72. Fresh Air

466 72 8
                                    

September 1998

Narcissa menunggu kedatangan putranya di ruang tunggu dekat resepsionis bersama Andromeda. Hubungan keduanya mulai membaik setelah perang bulan Mei berakhir. Hal paling tidak diinginkan mereka adalah mengunjungi makam Bella yang jasadnya tak pernah ada di Pemakaman keluarga Black, dan itu terjadi lusa yang lalu.

"Draco cukup sering ke Prancis menemuimu," kata Narcissa membuka percakapan, tetapi tidak saling menoleh.

"Benar. Kebanyakan karena, ..." sang kakak memutuskan perkataannya sendiri, memilih arah yang lain. "Menurutmu, lebih baik tinggal di Swiss, kan, daripada Wiltshire yang suram?"

"Ya, kuakui. Pertanyaanku belum terjawab, sis."

"Aku terlalu cemas itu saja. Well, Biasanya, karena hubungan remaja dengan seorang perempuan yang pastinya kau tahu lebih banyak daripada aku."

Mereka tetap tidak saling memandang, malah lebih memperhatikan lalu lalang orang-orang Kementerian Inggris.

"Lysander, ya, benarkah?" tanya Narcissa, yang membuat kakaknya berdeham pelan.

"Dia tidak seperti yang kau pikirkan, Narcissa." 'Dromeda mengingatkan. Sudah lama sekali tak bertemu, tetap saja mereka saling tahu isi pikiran masing-masing. "Dia membuat putramu menjadi-berbeda, dalam hal yang positif."

Narcissa sudah cukup berpikir kemungkinan terburuk sejak lama. Saat anaknya itu selalu mengirimkan surat tentang seorang perempuan sebelum bergabung pada Pelahap Maut, entah siapa, yang pasti bukan Putri Parkinson atau Greengrass. Itu membuatnya waspada jika Draco tidak meneruskan darah murni. Lalu ... gadis berambut hitam datang menjadi tahanan Manor ... mengenakan kalung pemberian Draco.

"Tak ada bedanya." Narcissa akhirnya menjawab.

"Kau hanya tidak ingin itu terjadi, Narcissa. Tetapi sayangnya itu terjadi."

"Dia bahkan tidak memberitahuku tentang memalsukan kematian seorang perempuan."

"Namanya Lysander. Dan iya, karena Draco berpikir dia tidak ingin ibunya menderita lebih banyak, kau harus menyimpan rahasia,"

"Jangan berasumsi." Narcissa sekarang menoleh, yang membuat kakaknya melakukan hal yang sama. "Draco kehilangan kontrol diri hingga dia beraninya mempertaruhkan keselamatan dirinya sendiri. Kau tahu apa yang akan Dark Lord perbuat pada seseorang yang berkhianat?"

"Tapi kau membantu Lysander kabur. Kalian tak ada bedanya, menurutku-"

"Itu perkara yang mudah dan itu demi putraku."

"Selamat pagi, Ma'am." ada yang mengakhiri perdebatan dingin itu dengan membawa pria berambut pirang.

Narcissa seketika berdiri dan mengambil anaknya dari pegangan kedua petugas Azkaban.

"Hi, mom." sapa Draco pelan. "Nice to meet you, bibi."

"Anda sekalian tahu peraturan yang harus ditepati, para Malfoy. Petugas dari kami akan mengirimkan surat perihal penempatan kerja Draco Malfoy."

"Apa termasuk tanda tangan?" tanya Narcissa sinis.

"Oh, tentu tidak. Anakmu lebih dulu melaksanakannya sebelum keluar penjara pagi ini, atas perintah Inspektur Azkaban." kata petugas Kementerian satunya, yang kali ini tersenyum ramah.

"Baiklah." Narcissa meninggikan sedikit oktaf suaranya. "Ayo, Draco."

Mereka bertiga pergi menuju perapian yang berjajar.

Tapi Andromeda tentu tahu Cissa tidak ingin lama-lama bersamanya, mungkin dia dan Draco segera kembali ke Manor.

"Sebelum kau menyuruhku pergi, Adikku, aku ingin bicara sekejap dengan Draco, apa itu tak masalah?"

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now