15. Yule Ball

1.9K 266 4
                                    

⚯͛

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

⚯͛

"Morgan le Fay atau Faye le Morgana dikenal sebagai saudara tiri Arthur. Dia dikenal sebagai peri baik hati, pendeta, penyihir gelap, penyihir penyembuh, enchanterss, dan dewi laut." Pansy mendikte awalan essay-nya agak kesal.

Blaise dan Crabbe yang ingin menconteknya beralasan tidak tahu dimana mendapatkan sejarah Morgana, dengan sedikit tidak ikhlas, Pansy membaca ulang essay miliknya berulang-ulang karena mereka tak dapat mendengar suaranya.

"Saus tomat, Pansy. Apa tadi? enchan-?" Blaise bertanya sambil menggaruk kening.

"Enchanterss!" jawab Pansy. Intonasinya yang besar karena kesal membuatnya mendapat tatapan tajam Professor Snape yang berada didekat meja Gryffindor.

"Meja Gryffindor berisik, aku tak bisa mendengarmu." Blaise menatap Pansy sengit.

Hari ini, seluruh anak murid diperbolehkan mengerjakan tugas bersama di Aula besar setelah makan siang.

Pansy berdiri dari kursi Slytherin dan mengambil buku-bukunya.

"Sudahlah, mulutku lama-lama bisa berbusa karena kalian!" perempuan itu keluar dari Aula besar.

"Hei, Pansy, aku belum selesai satu paragraf lagi!" teriak Crabbe.

Pandangan Blaise beralih pada Caroline yang jaraknya jauh dari meja mereka, terlihat seperti orang yang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Bagaimana kalau Caroline?" tanya Blaise pada Crabbe dan di angguki saja oleh Crabbe.

"Caroline, kemari!"

Caroline menoleh saat ada yang memanggilnya.
"Euh, Blaise."

"Nada mu seperti lagu anak muggle." Ia mendekat sembari memutar bola matanya.

"Ada apa?"

"Duduk disini,"

"Dengan kami." Blaise mengangkat alis mengarahkannya pada kursi di sebelah Draco yang sedang fokus membaca buku Astronomi.

Caroline melihat ke sekitar. Semua meja panjang itu sudah penuh dan hanya tempat di sebelah Draco yang kosong. Laki-laki itu mungkin akan mendorong semua orang yang duduk disampingnya.

Caroline yang hanya beberapa kaki dari tempat Draco, mengerutkan kening. "Untuk apa aku perlu duduk disitu?" ia menyilangkan tangan di dada.

"Dia—" Caroline menunjuk Draco dengan dagu. "Tidak akan mau."

Entah benar-benar tidak mendengarkan karena terlalu fokus dengan buku atau dia hanya berpura-pura tidak mendengar bahwa dialah yang sedang dibicarakan, Draco bahkan tidak menoleh pada Blaise dan Caroline sedikitpun.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now