08. Dragon

1.9K 276 17
                                    


⚯͛

Pertandingan Sang juara dan Naga akan dimulai satu jam lagi. Di hari libur dengan udara lembab berkabut, para anak-anak memakai sarung tangan dan syal. Keadaan cukup tegang di lorong-lorong, ia mendengar 'semangat, semoga berhasil, aku tahu kau bisa,' kepada Fleur Delacour dan Viktor Krum.

Harry sudah dapat dukungan itu dari Caroline, Hermione, Ginny, dan Angelina——mereka berulang kali membangkitkan semangat pejuang laki-laki itu. Di setiap kelas raut wajahnya galau, tapi di suatu hari ketika Mentornya, Profesor Moody, memanggil ke ruangan; Harry tampak selalu mengatur-atur strategi dalam diam.

Mereka semua tak tahu apa yang Harry dan Profesor Moody pikirkan. Itu akan ditunjukkan hari ini.

Caroline sudah bersiap, dengan syal hijau-abu-abu. Ia berjalan sendirian di koridor sesekali bertegur sapa dengan anak Durmstrang yang sedang berolahraga di taman sekolah. Belum sampai kakinya sampai di aula untuk sarapan, di pertengahan jalan ia bertemu Peeves.

'lihat, lihat, aku bertemu siapa
si anak mugglebornnn~~~
dia, tak, cocok, berada disini
apalagi Slytherin~~~
tapi sepertinya ia tidak bisa marah~~~
oh, Salazar, bangkit sebentar tuk melihat anak ini~~~
anak Slytherin si anak muggleborn~~~~'

Ingin rasanya ia menyihir mulutnya itu agar menghilang, tapi tetap saja percuma, poltergeist mustahil bisa disihir. Nada nyanyiannya tidak beraturan. Caroline sudah malas meladeninya, Mungkin Peeves membutuhkan sedikit hiburan.

"Terimakasih atas lagunya, Peeves. Bagus sekali, nilai dariku 9,5 dari 10." Peeves melayang di sekitar Caroline, matanya berbinar. "Akan lebih bagus kalau kau tutup sebentar mulutmu, lalu kau menyemangati Harry hari ini, Karena dia akan menghadapi naga beberapa jam lagi."

"Benarkah? Bilang padanya kalau ia tidak selamat, aku akan menjadi teman dia selamanya di Hogwarts. Dia akan jadi hantu tertampan melebihi Pak Baron! Selamat tinggal, Lysander." katanya, berbalik ke arah kamar mandi, sepertinya Peeves akan memberitahu berita ini pada Mrytle Merana.

"Dasar pembawa ribut." gumam Caroline.

Pembelajaran hari ini libur, jadi Caroline tidak membawa apapun di tangannya seperti buku-buku tebal dan pena bulu. Dari kejauhan, ia dapat melihat beberapa murid bergerombol dengan tubuh sedikit lebih pendek dari Caroline, mungkin murid tahun kedua atau ketiga.

Mereka terlihat sedikit berdebat yang tak dapat Caroline dengar karena jaraknya yang masih terlalu jauh, masing-masing dari mereka membawa sebuah kertas kecil.

Saat Caroline sudah mendekati pintu Aula besar dan berjarak dekat dengan mereka, salah satu dari murid tersebut memberi sebuah kertas yang sedari tadi dia pegang,

"Kau Lysander, bukan?" dia memakai seragam dengan dasi Gryffindor, dan yang lainnya dua dari Hufflepuff dan dua lagi dari Ravenclaw.

"Iya, ada apa?"

"Eh, Aku- aku," dia berhenti berbicara karena temannya menyenggolnya seakan memperingati untuk berbicara yang benar.

"Baiklah, Kami mau memberi ini-" murid berdasi Gryffindor menyodorkan kertasnya begitupula teman-temannya.

"Untuk siapa?" Caroline menaikkan alisnya. Sekarang ia sudah memegang 5 kertas, lebih tepatnya surat.

"Untuk Draco Malfoy, aku harap kau memberikan padanya bukan pada temannya." ucap murid berdasi Hufflepuff. "Karena mereka akan mencabik-cabik surat ini seperti ular!"

Aku juga ular, Caroline membatin.

Senyum kecil muncul dari wajah salah satu dari mereka yang berdasi biru. "Dan aku berharap suratku yang akan dibaca Malfoy."

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now