34. Memilihmu 🌻

1.1K 167 59
                                    

Sebelum membaca, utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu.

A story by
DINDA VIRANI

---

Keinginan untuk memiliki semakin menggebu, namun hati ini tetap saja meragu.~

----

Deven memutar arah kemudi dengan kecepatan sedang. Setelah bersusah payah dalam jangka waktu lumayan lama, pada akhirnya ia berhasil menjemput Daniel dan membawanya pergi. Lelaki itu tertangkap basah saat sedang berdiam diri di tempat kerjanya.

"Loh, kamu mau ke mana? Katanya mau ke rumah Mami?" tanya Daniel ketika melihat Deven berbelok ke arah yang berbeda.

"Kita harus menyelesaikan semuanya, Kak,"

"Menyelesaikan semuanya?"

Deven mengangguk. Membiarkan Daniel kebingungan dengan arah yang kini mereka tuju.

Namun, ketika di pertengahan jalan, kedua alis Daniel semakin bertaut. Ia hafal sekali dengan lokasi ini. Mereka bahkan baru saja melewati palang hijau bertuliskan arah menuju Lapas. Detik kemudian ia menoleh ke arah Deven, lelaki itu hanya tersenyum untuk menjawab kegelisahannya.

"Jangan bilang kamu mau mengajakku ke Lapas!"

" ... "

"Deven!"

" ... "

"Putar balik sekarang!"

Untuk ke sekian kali, Deven semakin tak peduli. Ia bahkan mempercepat pedal gas agar bisa sampai ke tempat tujuan.

"Aku bilang Putar balik!" perintah Daniel.

"Jangan jadi pengecut, Kak. Sampai kapan mau menghindar?!!" Ucapan dari mulut Deven terdengar mencengkram menembus hatinya.

"Mau apa ke sana, Dev? Aku sudah ditolak mentah-mentah!"

"Apa salahnya mencoba lagi?"

"Ini sudah yang kesekian kalinya!"

"Apa cuma sebatas itu usaha Kakak?" tanya Deven dengan wajah menantang.

"Bukan itu masalahnya! Aku nggak mau dia merasa risih dan berpikir kalau aku pemaksa!"

"Aku bisa jamin dia nggak akan berpikiran kayak gitu, Kak. Percaya sama aku."

Daniel tak lagi membalas. Hatinya semakin gelisah. Ia belum siap ditolak kembali oleh Naura. Tapi biarlah, mungkin hari ini akan menjadi hari perpisahan mereka jika hal itu benar-benar terjadi.

Beberapa saat kemudian, mobil yang dikendarai Deven berbelok ke gerbang utama dan berhenti tepat di depan pintu masuk Lapas.

"Bicarakan masalah kalian, aku tunggu di sini sampai selesai," ucap Deven sembari menoleh ke arah Daniel, namun lelaki itu malah menatapnya dengan raut tak suka.

"Ini yang terakhir!" Daniel membuka pintu mobil lalu keluar meninggalkan Deven sendirian.

"Semoga berhasil."

BAD FATE (End✔)Where stories live. Discover now