53. Potion Maker

714 80 5
                                    

"Kami pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kami pulang." Ted tahu pintu rumahnya tidak terkunci, jadi dia memutar kenop. Begitu terbuka adalah ruang tamu dengan satu set kursi kayu. Ternyata sedang diduduki dua orang.

Andromeda dan Draco. Mereka sama-sama berbalik. Caroline menahan nafasnya sungguh-sungguh. Bagaimana laki-laki itu bisa sampai ke Prancis, rumah Tonks? Ia tidak mau memikirkan bahwa Draco ber-apparate seperti Pelahap Maut lainnya--menjadi asap hitam.

"Bisa-bisanya kau muncul lagi." seru Ted Tonks, terdengar geram.

"Aku hanya mengunjungi Bibi Andromeda. Ibuku berkata dia mengirim seseorang kemari." kata Draco, yang sepertinya perkataan itu sudah terulang saat mengobrol dengan Andromeda. Wajahnya dipasang tidak pernah melihat mereka saat sang bibi menengok Draco.

"Apa yang terjadi?" tanya si bibinya itu.

"Aku ingin menanyakan hal yang sama." seru Ted.

"Well, 'bout Draco? Niatnya datang mengunjungi Caroline sebenarnya, daripada aku." kata Andromeda tegas, menegaskan tebakannya pada Draco. "And mon cherie, redakan emosimu. Mari duduk," dia menawarkan pada mereka berdua, tetapi suaminya memutus kalimatnya dengan tegas pula.

"Dia muncul di rumah Lysander sebelumnya. Sejak kapan kau disini?"

"Sejam yang lalu?" kata Draco. Dia membenarkan kerah bajunya sambil bangkit dari kursi. "Terimakasih tehnya, bibi. Aku mungkin pergi sebentar lagi, tapi sebelum itu aku ingin bicara lima menit dengan Caroline."

Itu bukan permintaan. Draco serius saat menggaet lengan perempuan itu. Ted terlihat menahan dirinya sendiri karena istrinya berpesan lewat tatapan mata.

Caroline diajak menuruni tebing. Mereka menginjak pasir dan menonton ombak mendekati sepatu. Meski tangan terjalin, ia tidak mau menatap wajah Draco.

"Apa benar, kau membunuh Dumbledore bersama Snape?"

"Ya,"

"Dua pria yang tadinya menjagaku." kata Caroline secara gamblang.

"Hal-hal berubah." kata Draco. Tangan menyalip keluar, dia melangkah ke hadapannya, memunggungi laut. Sekarang perbedaan tinggi mereka semakin terlihat. Tapi Caroline tidak mau mendongak. "Kau bisa memilih semau-mu."

"Kenapa masih mencariku sampai sini?"

Deburan ombak datang perlahan. Suaranya tenang di telinga.

"Ke rumah Lysander? ..." Draco menebak, lalu Caroline mengangguk. Kepala Draco miring, "well, ada dua tujuan. Misi baru membunuh orangtuamu plus mencari keberadaanmu."

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now