53. Awal Derita 🌻

1.4K 153 238
                                    

⚠HIMBAUAN⚠

Perlu mental yang cukup untuk membaca part ini. Jika dirasa tidak kuat dimohon untuk tidak membacanya! Jangan sampai air mata kalian berderai sia-sia.

Seperti biasa,
Utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu.

---

Jika dunia dijadikan kebahagiaan, maka dunia pula yang akan menghancurkan.

----

A story by
DINDA VIRANI

☔☔☔

Deven mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Membelah jalanan kota Malang di tengah malam. Berita penusukan Raffa dan penculikan Daniel-Nazhira sudah sampai ke telinga keluarga Wijaya. Dengan kecemasan yang kalut, ia bergegas meninggalkan rumah untuk mencari keberadaan kakak ipar beserta putrinya. Sedangkan Kaila dan Lais—setelah sempat menangis terisak di pelukannya—mereka berdua pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi Raffa.

Nazhira kamu di mana, Nak?

Deven bicara seorang diri. Begitu khawatir memikirkan kondisi putrinya saat ini. mobil yang ia kemudikan menyelip beberapa pengendara lain yang ada di depannya. Salah perhitungan sedikit saja akan membahayakan nyawa mereka termasuk dirinya sendiri. Namun Lelaki itu sama sekali tak gentar, Bagaimanapun caranya, dia harus segera menemukan Nazhira dan Daniel malam ini juga.

***

"Gimana keadaan Raffa??" tanya Kaila dengan wajah panik. Setelah Deven meninggalkan mereka berdua di rumah, ia dan putranya langsung menuju rumah sakit.

"Raffa belum sadarkan diri, Kai. Tadi baru selesai di operasi oleh dokter. Luka tusuknya lumayan dalam dan terkena bagian lambung," sahut Liana dengan isak tangis tanpa henti.

Seketika Kaila membekap mulutnya. Jika Raffa saja ditusuk menggunakan pisau, apa kabar Kak Daniel dan Nazhira sekarang?

Ya Tuhan, selamatkan kakak dan putriku ...

"Zhira bagaimana?? Sudah mendapat kabar tentang keberadaan mereka?" Wanita itu menggeleng kemudian terduduk lemah memikirkan kondisi putrinya.

"Mommy ... jangan nangis. Daddy pasti berhasil menemukan Kakak." Lais yang sedari tadi berdiri disebelahnya berusaha menenangkan. Padahal ia sendiri juga terisak dengan air yang menggenang di pelupuk matanya.

***

Di sebuah tempat asing yang jauh dari keramaian, Daniel membuka mata. Kepalanya terasa pusing luar biasa akibat pukulan yang tadi sempat ia terima. Tatapannya kabur, namun sebisa mungkin berusaha kuat agar dapat kembali ke alam sadar.

Kondisi lelaki itu begitu menyedihkan. Kedua tangan terikat di badan kursi, mulutnya di tutup menggunakan selotip tebal, dan parahnya lagi telapak kakinya tidak menggunakan alas sama sekali.

Kini pandangannya menangkap sebuah ruangan mirip gubuk usang yang telah lama tidak dipakai. Langit-langitnya di penuhi sarang laba-laba dengan ukuran besar. Di sebelah kiri dan kanan hanya ada botol bekas minuman keras dengan kulit kacang yang berserakan di mana-mana.

BAD FATE (End✔)Where stories live. Discover now