menyentuh kulitnya Adik bungsu Jisoo itu bergerak menekuk kedua kakinya, lalu membuka diapers yang Jisoo kenakan semalaman.

"Ah, kau harus lebih banyak makan. Ini hasilnya sedikit sekali." Lisa ini ingin mencari masalah dengan Jisoo atau bagaimana? Mengapa dia membahas hal yang tidak penting?

"Sayangku, tadi Sungkyung Unnie mencarimu." Chaeyoung berbicara pada Lisa yang sedang sibuk membersihkan bagian bawah Jisoo dengan tissue basah dan handuk.

"Hm."

Berbicara soal Lee Sungkyung, gadis bermata hazel itu memang sempat menjenguk Jisoo tadi saat Lisa dan Jennie belum tiba. Dikarenakan Chaeyoung memang menginap disini, maka ia pun bertemu dengan gadis itu.

"Dia ingin mengajakmu bermain battle game lagi?" tanya Jennie sembari menyiapkan sikat gigi serta pasta gigi untuk Jisoo.

"Sepertinya."

Chaeyoung dan Jennie mengangguk paham. Melihat Lisa yang hampir selesai, Chaeyoung mulai mengerjakan bagiannya. Dia membasuh seluruh tubuh Jisoo dengan lembut. Beralih pada tangannya, lalu bagian kakinya.

"Unnie, kau kurus. Harus banyak makan nanti saat pulang." Chaeyoung berkomentar ketika sedang membasuh punggung Jisoo. Sedangkan Lisa dan Jennie berusaha membantu Jisoo merubah posisinya menjadi miring.

"Hm."

Mendengar jawaban itu, Chaeyoung berdecak.
"Sama saja seperti Lisa."

Sedangkan Lisa diam-diam tersenyum. Dahulu, dia selalu memikirkan bagaimana sifat kakak sulungnya. Apakah ia akan berpihak pada Jennie serta Chaeyoung dan menambah orang berisik di rumah itu? Atau justru mirip seperti dirinya yang lebih banyak diam.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang