19. Ear and Fear

1.6K 223 5
                                    

Revisi: 18 Juni 23

⚯͛

Caroline memasukkan koper besar miliknya ke dalam kompartemen khusus tempat penyimpanan koper, lalu berjalan menyusuri lorong kereta Hogwarts. Kepalanya menyembul memeriksa satu kompartemen yang ternyata dugaannya benar yang berisikan Hermione yang sedang membuka tas, Harry, dan Ron yang memakan Cokelat kodok.

"Caroline, kau lama sekali."

"Antri. Banyak murid juga, Ron." kata Caroline membela dirinya.

Baru kaki kanannya melangkah untuk masuk ke dalam, seseorang memanggil namanya dari lorong. Membuatnya menoleh.

"Caroline!" dia berjalan mendekat.

"Blaise. Hai, bertemu lagi denganku." Caroline memberi senyum tipis.

"Bisa ke tempatku sebentar? hanya sebentar aku janji."

"Hei, Zabini. Memangnya kau mau apa?" agaknya Ron terlihat mendelik dan bertanya-tanya sejak kapan mereka berdua akrab berbicara.

"Masalah Slytherin, Weasley." balas Blaise sama tajamnya.

Caroline sedikit kebingungan lalu mengatakan ia akan kembali lagi dalam beberapa menit.

"Okay." sekarang Blaise memimpin didepan karena lorongnya hanya muat untuk satu orang. "Memangnya ada apa?" ia bertanya.

"Draco. Dia ingin bicara denganmu."

"Apa! tidak-tidak aku tidak mau bertemu dengannya-"

Blaise menghela napas, berbisik padanya, "Aku tahu kalian berdua dekat."

Caroline memandangnya dengan tatapan yang sulit laki-laki itu artikan. Ia mengintip sedikit saat Blaise membuka pintu untuknya.

"Bersenang-senanglah, Draco." Blaise menyeringai, menutup pintu kompartemen tepat setelah Caroline masuk.

"Apa-apaan, Blaise. Hei,"
ia sedikit menggedor kacanya. Mau tidak mau ia langsung duduk menghindari tatapan aneh Draco. "Jadi," Caroline bertanya, tangannya terlipat dengan duduknya tak nyaman.

"Bagaimana liburanmu, Lysander?"

"Cukup menyenangkan." Caroline menjawab seperti itu karena liburan tahun ini tidak ada lagi Reina yang kejam-menurutnya-sekarang Caroline mulai berdamai dengannya.

"Bagaimana denganmu?" Ia balik bertanya. Mengikuti alur pembicaraan sebelum mereka beradu mulut.

"Baik, dan membosankan."

"Lalu?" ia menaikkan alis masih tak tahu maksud pria ini memanggilnya. "Ada yang ingin kau bicarakan, Malfoy?"

"Ini," Draco menyodorkan benda.

Napasnya tertahan dan langsung mengambilnya. "The hell, ini buku-ku!" ia memperhatikan, dapat dilihat bahwa buku novel itu masih bagus tak rusak sedikitpun.

"Darimana kau menemukannya?" Caroline mulai membuka dengan gusar dan berhasil menemukan foto yang waktu itu ia cari.

Tak tahu apa yang ada di pikiran Caroline Lysander saat ini, ia memeluk Draco. Tanpa sadar.

"Thank you," masih pada posisi yang sama.

"Dasar pelupa," ucap Draco. Sedari Caroline memeluknya, Draco bahkan menahan napas.
"Apakah spontan mu selalu memeluk orang?" suara itu terdengar jelas di telinga Caroline.

Tiba-tiba pipinya memanas diantara wajahnya yang berada di bahu Draco. "Eh, maaf, aku tak sengaja." Caroline memundurkan badannya dengan kaku, kembali duduk di kursi depan Draco.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now