[Penutup]

1.9K 198 152
                                    

Sebelum membaca, utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu!

---

Pernikahan itu bukan sekadar mengucap janji suci untuk sehidup semati, tetapi juga saling bertumbuh dan menjadi sebaik-baiknya manusia di hadapan anak cucu nanti.

----

A story by
DINDA VIRANI

☔☔☔

Berlin,
beberapa tahun setelahnya.

"Bunaaaaa!!!"

Suara teriakan seorang balita menggema di seluruh ruangan.

"Astagfirullahaladzim, Sayang... Kamu kenapa???" Naura berjalan menghampiri putrinya yang sudah tergeletak di lantai. Tampaknya bayi berusia tiga setengah tahun itu terjatuh dari tempat tidur.

"Atiittt, Bunaaa...." Fayzura menyentuh pelipisnya yang kini memerah akibat benturan lantai.

"Maafin Bunda, yaa, tadi Bunda lagi buatin susu buat kak Atha. Mana yang sakit? Sini Bunda tiupin." Wanita berkerudung tosca itu menggendong Fayzura dan memeluk tubuhnya dengan erat.


Ketika sedang menenangkan Zura, tiba-tiba Fathaya datang sambil menarik-narik kakinya. "Bunaaaa!!! Gendooong...!!"

Naura menengok ke bawah. Dilihatnya putra sulung itu sudah ada di sana dan minta untuk digendong.

"Kakak sebentar, ya. Bunda nenangin Zura dulu."

"Aaaaaaaa!! Atha pengeen digendooong!!!" berontaknya sambil merengek manja. Fathaya memang sudah mulai lancar berbicara. Tidak seperti Fayzura yang masih cadel dan belum bisa mengucapkan beberapa huruf alfabet dalam setiap kata.

"Gantian ya, Sayang, Bunda nggak bisa langsung gendong kalian barengan. Nanti kalau jatuh gimana?" Sebisa mungkin Naura memberi pengertian pada Fathaya. Namun bocah lelaki itu tetap saja belum bisa mengerti.

Beginilah hebohnya jika memiliki anak kembar. Orang tua dituntut untuk sabar dalam menghadapi keinginan buah hati. Harus siap kewalahan di setiap kondisi, harus siap berbagi waktu agar tidak dianggap pilih kasih.

Dulu ... Naura selalu berharap jika rumah tangganya akan selalu tenang seperti cerita-cerita yang ada di luaran sana. Tapi kenyataannya ...

Ia harus berhadapan dengan dua makhluk kecil yang sedang aktif-aktifnya, berurusan dengan dapur dan apa pun yang menyangkut pekerjaan rumah. Semua dilakukan sendirian, karena Daniel sibuk bekerja dan ia tidak menggunakan asisten rumah tangga.

Waktu Daniel menyarankan untuk menggunakan babysitter, Naura menolak dengan tegas. Ia ingin merawat putra-putrinya dengan tangan sendiri, menjadi satu-satunya sosok yang dibutuhkan oleh mereka, walau sebenarnya tidak mudah.

"Atha minum susunya dulu, ya? Habis itu bobo siang. Tadi bunda udah buatin susu untuk Atha."

Naura meraih botol susu yang tadi ia letakkan di atas meja, dan memberikannya kepada Fathaya. Namun rupanya, balita kecil itu semakin meraung tak terima. Fathaya menepis botol susu itu hingga jatuh tertumpah di atas lantai.

"Fatha!"

Astagfirullah... Ya Allah...

Sadar bahwa ia telah membentak putranya, Naura memejamkan mata sambil beristigfar sebanyak mungkin. Meminta perlindungan kepada Allah sebelum emosinya benar-benar meluap.

BAD FATE (End✔)Where stories live. Discover now