35. Revelio

1.1K 149 4
                                    

Awal bulan Oktober, Hogwarts masih dihiasi penghujung musim panas menyegarkan. Hermione, seperti biasa, memulai percakapan di meja Gryffindor bersama Ginny, Neville, dan Seamus. Harry dan Ron belum muncul untuk sarapan. Mereka selalu saja berkata kalau akan ada banyak waktu senggang untuk anak kelas enam.

Hermione tidak setuju itu, setelah ternyata Rune Kuno tugasnya sangat banyak. Caroline pun tidak setuju, Arithmancy menguras pikirannya habis-habisan-ia terkadang termenung melihat buku yang hanya angka lalu tidak mengerti apa-apa.

"Sehabis sarapan aku ada kelas Snape, bagaimana kalian?" tanya Caroline, menghentikan sejenak Hermione yang bicara santai dengan Ginny.

"Aku juga kelas Snape," Seamus berkata, mengangkat garpu padanya.

"Aku ada kelas Herbologi." kata Hermione. Lalu Neville mengangguk paham. Sepertinya dia juga ikut kelas itu.

"Caroline, Hermione bilang kelas enam sudah melewati materi Ramuan Amortentia. Aku jadi penasaran kau mencium bau apa di kuali itu?"

Pergerakan sendok Caroline berhenti sekejap. Tiba-tiba mereka menaruh mata padanya. Menunggu.

"Aku tidak terlalu ingat, tapi sepertinya Hujan, Pohon Pinus, dan Mint." ia menjawab jujur.

Bau yang ia rasakan pada kuali pembelajaran beberapa waktu lalu tetap sama dengan botol kecil di ruangan Snape. Namun, Caroline tidak bilang apel segar. Karena Draco di seberang meja makan, sedang menggigit apel hijau-sambil melamun, terlihat tidak bersemangat.

"Kau apa, Seamus?" tanya Ginny lagi.

"Tidak, itu rahasia!" seru Seamus.

Setelah tolakan Seamus itu, Ginny menjadi lebih penasaran dengan semua anak kelas enam. Dia berdiri dari duduknya untuk menanyakan anak Gryffindor yang lain.

*

"... kalian semua, kukira, masih orang baru sama sekali dalam penggunaan mantra non-verbal. Apa keuntungannya mantra non-verbal?" tanya Profesor Snape dalam kelasnya pagi ini.

Tangan Hermione mencuat ke atas. Snape memandang berkeliling dulu melihat murid-murid yang lain, memastikan dia tak punya pilihan lain, sebelum berkata kaku, "Baiklah-Miss Granger?"

"Musuh kita tak mendapat peringatan tentang jenis sihir apa yang akan kita lakukan," kata Hermione, "dan ini memberi kita keuntungan sepersekian detik."

"Jawaban yang dikutip nyaris kata per kata dari Kitab Mantra Standar, Tingkat 6," kata Snape merendahkan."tapi secara esensial betul. Ya, mereka yang berhasil menggunakan sihir tanpa mengucapkan mantranya memperoleh elemen kejutan dalam serangannya. Tak semua penyihir bisa melakukannya, tentu; perlu konsentrasi dan kekuatan pikiran yang," dia berhenti sejenak untuk menatap tajam pada Harry "tak dimiliki semua orang."

Harry tahu Snape teringat pelajaran Occlumency mereka yang gagal total tahun sebelumnya. Dia menolak mengalihkan pandangan galaknya pada Snape-sampai Profesor itu kembali berbicara.

"Sekarang kalian akan dibagi berpasangan," Snape melanjutkan. "Partner yang satu akan berusaha menyerang yang lain tanpa mengucapkan mantranya. Yang lain berusaha menolak serangan dengan sama diamnya. Laksanakan."

Kendati tidak diketahui Snape, semua anggota Laskar Dumbledoresudah cukup menguasai bagaimana melakukan Mantra Pelindung tahun sebelumnya. Namun tak seorang pun pernah melaksanakan mantra ini tanpa mengucapkannya.

Sedikit kecurangan yang masuk akal terjadi, banyak anak membisikkan mantra alih-alih mengucapkannya keras-keras.

Harry berpasangan dengan Hermione, mereka kemudian pasangan pertama yang memulai permainan.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now