25. Mind-Reader

1.7K 231 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.












"Kemana rambut silver-mu, nona?"

"Aku kira, kau Loony kedua." teman di sampingnya melanjutkan.

"Lebih baik kalian daur ulang mulut kalian sebelum sampahnya terlalu banyak."

"Wow, tenang, Miss, jangan terlalu di ambil hati. Uban-mu bisa bertambah banyak." ejeknya dengan nada tidak takut sekalipun.

Yang hanya Caroline lakukan, menyeringai menahan tawa. Membuat dua laki-laki itu, semakin yakin, bahwa Caroline sebentar lagi menjadi kembaran Loony. Tapi, Caroline menyeringai karena di belakang dua laki-laki itu berdiri laki-laki juga, dengan rambut pirang platinumnya yang mengkilat.

"Hey, you can't be an asshole to her. Only i can." suara Draco Malfoy terdengar berbeda dari yang biasa Caroline dengar. Tanpa mencoba lebih jauh, dua laki-laki pengganggu itu sudah berjalan menjauh ketakutan.

Mata Draco masih sama sejak kemarin malam. Memerah; entah dia mabuk lagi, atau kekurangan tidur. Sebelum kehilangan waktu, Draco membuka suara saat Caroline tanpa kata berbalik menjauh.

"Aku ingin bicara denganmu."

Caroline menengok kebelakang lagi,
"Ada apa, Malfoy. Tolong, kalau kau ingin mengejekku sama seperti tadi, aku tak berniat mendengarnya." katanya seraya mendekat.

"Kenapa kau menjauhiku?"

Pertanyaan itu, seperti terulang.

"Kau tahu, kau mengulang pertanyaan yang sama kemarin malam."

"Kemarin?" terdapat kerutan berpikir di wajahnya. Setelah dia sadar, matanya menajam lagi, "Kau ada disana saat aku mabuk?" katanya marah.

"Ya, aku, lagi mengerjakan tugas-"

"Apa yang aku katakan padamu?"

"Tidak ada, hanya-itu." Caroline mencoba sesantai mungkin; menghapus sebentar dari pikirannya bahwa waktu itu Draco berkata ingin menciumnya. Yang Caroline dapat ekspresi Draco semakin menyidangnya. "Malfoy, bisakah kau tidak menatapku seperti aku ini orang yang harus di pelototi."

"Lalu, kau mau aku menutup mata saat berbicara denganmu?" tanya Draco. "Kau takut aku bisa membaca pikiranmu, kan?"

"Tidak."

Dengan balasan singkat seperti itu, hanya membuat Draco marah; Caroline tahu.

"Tidak takutkah reputasi mu turun saat kau ketahuan sedang berbicara denganku disini?"

"Tidak." kata Draco yang terdengar seperti gertakan. Badan Draco menjulang lebih dari Caroline, membuatnya harus menaikkan dagu. "Kau tahu alasan aku mabuk, Lysander?" pertanyaan dari mulut Draco berhasil membuat Caroline merinding sesaat.

"Aku tak perlu tahu, kan."

Sekarang Draco menarik Caroline ke kelas kosong.

"Dengarkan aku baik-baik, Lysander. Aku akan jujur padamu-tanpa kau minta sekalipun, dan entah mengapa, jika aku tak mengatakannya padamu aku akan jadi gila!"

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now