47. Hopeless

4.1K 767 121
                                    

Ruangan itu senyap, penuh akan ketegangan. Entah sudah berapa kali masuk kesini, perasaan takut yang menguasai itu masih saja ada dan semakin kental.

Hyunjin dan Minki hanya bisa saling bergenggaman tangan menunggu seorang Dokter senior dan Sungkyung meneliti layar komputer di depan mereka.

Hingga kemudian keduanya terdiam sejenak, sampai akhirnya layar di hadapan Minki serta Hyunjin menyala. Menampakkan beberapa bagian organ tubuh di sekitar lambung.

"Seperti yang Tuan dan Nyonya ketahui, sel kanker yang ada di tubuh Lisa sudah menyebar ke bagian jaringan yang melapisi dinding perut, serta kelenjar getah bening." Minki mengangguk kaku. Itu memang kenyataan yang harus mereka terima sekitar 5 bulan lalu, dimana kanker Lisa sudah divonis mencapai stadium akhir.

"Sekarang, kanker itu semakin menyebar mencapai sebagian hati dan ginjal sebelah kiri." Genggaman keduanya mengerat saat mendengar itu.

"Dan menurut diagnosaku sejauh ini, Lisa.... Kemungkinan besar tidak bisa bertahan lebih dari enam bulan."

"Profesor Shin!"

Seketika kesenyapan itu tergantikan oleh suara tangis histeris Hyunjin dan pekikan penuh amarah milik Sungkyung.

"Apa kau Tuhan? Kenapa memvonis umur seseorang seperti itu?" Suara Sungkyung bergetar ketika menanyakan hal itu.

Sejujurnya, Sungkyung hanya menutup mata dan telinganya. Dia tak mau mendengar serta melihat kenyataan buruk yang menimpa adik sepupu kesayangannya itu.

Selama ini, ketika mendampingi Dokter Shin tak jarang Sungkyung mendapati Dokter Shin memvonis umur seseorang. Tapi kali ini, dia merasa tak terima jika adik sepupunya harus mendapatkan vonis itu.

"A-Apakah tidak ada jalan lagi?" Suara Minki sungguh sulit untuk keluar. Pikirannya seketika kosong dan tak tahu apa yang harus lelaki itu lakukan.

"Aku sudah menjelaskan sebelumnya. Radioterapi yang Lisa jalani hanya akan membuat kita sedikit mengendalikan sel kankernya. Terlebih dia tidak bisa melakukan kemoterapi."

Benar. Pertama kali putri bungsu mereka melakukan kemoterapi lima tahu lalu, pengobatan itu hanya menghadapkan mereka pada kegagalan. Maka, selama ini Lisa sangat hebat bisa bertahan hanya dengan Radioterapi.

"Profesor, bagaimana dengan pengobatan di luar Korea? Bukankah---"

"Dari pada melakukan hal yang sia-sia dan melelahkan untuknya, bukankah kita lebih baik membebaskannya?" Apakah yang Dokter Shin maksud adalah mereka harus merelakan Lisa?

Orang tua mana yang siap untuk kehilangan buah hati mereka sendiri. Selama ini, mereka terlalu berjuang keras. Namun apakah hasilnya akan tetap sama?

"Dia sudah hebat selama ini. Biarkan dia menentukan apa keinginannya." Dari kalimatnya, Dokter Shin sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Lalu apakah Minki dan Hyunjin juga akan diam saja sembari menunggu ajal sang anak menjemput? Memikirkan hal itu, perasaan Hyunjin terasa sangat panas. Dia tidak mampu berucap apa pun selain menangis di dekapan suaminya.

"Tuan, Nyonya. Aku akan memberitahu kalian sebuah rahasia." Terlebih dahulu, Dokter Shin mengatur napasnya yang mulai tercekat.

Menjadi Dokter yang menemani Lisa selama 5 tahun, bukanlah hal yang mudah untuk dia memvonis kematian anak itu. Mereka sudah sangat dekat, dan Dokter Shin sudah mengetahui sebagian besar hidup Lisa. Mungkin melebihi orang tuanya sendiri.

"Rasa sakit yang Lisa rasakan itu datang setiap hari. Dan kalian tidak akan bisa membayangkan betapa sakitnya itu." Hal ini, sesungguhnya memang hanya Dokter Shin yang tahu. Bahwa setiap hari Lisa tidak bisa terbebas dari rasa sakit di tubuhnya.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang