20. Anatomy of Relationship

1.5K 202 3
                                    


⚯͛

"Pembelajaran pertama di tahun ke-lima kalian di kelasku! pastinya masih sangat bersemangat, bukan? Jadi, beberapa yang ingin aku sampaikan adalah, tugas dan praktek harus diselesaikan tepat waktu tahun ini dan seterusnya. Aku tak mau melihat kalian mendapat lebih banyak tugas karena terlambat mengumpulkan." Tangan Professor Sprout yang terbalut sarung tangan masih menyatu, dia mengakhiri pembukaan kilatnya. Tak mau berlama-lama.

"Baik, Professor."

Disela Professor Sprout menjelaskan tentang tanaman jembalang, Caroline mengedarkan pandangan sampai pada murid terakhir di dekat Professor Sprout, ia tak menemukan batang hidung Harry ataupun Ron, bahkan Hermione. Padahal sesudah pelajaran ini, ada yang ingin Caroline katakan. Hal penting yang ia sendiri sembunyikan.

"Neville, Harry tidak ikut kelas ini?"

"Tidak. Dia sepertinya ikut kelas Ramuan sekarang."

"Oh,"



"Harry!"

Kepalanya yang berkacamata itu menoleh. Mengenali siapa yang memanggilnya. "Apa? oh, Caroline." Harry mendekat.

"Harry, ada yang ingin aku katakan."

Melangkah tanpa tahu kemana arahnya.

Bahkan jika mereka terus menaiki tangga melewati ruangan yang berbeda-beda, satu hari pun tak cukup jika ingin mengelilingi Kastil Hogwarts secara penuh. Dan yang pastinya mereka tak perlu khawatir akan bingung memilih jalan, karena sekolah mereka yang begitu besar. Tidak bermaksud sombong tapi memang itu adanya.

Dikelilingi oleh ruang jam besar bergerak, sejenak Caroline melirik Harry lalu bertanya, "Kau sering mimpi buruk, kan?" melihat Harry diam saja ia melanjutkan. "Saat tahun keempat, kau tahu, aku juga sama."

"Tepatnya kau tahu dari mana?" Harry ikut bertanya tanpa menjawab Caroline.

"Hermione, Ron."

"Baiklah, ya, aku memang sering mimpi buruk waktu itu. Dan yang baru aku sadari bahwa mimpi itu selalu sama," Harry berhenti sejenak. "Buruknya adalah itu kejadian yang nyata. Tentang kebangkitan you-know-who." senyum Harry terlihat getir di mata Caroline.

"Maafkan aku, Harry. Aku tak bermaksud untuk kembali mengungkitnya. Tapi kenapa aku juga selalu memimpikan hal yang selalu berulang-ulang? seperti, wanita yang tak aku kenal, sinar-sinar mantra beradu, aku tak cukup mengingatnya lebih jelas."

Laki-laki itu hanya menggelengkan kepala. "Aku tak tahu, Caroline."

"Mungkin itu kejadian nyata, mungkin tidak. Mimpi tetap mimpi." Harry mengakhiri.

Memang. Mimpi itu sudah berlalu sangat lama, tetap saja Caroline mengingatnya. Seakan ada yang menaruh memori di dalam kepalanya. Tak mau terlarut dalam masa lalu, Caroline mulai membicarakan topik lain yang setidaknya tidak memusingkan kepala.

[•♆•]

Professor Umbridge, seperti perkiraan Caroline dan Ginny, bahkan seluruh penghuni Hogwarts, diam-diam tak terlalu terlihat, menguasai Hogwarts. Siswa dilarang menggunakan mantra. Begitu katanya.

Hari yang bosan menghinggapinya. Tidur, makan, sekolah, makan, mengerjakan tugas, tidur. Lalu berulang. Selama seminggu ini.
Yang bisa membangkitkan semangatnya adalah kunjungan ke Hogsmeade satu minggu lagi.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now