"Aku selalu tahu bahwa kau," desis profesor itu menggebrak meja. "--tidak bisa kupikirkan kau akan se-naif ini!"
Ia mendapat perintah untuk segera ke Kantor Snape. Pastinya ada yang perlu dibicarakan. Caroline mencoba untuk membangun rak-rak oklumensinya agar tidak menciut saat Snape meninggikan suara.
Ia diam saja. Berdoa supaya Theodore tidak masuk ke ruangan ini tiba-tiba.
"Ibumu, Caroline--sangat cermat dalam ucapannya. Lihat apa yang kau perbuat sekarang."
Berteriak di Aula Besar saat sarapan.
"Tentu saja kami tidak kembar." geramnya, mengikuti suasana Snape yang tampaknya meledak-ledak. "Tidak usah repot-repot memarahiku!--"
Snape menggebrak meja sekali lagi.
"Kau tidak tahu apa-apa." dia akhirnya menghela nafas. "Draco, apa dia berkata sesuatu padamu?"
"Dia bilang--akan membawaku ke suatu tempat pada jam delapan."
"Anak itu," geramnya tanpa menengok pada Caroline.
Ia memutuskan bertanya karena bingung. "Kenapa?"
"Dia tidak siap dan kau pun tidak. Keputusan yang lebih relevan bagi keadaan ini adalah kau disini, Kantorku, sementara aku dari luar akan memantrai pintu dengan perlindungan."
"What?" Ia menahan mulutnya untuk tidak berkata kasar. "Profesor, anda baru saja berencana akan mengurungku disini?! Agar Pelahap Maut seperti Nott tidak dapat menemukanku?"
"Cara terjangkau."
"Draco akan mengeluarkanku dari sini. Pintumu akan hancur sekali lagi." Ia meyakinkan.
"Sangat ceroboh. Mungkin dia lebih cerdik darimu, tapi kalian berdua tidak kurang dari kata naif." kata Snape tajam.
Ia berdiri dengan marah.
"Jangan mencampuri hubungan aku dengannya, Profesor! aku bahkan tidak ingin dilindungi olehnya jika itu membahayakan dia! Tapi Draco bersikeras. Menurutmu itu karena apa, Sir?" ia berkata sejujur-jujurnya hingga lidahnya bergetar.
"Dia kemungkinan kehabisan darah saat itu. Dan kau tetap menuntutnya untuk membawamu pergi."
"Dia yang memaksaku. Aku tidak ingin menyakitinya... tetapi dia lebih sakit jika aku menolak. Anda pikir aku baik-baik saja dengan hal itu," Caroline menggeleng.
"Then, lakukan sesuatu seperti duduk diam di ruangan ini. Sementara aku akan menemui Draco." katanya kembali datar.
Ia menemukan alasan yang nyata, "Tidak, Tidak... Kylie, aku memberitahunya bahwa aku Flamel. Aku harus merekayasa ingatannya atau bahkan--" katanya seraya mundur.
"Kylie Wrein?" Profesor itu bergumam lantas berbalik menuju pintu. "Tunggu disini dan jangan keluar."
Jubahnya tidak terlihat lagi.
YOU ARE READING
Selenophile [ Draco Malfoy ]
FanfictionCaroline tak pernah ingin terjerat masalah. Itu adalah ketentuannya saat bersekolah di Hogwarts. Kalimat itu tidak ada lagi di kamusnya sejak di ruangan Snape yang terlihat suram, bersama Draco Malfoy yang menjadi Prefek pendamping detensi-nya. Enta...