02. Tsundere

3K 351 19
                                    

Warn: kissing. (?)




⚯͛


Caroline mengabaikan tatapan tajam anak-anak murid--yang sepertinya kelas tiga- dari setiap sudut. Ia tahu Draco Malfoy orang yang menurut di kalangan perempuan sebagai Laki-laki-Famous-dan-kaya raya-ditambah-tampan, tapi ia selalu menggeleng kepala setiap perempuan-perempuan yang melihat Malfoy seperti itu. Dan sekarang ia semakin pusing karena Malfoy yang ia bicarakan didalam kepalanya, sekarang berjalan sejajar dengannya.

"Malfoy, apa yang akan aku lakukan disana?" tanya Caroline malas, dan merasa tertekan hanya karena menanyakan itu.

Malfoy melirik, "Jangan bicara padaku. Seseorang mungkin mengira kita berteman." bisiknya, terus berjalan di samping Caroline.

Caroline terhenti sesaat dari langkahnya. Lagipula ia tidak mengharapkan jawabannya.

Ia dan Malfoy berhenti di luar pintu Snape. Setibanya di sana, ia mengambil napas dalam-dalam, lalu mengetuk dan masuk.

Snape muncul dari kegelapan ruangan. Dengan baju hitam-hitamnya membuat hanya wajahnya saja yang terlihat dari sorot cahaya dari air Danau Hitam.

Dia mendekat, dan berkata tinggi, "Karena aku banyak urusan, langsung saja, Ms. Lysander, kau harus mengelap botol ramuan yang ada di sebelah sana, tanpa sihir." ucapnya, menunjukkan rak yang harus Caroline bersihkan.

"Baiklah, Profesor." kata Caroline mencoba tidak terdengar lesu.

"Malfoy, kau harus mengawasinya pastikan tidak ada satupun botol yang berdebu. Sementara aku akan ke ruangan Kepala Sekolah."

"Baik, Profesor," Malfoy juga berkata di lambat-lambatkan.

Pintu tertutup keras.

"Nah, Lysander, berikan tongkatmu sini!" cibir Malfoy. Tangannya terulur di depan.

"Kau akan mematahkannya."

Muka Malfoy agak mengerut. "Aku akan senang hati melakukannya, tentu. Sini,"

Dengan berat hati, Ia membiarkan tongkat sihirnya dipegang oleh Malfoy sementara.

Caroline mulai mengambil Lap yang ada di ruangan itu lalu menuju rak yang harus dibersihkan. Ruangannya dipenuhi rak berisi ratusan stoples kaca yang di dalamnya potongan-potongan berlendir binatang atau tanaman mengambang dalam berbagai ramuan berwarna. Dan tugasnya--menurut perhitungan cepat Caroline, adalah empat puluh toples ukuran sedang di pojok ruangan.

"Karma apa yang menimpaku," gerutunya setelah kurang lebih sepuluh menit terjebak disana, sambil terus membersihkan botol yang berdebu.

Bahkan sekarang ia tidak bisa merasakan lagi jari-jari tangannya dengan utuh.

Entah memang Snape sengaja atau tidak, tak membersihkan ruangannya walaupun tahun ajaran baru, agar bisa dibersihkan oleh murid terkena detensi.

"Malfoy, bisakah aku menggunakan tongkat? maksudku, kau tidak ingin berlama-lama bukan, disini dengan darah-lumpur."

Malfoy yang merasa tak berefek pada Caroline yang emosinya sedang naik, dia berjalan dan duduk mendekat. "Jangan harap." dia membawa buku dan minumannya ke meja kosong dekat botol-botol Ramuan.

Bruk.

"Aduh!"

Caroline menabrak rak ramuan yang di dekat Malfoy, karena kepalanya sedikit pusing--mencium ramuan terlalu lama. Sekarang kesakitannya bertambah di bagian bahu.

Untung saja ramuannya hanya bergeser dan ada penutupnya, kalau tidak pasti ada yang pecah dan tumpah. Ia bernapas lega, lalu kembali tersenyum lelah karena pekerjaannya semakin bertambah.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now