70. "I love you more."

706 79 27
                                    

Siapkan popcorn beserta paketnya.

*



"Dengar aku sekali saja!" Draco meninju tembok disamping wajah Caroline. "Ini perang. Kau, aku, siapapun bisa mati! Ayo pergi bersamaku, Caroline."

"Aku tahu kau tidak bisa pergi! karena Narcissa tetap di Inggris menemani ayahmu. Atau kalian semua akan dibunuh! Biarkan aku melakukan hal yang benar--setelah ini kau bisa menyuruh apapun dan aku tidak akan mengelaknya, please--"

"Berhenti memohon!"

"I'm sorry, Draco, i'm so sorry--" Caroline membuka paksa lemari sapu dan bergegas pergi.

Lorong ini sepi tetapi buku-buku perpustakaan berhamburan. Berbalik, Caroline menemukan Draco sedang mengecup tiga jarinya dan membalikkan hasilnya, itu kecupan jarak jauh mereka.

"Au revoir, Draco." ia bergumam.

Draco menatapnya nanar dan mereka bersamaan ber-dissapparate. Ia ke Aula Besar untuk konfirmasi pada Kingsley, tidak dapat menemukan Harry.

Lantai dasar kacau parah.
Lebih banyak lagi yang sedang bertempur di mana-mana, di tangga dan di Pintu Masuk, Death Eater menyebar keseluruhnya dengan pakaian hitam bagai bayangan; Yaxley bertarung dengan Flitwick, seorang Death Eater bertopeng berduel dengan Kingsley tepat di sisi mereka. Siswa-siswa berlarian ke segala arah, beberapa membawa atau menyeret teman yang luka.

Harry di kejauhan mengarahkan Mantra Pembius pada Death Eater bertopeng, luput tapi nyaris kena Neville, yang muncul entah dari mana dan melepas setumpuk Venomous Tentacula. Hermione dan Ron sedang menangani sekawanan laba-laba yang menghalangi jalan.

"Harry! Harry!" Ia berseru dan berlari, menembus badai pertarungan dengan mantra cepat penghilangnya supaya menjadi transparan. "Everte Statum! Flipendo!" serunya pada penyerang Harry. Dia praktis terlempar ke udara.

"Caroline, jika aku mati sekarang, lindungi kemanapun Harry pergi!" seru Ron. Dia selalu tahu Caroline ahli mantra dilussionment.

"Hei, aku bisa melawan sendiri!" Harry masih sempat menjawab, belum sadar juga kehadiran Caroline yang mengikuti mereka. Mereka bertiga memanjat reruntuhan, ia mengikuti. "Stufepy! Impedimenta!" seru Harry.

"Dementor datang!" Hermione mengingatkan mereka yang tidak memelankan laju di lapangan itu. Harry berani menerobos peringatan Hermione, dia lanjut berlari.

"Protego, Fianto duri," ia mengarahkannya untuk Harry.

Ratusan dementor berdatangan dari hutan. Udara disekitarnya membeku.

"HARRY, AYO!" pekik Hermione.
Seratus Dementor mendekat, meluncur menuju mereka, menghisap jalan keputusasaan Harry, seperti janji untuk berpesta ...

Anjing terrier perak milik Ron meluncur ke udara, berkelip lemah dan berlalu: ia melihat berang-berang kepunyaan Hermione berputar di udara dan menghilang, dan tongkatnya sendiri bergetar di tangannya, sinar elang muncul disana. Lalu seekor kelinci perak, seekor babi hutan, dan seekor rubah melayang melampaui kepala Caroline, Harry, Ron, dan Hermione: Dementor-dementor itu mundur sebelum makhluk-makhluk itu mendekat.

Abeforth melakukan patronus dengan nonverbal dan berhasil mengusir seluruh Dementor. Gelombang sihirnya menyapu wajah membuatnya pusing.

Kilatan merah mengenai belakang leher Caroline, ia menjerit, rasa terbakar disana seperti kulitnya meletup-letup. "Finite," ia membalik kutukan itu sambil berlari menyusul Hermione di depan. Lehernya kaku.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now