19. Ungkapan 🌻

1.3K 155 31
                                    


Sebelum membaca, utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu.

A story by
DINDA VIRANI

———

Tak terasa semakin berjalannya waktu, semakin tak menyadari bahwa tiap bulan berganti dengan sendirinya. Tiada henti menenggelamkan segala memori masa lalu untuk beranjak ke masa yang baru. Kemarin, Zhira dan Raffa masih berada di kelas delapan. Tapi sekarang mereka sudah menduduki bangku kelas sembilan. Kedua remaja yang berteman sejak kecil itu semakin mempunyai hubungan yang erat. Rasanya tak pernah sehari pun mereka berpisah dalam kurun waktu 24 jam. Di mana ada Nazhira, di situ ada Raffa. Tipe-tipe friendzone yang sesungguhnya.

Memasuki semester genap, keduanya sibuk mempersiapkan Ujian Nasional yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi. Tak sedikit waktu yang dihabiskan untuk belajar dan mencari buku di perpustakaan. Tampaknya, tahun ini akan menjadi tahun kelulusan paling berkesan untuk lanjut ke sekolah menengah atas.

"Raffa, kayaknya hari ini kita fokus ke Fisika dulu deh," ucap Zhira.

"Oke, aku ikut aja."

"Kamu cari buku referensi materi di arah sana, ya?" tunjuk Zhira ke lorong sebelah Kanan.

"Siap, Ibu Boss!"

"Jangan lupa cari yang edisi 2020 aja, karena tahun 2018 & 2019 bukan lagi kurikulum kita," titah Zhira.

"Iyaaa ... iyaaaa, bawel!" balas Raffa mulai melangkahkan kaki menuju lorong yang dimaksud.

Setelah cukup lama memilah, mereka Akhirnya membawa buku-buku itu ke meja panjang yang memang telah disediakan oleh perpustakaan.

"Sekarang, buka materi tentang Hukum Newton," pinta Zhira memimpin pembelajaran hari ini.

Raffa menurut, mengambil salah satu buku Fisika yang cukup tebal lalu membuka tiap lembar isinya. Dalam keheningan, mereka belajar dengan serius.

"Zhi, coba deh liat soal nomor 12," pinta Raffa di sela-sela pembelajaran.

"Kenapa?" Gadis itu mendekatkan diri ke arah Raffa dan bukunya.

"Ini kan tertulis Massa yang diciptakan Gaya harus seimbang dengan hasil, tapi waktu dicari menggunakan rumus tetap saja hasilnya nggak seimbang. Coba cek deh ini gimana?"

Zhira melirik buku lelaki yang berada di sebelahnya. Kemudian memecahkan masalah tersebut secara rinci. Putri sulung kesayangan Deven ini memang sangat mahir dalam bidang IPA. Lain halnya dengan Raffa yang lebih memokuskan diri di bidang IPS. Mereka mempunyai keahlian khusus di bidangnya masing-masing. Maka dari itu cita-cita Zhira sedari kecil ingin menjadi seorang Dokter spesialis. Sedangkan Raffa walaupun suka berulah dan menyebalkan, cita-citanya ingin menjadi seorang TNI Angkatan Udara mengikuti jejak sang papa.

Saat ini, posisi keduanya sangat dekat sekali hingga membuat orang-orang di sekeliling merasa iri. Mereka tampak serasi. Lelaki tampan yang mempunyai tubuh tinggi dengan gadis cantik mempunyai wajah manis dan pipi chubby.

"Coba aja aku punya pacar cantik kaya gitu ..." ucap salah seorang pengunjung dari kejauhan.

"Beruntung banget sih bisa dapet cowok sekeren dia," sambung perempuan lain yang tengah duduk di pojokan.

"Mereka berdua benar-benar serasi," timpal beberapa pengunjung lainnya.

Setelah mencoba untuk memecahkan soal, pada akhirnya Zhira berhasil mendapatkan jawaban. Sebelah tangannya bergerak dan memukul pelan dahi Raffa menggunakan bolpoin. Karena ternyata, lelaki itulah yang keliru dalam mengerjakan soal yang diberikan. "Dibaca lagi soalnya!"

BAD FATE (End✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang