24. Lalai 🌻

1.3K 174 66
                                    

Sebelum membaca, utamakan ibadah dan kewajiban terlebih dahulu.

A story by
DINDA VIRANI

———

Hari mulai gelap. Ribuan bintang menampakkan sinarnya di malam ini. Membawa angin yang berembus syahdu, namun tak membuat tubuh menjadi beku.

"Zhira ke mana ya, Bi?" tanya Kaila saat Bi Ratih menyiapkan hidangan makan malam di atas meja.

"Masih di kamar, Non. Dari tadi Bibi ketuk pintunya ndak ada suara. Neng Zhira juga belum makan dari pulang sekolah," jelasnya.

"Ya sudah nggak apa-apa, Bi. Mungkin dia masih tidur karena kecapekan," ucap Kaila berjalan menghampiri Lais untuk mengajaknya makan malam bersama.

Keesokan hari, Kaila mulai khawatir. Hatinya merasa resah dan tidak tenang. Sejak Zhira menemuinya di kamar waktu lalu, gadis itu belum juga terlihat hingga saat ini. Perasaan cemas kian menyapa. Apalagi mengetahui kalau Zhira belum keluar kamar membuat Kaila semakin merasa bersalah.

"Zhira?" panggil Kaila dari balik pintu.

"Nazhira," ulangnya namun tidak ada balasan.

"Zhira, buka pintunya, nak!" teriak Kaila mulai ketakutan. Kamar itu seperti tak berpenghuni sama sekali.

"Bi, tolong ambilkan kunci cadangan!"

"Baik, Non." Wanita paruh baya itu bergerak cepat menuruti permintaan sang majikan. Tak lama ia kembali datang membawa kunci kamar milik Nazhira.

Dengan raut wajah cemas Kaila membuka pintu tersebut. Kedua matanya membulat sempurna saat mendapati wajah pucat putrinya di atas tempat tidur.

"Zhiraaa!!" teriaknya panik.

"Sayang, kamu kenapa??!!" Disentuhnya kening Nazhira, panas. Bibirnya gemetar seperti orang kedinginan. Baju yang ia gunakan juga basah kuyup oleh keringat.

"Bi ... tolong siapkan air hangat dan handuk kecil, Bi. Zhira Demam!" Bi Ratih mengangguk patuh lalu berjalan keluar kamar untuk menyiapkan semua peralatan tersebut.

"Mommy ...," panggil Zhira lirih, "Maaf ...."

Kaila menggeleng. "Enggak, Sayang, jangan dibahas lagi, ya. Mommy udah maafin Zhira," balasnya dengan isakan yang mulai terdengar.

***

Deven baru saja pulang dari bandara. Ia Melangkahkan kaki dan masuk ke dalam rumah. Kedua netranya tak sengaja menangkap sosok Kaila yang berjalan tergesa menuruni anak tangga.

"Ada apa, Sayang?" Deven mengerutkan dahi. Dilihatnya Kaila menangis sesegukan.

"Mas, Zhira sakit ...," isaknya.

"Sakit? Sejak kapan?" Lelaki itu meletakkan paper bag di kursi ruang tamu dan kembali berfokus pada istrinya.

"Aku nggak tahu." Kaila menggeleng cepat. "Sepertinya udah dari semalam, Mas. Badannya panas banget."

"Sudah hubungi Dokter?"

"Belum ... aku panik, Mas. Padahal udah dikasih obat penurun panas, udah dikompresin juga. Tapi suhunya masih tetap tinggi!" Mendengar ucapan Kaila, Deven langsung berjalan cepat menuju kamar Nazhira.

BAD FATE (End✔)Место, где живут истории. Откройте их для себя