7. Han River

3.7K 821 78
                                    

Sabtu pagi, seharusnya Jennie bersantai karena tidak memiliki jadwal kuliah. Namun pada pukul delapan pagi dia sudah terburu-buru bersiap untuk pergi.

Semalam dia tidur terlalu larut hingga bangun cukup siang. Ia bahkan melewatkan sarapan keluarga yang seharusnya dilakukan pukul tujuh pagi.

Tapi gadis itu merasa aneh, ketika sampai di ruang makan semuanya masih lengkap. Ah, tidak. Hanya Lisa yang belum menampakkan batang hidungnya.

"Makan dahulu, Jennie-ya." Itu adalah perintah ayahnya, membuat Jennie meimilih duduk di samping sebuah kursi kosong.

"Sayang sekali aku tidak bisa ikut dengan kalian. Aku ada pertemuan dengan kelompok organisasi." Chaeyoung yang ada di hadapan Jennie mengeluh.

Dia sesungguhnya sangat ingin pergi bersama Jennie dan Lisa. Tapi karena dia memiliki kegiatan lain di hari libur ini, membuatnya mengurungkan niat itu.

"Kenapa sarapannya siang sekali? Apa Lisa juga belum turun?" Tidak menanggapi keluhan Chaeyoung, Jennie memilih bertanya tentang keberadaan sang bungsu.

Hyunjin yang menjadi satu-satunya saksi saat Lisa pergi menjadi gelagapan. Apa yang harus ia katakan agar Jennie tidak mengamuk karena Lisa pergi tadi pagi?

Wanita itu benar-benar merutuki Lisa. Dia sudah berjanji kembali sebelum pukul sepuluh. Tapi sampai saat ini dia tak memberikan kabar apa pun.

"Lisa pergi tadi pagi. Tapi sudah berjanji akan kembali---"

"Kemana?" Itu adalah suara dari dua orang. Chaeyoung dan Jennie tampak serempak menatap ibu mereka.

Hyunjin tampak meringis. Kedua kakak Lisa ini sangat protektif terhadap adik mereka. Bahkan kemana pun Lisa pergi, mereka harus tahu. Berdosalah Lisa yang tidak pamit pada kedua orang itu dahulu.

"Katanya hendak melihat gedung untuk cabang baru Coffee Shopnya." Namun setelah Hyunjin menyelesaikan kalimatnya, tampak ia mulai menyesal karena telah berterus terang.

"Dia tidak izin padaku. Kenapa dia mengambil langkah sendiri?" Kali ini Minki lah yang bersuara. Hyunjin yakin jika lelaki itu sedang marah.

"Tunggu saja dia pulang. Dia sudah berjanji akan kembali sebelum pukul 10. Tanyakan saja sendiri nanti."

Hyunjin sudah kesal pada Lisa. Mengapa ia harus repot ketika yang berbuat salah adalah anak itu? Hyunjin pun seharusnya ikut marah karena Lisa mengambil langkahnya sendiri tanpa berdiskusi dulu dengan mereka.

..........

Ternyata, semua tidak berjalan sesuai perhitungan Lisa. Pukul setengah sepuluh pagi dia masih berada di jalan menuju pulang. Jika dilihat dari jaraknya sekarang, Lisa tak akan mungkin sampai ke rumah dalam waktu dekat. Mungkin membutuhkan satu jam lagi.

Hal itu tentu berbeda dengan janjinya pada sang ibu. Terlebih jam sepuluh nanti ia sudah berjanji akan pergi bersama Jennie. Tamatlah riwayat Lisa karena pasti Jennie akan mengamuk.

Pertemuan Lisa bersama seorang pemilik bangunan yang akan menjadi tempat Coffee Shopnya nanti memang tak berjalan mulus.

Berkas-berkas yang harus Lisa serahkan ternyata tertinggal di Coffee Shop utamanya. Hingga mengharuskan Lisa berbalik arah walau sudah mencapai setengah jalan.

Tak sampai disitu, karena terlalu lama menunggu sang pemiliki bangunan pergi sarapan terlebih dahulu. Alhasil mereka baru bertemu pukul 08:30 pagi. Tidak sesuai dengan janji mereka yang harus bertemu pukul 07 pagi.

"Ah, sial." Gadis berambut hitam itu mendesis kesal karena ternyata ponselnya mati. Ia hendak menghubungi Jennie dengan itu guna meminta maaf.

Lisa ingin mengisi daya ponselnya dari mobil. Namun saat mencari kabel charger ponsel itu, Lisa tak menemukannya. Alhasil dia memilih membiarkannya saja.

HomeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon