31. Arcade

3.5K 757 170
                                    

Pukul sepuluh malam, Jennie dan Lisa baru saja kembali. Keduanya tampak sangat lelah. Karena Jennie pun membantu Lisa melayani pelanggan yang membludak di cabang Coffee Shop kedua milik bungsu Lee itu.

Di ruang tamu, Jisoo menyambut kedatangan mereka. Dia sengaja tidak tidur terlebih dahulu untuk bicara pada keduanya. Tapi melihat wajah kelelahan mereka, Jisoo menjadi tidak tega.

Jisoo pikir, dia harus melupakan kejadian malam tadi yang membuat suasana hati gadis itu memburuk. Ucapan Sungkyung pun berusaha ia enyahkan dari kepala. Karena tujuannya untuk pulang bukan ingin merasa sakit hati. Tujuannya untuk pulang adalah membuat kenangan sebanyak mungkin bersama keluarganya.

Lagi pula untuk apa Jisoo terus memikirkan ucapan Sungkyung? Tidak ingatkah dia bagaimana ketiga gadis itu menyayanginya ketika Jisoo sedang sekarat kemarin?

Lalu untuk ketiganya yang melupakan Jisoo tadi malam itu wajar. Acara itu ramai, dan mereka seharusnya memang menjamu keluarga yang datang jauh-jauh kemari untuk acara itu. Bahkan seharusnya Jisoo yang meminta maaf karena tidak bisa berada di sana sampai acara selesai.

"Lisa, Aku---"

"Unnie, kami sangat lelah. Kami ke atas dulu." Jennie yang sedari tadi menggenggam tangan Lisa, kini mulai menariknya.

Lisa sendiri merasa tidak enak karena melinggalkan Jisoo yang hendak bicara padanya. Tapi dia juga tidak bisa mengabaikan Jennie.

Hari ini kakak keduanya itu sangat kesal padanya. Jennie dengan baik hati ingin mengantarkan tas miliki Lisa, namun Jennie merasa dikerjai oleh adik bungsunya itu.

Jennie pikir Lisa pergi ke Coffee Shop cabang pertama karena sang ibu pun tidak bicara Lisa pergi ke cabang mana. Sesampainya disana, ternyata Lisa tidak ada.

Jennie segera menghungi Lisa. Namun karena gadis itu terlalu sibuk melayani pelanggan, panggilan Jennie terabaikan.

Karena Coffee Shop cabang ketiga lebih dekat dari sana, Jennie memutuskan untuk pergi. Dan ternyata masalah yang terjadi memang bermula dati cabang itu. Sayangnya Lisa sudah pergi.

Pilihan terakhir, Jennie mendatangi Lisa ke cabang kedua. Benar saja. Disana sangat ramai hingga pelanggan mengatri pada pintu masuk. Namun hal itu tentu tak menyurutkan keinginan Jennie untuk mengomeli Lisa.

Walau sudah membuat telinga Lisa panas karena omelannya, Jennie tetap memilih membantu Lisa karena disana tampak cukup kacau.

Melihat kepergian Lisa dan Jennie dari hadapannya, gadis berambut hitam itu menghela napas. Padahal ia hanya ingin membicarakan rencana untuk pergi ke Sokcho.

Mereka sudah menjanjikan hal itu padanya. Mereka bilang jika Jisoo sudah keluar dari rumah sakit, mereka akan pergi ke Sokcho dan melihat matahari terbit.

Entah kenapa gadis itu sangat ingin pergi kesana dalam waktu dekat ini. Mungkin karena ia sudah cukup lama terjebak dalam rumah sakit kemarin, hingga menbuatnya ingin sekali pergi keluar.

..........

Pukul sembilan pagi pada hari sabtu ini, Lisa keluar dari kamarnya setelah berpakaian rapih. Ia sempat mengikuti sarapan dan kembali ke kamarnya untuk bersiap.

Tapi saat baru membuka pintu, Lisa dikejutkan dengan keberadaan Jisoo. Sejak kapan kakaknya ada disitu? Kenapa ia hanya berdiri saja?

"Sudah lama? Kenapa tidak masuk?" Lisa bertanya sembari menggunakan tas miliknya.

"Kau ingin pergi?" Nada suara itu terdengar kecewa, sayang sekali Lisa tak menyadarinya.

"Hm. Aku ada janji dengan Sungkyung Unnie."

HomeWhere stories live. Discover now