48. Masa lalu 🌻

1.2K 161 58
                                    

Sebelum membaca, utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu.

A story by
DINDA VIRANI

———

Sudah kubilang, aku suka liat kamu marah. Aku senang kamu cemburu, aku bahagia liat wajah cantik ini cemberut. Tapi aku nggak pernah suka liat kamu menangis.

————

Pak Iwan menggeram marah ketika sampai di dalam Lapas. Kedua tangannya terkepal kuat dengan urat-urat menonjol di sana. Bagaimana tidak, ketika baru saja sampai ia sama sekali tidak menemukan sosok Naura. Kata para petugas yang bekerja, putri semata wayangnya diajak oleh Daniel pergi ke suatu tempat.

Sedangkan Ferdy — yang sedari tadi mengikuti hanya berjalan santai sambil menyatukan kedua tangan di belakang. Calon menantunya tampak tenang seperti tidak ada beban.

"Putri anda tidak menginginkan saya."

Pak Iwan menggeleng kuat. "Sama sekali tidak benar. Seorang Naura tidak mungkin dengan mudahnya ikut pergi bersama orang lain. Saya sangat yakin si berengsek itu yang memaksanya!!"

"Sudah jelas mereka melarikan diri," jawab Ferdy tersenyum dingin, "kalau memang Anda bermain-main dengan perjodohan ini, sebaiknya jangan diteruskan."

"Tidak, Tidak!!!" tolak Pak Iwan, "Saya janji akan membawa pulang Naura untuk anda." Seakan takut jika Ferdy alan pergi dan mencari perempuan lain di luaran sana.

"Baiklah. Kalau memang benar begitu, mari mempercepat acara tunangannya jadi satu bulan lagi."

Pak Iwan jelas membulatkan mata. Bagaimana bisa ia melakukan semua itu kalau parasit seperti Daniel masih menempel pada putrinya? Ini tidak boleh di biarkan, Daniel harus segera diberi pelajaran!

Lelaki tua itu mengangguk. Waktunya tidak banyak dan ia harus bergerak cepat. Bagaimana pun caranya, Ferdy harus tetap menjadi suami Naura.

***

Satu minggu setelah pesta ulang tahun Nazhira, aktivitas rumah Kaila dan Deven pagi ini berjalan seperti biasanya. Kaila dan Bi Ratih sibuk  membuat pancake di dapur untuk menu sarapan keluarga tercinta.

 Kaila dan Bi Ratih sibuk  membuat pancake di dapur untuk menu sarapan keluarga tercinta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Zhira, Lais ... sarapan dulu, Sayang," panggilnya sembari meletakkan tumis sawi putih dan ikan gurame asam manis di atas meja makan.

"Iya Mommy, sebentar lagi!!!" sahut Lais dari dalam kamar.

"Udah jam setengah tujuh loh, nanti kalian terlambat!"

Kali ini suara lembut Nazhira yang menjawab, "Iya Mommy, iya ..."

Kaila menggelengkan kepala. Selalu saja begitu. Di setiap paginya ia akan terus beradu mulut dengan kedua putra-putrinya yang sudah beranjak remaja.

BAD FATE (End✔)Where stories live. Discover now