49. Peace

714 95 6
                                    

"Ted," gumam Andromeda pelan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ted," gumam Andromeda pelan.

Meja makan menjadi sunyi.

"Ini lah kenapa aku terlambat pulang ke rumah. Hogwarts kacau sekali, ada serangan Pelahap Maut. Mungkin itulah yang menyebabkan tewasnya Dumbledore. Aku belum dapat informasi yang pasti." kata Ted dengan helaan nafas di setiap katanya.

"Mengapa kau berada disana, Ted?" Andromeda bertanya serius.

Ted menatap istrinya tanpa berkedip. "Aku berada di Hogsmeade. Menemui Nymphadora disana saat sore. Tapi kemudian, seseorang membuat asap tengkorak di awan. Tanda Pelahap Maut."

Itulah yang dimaksudkan Nott bahwa Draco mempunyai misi juga. Caroline tidak tahu harus bereaksi seperti apa kecuali diam. Mendengar Ted menjelaskan lebih banyak detail.

"Dia terjatuh ...dari Menara Astronomi. Setelah aku memasuki Hogwarts dan menemui Orde--" Ted berhenti tiba-tiba.

Andromeda mendesaknya lagi, "Ayolah, siapa Pelahap Maut yang membunuh Dumbledore, Ted? katakan,"

Caroline bisa mendengar nafasnya sendiri karena ketegangan.

"Severus Snape. Dan sebelumnya Draco Malfoy, keponakanmu." kata Ted pada akhirnya. Dia langsung bangun dari kursi dan memeluk istrinya. "I'm sorry, 'Dromeda. Aku tidak bermaksud membuatmu sedih."

Andromeda tidak menangis. Juga Caroline. Mereka hanya diam mencerna pemikiran masing-masing.

Lalu Mrs. Tonks bergumam,
"Kenapa mereka? Severus ... Draco ..."

Rahang Ted bergerak dan bahunya tegak kembali. Dia berkata dengan pelan. "Snape adalah agen ganda. Aku berasumsi dia harus mengambil keputusan saat berada diantara Pelahap Maut. Dumbledore mempercayainya,"

"Tidak dengan membunuh, Ted." gumam Andromeda. Kemudian menoleh pada Caroline. "Apa kau sudah tahu tentang--Draco?"

Ia mengangguk cepat, sambil menyesuaikan raut wajahnya. "Ya, aku sudah tahu. Dia terpaksa menjadi Pelahap Maut, tetapi aku tidak membencinya."

"Apa--Draco sungguh membunuh--Kepala sekolah?" tanya Caroline pada Ted.

"Severus yang melakukannya. Harry Potter menjadi saksi bisu di Menara." kata Ted.

Caroline merapihkan alat makannya dan berdiri, "Aku sudah selesai." Ia lalu keluar rumah.

Ia ingin duduk di pasir pantai. Lalu memikirkan bagaimana cara kembali ke Wiltshire dengan aman. Angin pagi sangat menyejukkan. Disini tenang. Jauh dari kekacauan, atau mungkin belum. Semoga saja Voldemort tidak berkuasa ke seluruh eropa.

Ia jadi merindukan ayahnya, Leo. Pertengkaran hebat saat Natal rasanya baru kemarin. Ayah sering mengirim surat lewat Burung hantu setelah itu. Caroline akan ke Wiltshire lagi menemui orangtuanya. Sebelum keadaan semakin kacau oleh Voldemort.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now