66. Tahun berlalu 🌻

1.4K 182 157
                                    

Sebelum membaca, utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu!

——

Awal dari sebuah jarak.

————

A story by
DINDA VIRANI

☔☔☔

Alarm dari jam weker terdengar nyaring di atas nakas tempat tidur. Jarum pendeknya menunjukkan tepat pukul delapan pagi. Udara Malang kali ini serasa dingin menusuk dikarenakan semalam hujan lebat tak berkesudahan. Zhira membuka kedua matanya perlahan, mematikan jam tersebut lalu duduk sebentar di atas tempat tidur. Sebisa mungkin mengumpulkan energi sebelum benar-benar bangkit dari ranjang empuknya.

Ini sudah memasuki tahun baru. Dan sebentar lagi gadis itu akan lulus dari SMA. Wajar jika ia bangun sedikit lebih siang dari biasanya karena ini adalah hari minggu. Sedangkan hari senin sampai sabtu, dirinya selalu disibukkan dengan les dan tugas sekolah yang sangat memusingkan. Usahanya untuk melanjutkan bangku kuliah kini tengah dipersiapkan. Segala jenis informasi seputar Fakultas Kedokteran dikumpul menjadi satu sebagai media pembelajaran. Zhira tengah fokus di tahap ini, tujuannya agar bisa masuk ke salah satu universitas terbaik dengan jurusan yang memang sudah lama ia impikan.

Kini, tangan kanan gadis itu bergerak mencari benda elektronik tipis yang setahun terakhir menjadi teman dekatnya. Benda mungil yang selalu siap sedia menghubungkannya dengan seseorang yang ia sayangi. Benda canggih berbentuk persegi panjang yang selalu dapat mengobati rasa rindunya pada laki-laki yang tengah berada jauh di sana.

Siapa lagi kalau bukan, Raffa.

Menjalani 'long distance relationship' sama sekali tidak mudah. Hampir setiap hari kedua manusia itu menghabiskan waktu bersama dari umur yang tergolong sangat belia hingga duduk dibangku SMA. Tapi sekarang, mereka tepaksa harus membentang jarak dengan kerinduan yang tak bertepi.

Pernah terlintas dalam pikirannya untuk pergi menemui Raffa dan menuntaskan rasa rindu ini. Namun sayang, Amerika bukanlah Negara yang dekat untuk bisa ia kunjungi. Dan Deven sudah pasti tidak akan mengizinkan jika ia pergi ke sana seorang diri.

Berapa bulan yang lalu, Zhira pernah mencoba berbicara pada sang daddy. Waktu itu ia ingin meminta izin untuk melanjutkan kuliah di luar negeri. Padahal tidak jauh, hanya negara Eropa dan lelaki itu sudah bersikeras melarangnya.

Kadang Zhira tidak habis pikir, kenapa daddy bisa berubah seberlebihan itu padanya. Ia mengerti kekhawatiran daddy akan kejadian dua tahun lalu. Tapi Nazhira tidak lagi memikirkan tentang hal itu. Bahkan rasa traumanya sudah hampir menghilang seiring berjalannya waktu. Jika saja ia diperbolehkan kuliah dan mengambil jurusan Kedokteran di negara mana pun, Zhira akan memilih Jerman sebagai tempat paling aman. Karena di sana ada Om Daniel yang akan menjaganya.

Berbicara tentang Daniel, lelaki itu resmi pindah ke Berlin untuk kembali menata hidupnya. Memutuskan untuk tinggal di tempat yang sebelumnya pernah memberikan rasa nyaman. Kalau boleh jujur, sebenarnya Zhira tak pernah membenci Om Daniel. Hanya saja waktu itu ia tak bisa menerima kalau sosok yang sangat ia sayangi telah merenggut harta paling berharga dalam tubuhnya.

Teringat jelas ketika Daniel izin pamit untuk terakhir kali. Raut wajahnya sangat merasa bersalah atas semua yang telah terjadi. Sejak saat itu pula, Zhira mencoba berlapang dada. Memaafkan segala kesalahan Om Daniel dan memutuskan untuk berdamai dengan masa lalu.

BAD FATE (End✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang