55. Hurt

4.3K 695 107
                                    

Pagi itu, Lisa baru hendak menerima suapan bubur dari ibunya ketika ponsel berdering dengan nyaring. Mengurungkan niat untuk melahap sarapan itu, Lisa memilih meraih ponselnya ketika tertera nama Nayeon disana.

"S-Sajangnim." Suara Nayeon tampak bergetar hebat, membuat dahi Lisa mengerut.

"D-Di sini baru saja terjadi penusukan. Go Shinwon menjadi korbannya." Nayeon tampak menangis dari seberang sana.

"Mwo?" Dan Lisa tentunya sangat terkejut.

Sudah lama dia tidak menyambangi Coffee Shopnya. Bukan berita baik, namun kenapa harus berita mengejutkan seperti ini yang Lisa terima? Kepalanya mendadak terasa berdenyut. Bagaimana bisa salah satu pegawainya menjadi korban penusukan?

"Awalnya Shinwon terlibat pertengkaran dengan salah satu pelanggan. Tapi kami tidak menyangka dia membawa senjata tajam di jaketnya dan melukai Shinwon." Penjelasan Nayeon sama sekali tidak membuat Lisa tenang.

Dia harus mengetahui secara rinci permasalahan disana. Entah hal itu terjadi atas sikap Shinwon yang salah, atau memang pelanggannya memiliki temperameltal.

"Keadaannya..." Lisa menelan salivanya susah payah. Sial. Rasa sakit itu kembali datang.

"Bagaimana keadaannya? Apakah ada yang terluka selain dia?" Lisa berusaha melanjutkan kalimatnya.

"Dia sedang menjalani operasi di Seongu Hospital. Selain Shonwon, kami semua aman karena pelanggan lain membantu."

Perasaan bersalah mulai merayapi hati Lisa. Sebagai pemilik tempat bisnis, seharusnya dia selalu ada disana untuk memantau keadaan. Selama ini semuanya aman dengan keberadaannya disana.

"Kalau begitu aku akan kesana." Lisa mematikan sambungan telepon itu, lalu beralih menatap Hyunjin yang sedari tadi diam.

Tatapan ibunya sungguh tidak bersahabat sekarang. Pasti karena mendengar Lisa yang berujar akan ke suatu tempat. Tapi jika mendengar situasi yang terjadi, ibunya pasti mengizinkan.

"Eomma, terjadi penusukan di Coffee Shopku. Aku harus memeriksa---"

"Tidak." Lisa membasahi bibirnya yang pucat mendengar penolakan tegas dari Hyunjin.

Wanita itu jarang sekali menampakkan wajah dingin seperti ini. Lisa hanya baru bisa melihatnya dua kali. Saat ibunya marah karena Lisa tidak menemui Jisoo waktu itu. Serta saat ini.

"Eomma tidak akan mengizinkanmu keluar sekarang." Mendengar kelanjutan kalimat sang ibu, Lisa hendak protes.

"Sekretaris Appa akan memeriksanya kesana. Kau cukup diam disini." Suara Minki yang tak kalah dingin tiba-tiba muncul. Ayahnya pasti mendengar ucapan Lisa tadi. Dan kini, Lisa tidak bisa melawan keduanya.

Meletakkan ponselnya kasar, Lisa menatap kedua orang tuanya. Ini bukan sesuatu yang dibenarkan. Bagaimana bisa, dia yang bertanggung jawab atas tempat itu justru tidak datang untuk memeriksanya?

Namun untuk berdebat, rasanya Lisa tidak memiliki tenaga. Maka ia memilih diam dan memendam rasa khawatir terhadap para pegawainya. Ia akan menemui mereka nanti ketika sudah dalam kondisi yang baik.

..........

Ini hari minggu. Jennie dan Chaeyoung tentu sedang libur. Namun tidak seperti teman-temannya yang lain, kedua orang itu justru memilih menetap di rumah dibandingkan keluar untuk mencari kesenangan.

Setelah sarapan, Chaeyoung pergi ke kamarnya. Dia tampak menyusun beberapa lembar foto yang sudah ia cetak kemarin dan memasukannya ke dalam sebuah buku album.

Semua foto itu berisikan tentang dia dan ketiga saudarinya saat menghabiskan waktu beberapa saat lalu. Dia mengambilnya dari kamera milik Lisa.

Tidak Chaeyoung sangka Lisa bisa mengambil foto sebanyak itu. Seakan balas dendam, foto terbanyak yang Lisa ambil adalah sosok Jisoo. Bahkan Lisa pun mengambilnya dalam bentuk video.

HomeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora