45. Dirty Rose

922 91 2
                                    

Hermione menjenguk Ron pagi-pagi sekali sebelum masuk kelas. Kehadiran Harry membuatnya tidak bisa diam tutup mulut, ia akhirnya menceritakan kejadian patrolinya dengan Malfoy semalam.

Harry duduk di bangsal yang kosong. "Apa tadi malam adalah malam terburukmu tahun ini? Patroli dengan Malfoy,"

"Tentu saja. Tongkatku selalu ada di tangan dan dia untungnya lebih banyak diam. Ah, aku kelupaan soal Caroline!" Hermione berseru tiba-tiba.

Ron terbangun dari tidurnya. Dia menggeser bahu untuk melihat Hermione. Kesehatannya sudah kembali dan mungkin dia akan dibebaskan dari ranjang itu hari ini.

"Ada apa dengannya?" bisik Ron.

Hermione agak terkejut dengan Ron yang bangun tidur. "Dia--aku kasihan dengannya. Aku mengecek ke kamar mandi lantai satu karena aku mendengar teriakan. Caroline dianiaya oleh Rowle."

Rahang Ron terjatuh dan Harry menahan nafas.

Harry buru-buru bertanya, bibirnya bergetar. "Kenapa dia melakukannya? Dimana Caroline sekarang?"

"Caroline baik-baik saja. Rowle hanya takut Caroline akan merebut sahabatnya darinya. Aku tidak begitu paham dengan jelas, Caroline menceritakannya sangat pelan sepanjang jalan aku mengantarnya."

"Hanya masalah seperti itu dan dia menganiaya Caroline? Aku bertaruh Caroline bahkan tidak mengenal sahabat si Rowle itu!" seru Ron. Kepalanya sampai terangkat dari bantalnya.

"Ron, kau baru sembuh." Hermione mengingatkan.

Ron hanya menghela. Matanya berpaling menuju Harry.

"Kita akan menemuinya nanti, Harry. Hermione, tolong bilang pada Madam Pomfrey aku sudah tidak apa-apa, jadi aku bisa keluar dari sini sekarang."

"Lebih cepat lebih baik. Aku pun akan ke ruangan Dumbledore sekarang." Harry memberitahu.

Dia tersenyum kecut pada keduanya. Bahu laki-laki itu terlihat turun. Harry tampaknya lelah memikirkan semua tanggung jawab disekitarnya. Usaha mendekati Slughorn, tugas-tugas sekolah, dan sekarang masalah Caroline.


***

"Seperti Caroline tahu saja si Joule itu. Dia itu siapa, sih?" Ron masih bersungut-sungut saat mereka menuruni tangga menuju Pondok.

"Kau ini berisik sekali, Ronald,"

"Bagaimana aku bisa tenang, Hermione. Tingkah Malfoy menambah bukti kalau dia semakin aneh!"

Percakapan ketiganya menjalar pada perilaku Malfoy yang menurut mereka--mencurigakan.

Sore hari mereka pergi berkunjung ke pondok Hagrid. Meskipun si pemilik rumah meninggalkan mereka yang sibuk berbincang, hanya sempat menaruh biskuit di meja lalu pamit beralasan pergi ke Hutan Terlarang.

"Dia bisa saja menambah buruk keadaan jika ada kesempatan atau bahkan pergi dari sana. Tapi dia... Dia tetap tinggal disana memegang pintu kamar mandi--benar seperti itukan, kau melihatnya?"

Perempuan itu menghela nafas, menaruh kembali biskuit kerasnya di piring.
"Ya, dan dia bahkan tidak mencaci atau apapun itu. Tidak bisa dipercaya."

"Nah, dimana Caroline sekarang? Biskuit ini masih banyak yang harus dia makan--"

"Jangan selalu melucu, Ron." kali ini Harry buka mulut.

Harry tampaknya sedang dalam tekanan hingga dia keluar dari batas kesabarannya menghadapi Ron.

"Aku--teringat Caroline pernah bercanda tentang Malfoy." Hermione memandang kedua laki-laki itu serius. "Saat di kelas. Aku lupa kita awalnya membicarakan apa... Ah itu! Pesta natal, aku bilang padanya dia bisa berkencan dengan siapa saja. Lalu dia bilang, aku ingat sekali! Jadi aku bisa date dengan Malfoy?"

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now