41. Sleepover

1K 135 1
                                    

Caroline ingin sekali menanyai hal lebih dalam tentang maksud Snape ke ruangan pria itu. Tapi rasanya tak mungkin, dia terlihat selalu bolak-balik entah kemana, terkadang tidak terlihat sama sekali. Jadi ia putuskan solusi lain. Dan Caroline tersenyum kecil mengingat buku Mantra Kuno di Perpustakaan. Ia akan menemui Wanita itu lagi.

Terkait Draco, yah... Dia tetap sama. Mereka mengobrol sebentar di ruang kelas yang kosong. Tanpa membhas ia yang menjadi incaran Voldemort.
Dan soal saran Blaise, akhirnya ia hanya mengecupnya lantas berlari keluar ruangan. Merlin! Ia merasa sangat malu. Caroline meninggalkan saja dia yang menyeringai samar.

"Halo," sapa Caroline pada wanita di dalam buku.

"Hai, Nona. Senang bertemu lagi denganmu."

"Apa--kau benar-benar mengenalku sebelumnya?" tanya Caroline, agak ragu pada wanita itu.

"Kau seperti orang yang pernah kukenal. Ah, tapi tidak mungkin kan?" lalu dia tertawa nyaring.

"Kau tahu, mungkin itu adalah ibuku."

Si wanita memasang wajah terkejut. "Benarkah? Kau anak dari Mensa Wuningwell?"

Ia mengangguk cepat. Si wanita terperangah.

"Aku menemuimu karena aku berpikiran, kalau yang kau maksud waktu itu adalah ibuku. Jadi, seberapa banyak yang kau tahu tentangnya?"

"Mensa anak yang periang. Ah, kemudian dia menikahi Flamel. Laki-laki itu dulunya bersekolah di Beauxbatons, Prancis. Kau pasti bertanya-tanya darimana aku tahu? Tentu saja karena aku bisa berpindah tempat." kata Wanita itu, ada nada sombong.

Dahinya mengerut jelas. "Kau itu lukisan?..."

"Bagus! Otakmu masih cemerlang seperti mereka. Ya, benar aku lukisan di buku ini sekaligus di Manor Wuningwell di London."

"Ibuku punya Manor?"

"Tentu saja, sayang. Ibumu keturunan Murni terlebih ayahmu. Yah, walaupun Manor itu sudah hancur."

"Apa karena Perang pertama Kau-Tahu Siapa?" tanya Caroline.

"Ya! Benar sekali! Tebakanmu selalu bagus." sekarang wanita itu terdengar lebih akrab.

"Apa kau juga tahu bagaimana mereka menyerahkan aku pada muggle?" tanya Caroline dengan berbisik.

Lukisan itu terdiam. Perlahan menggeleng. "Sayang sekali tidak, Nak. Kedua pasangan itu jarang sekali ke Manor Wuningwell. Mensa tinggal dengan Carolus di Jerman."

"Carolus?"

"Kau belum tahu siapa ayahmu?" Dia balik bertanya, matanya membulat.

"Aku hanya tahu dia dari keturunan Flamel di Jerman." gumam Caroline. "Jadi ayahku bernama Carolus..."

"Ah, aku pun belum tahu namamu."

"Namaku mirip dengan ayah, Caroline dan Carolus." matanya berkaca-kaca, dan ini pertama kalinya ia mengakui seutuhnya bahwa Ayah aslinya memang buka Leo...tetapi Carolus Flamel.

"Aku turut bersedih, Nak. Kau sudah tahu seperti apa rupa mereka?"

"Belum," kata Caroline, yang keluar adalah suara serak.

"Ini tidak bisa terjadi," kata Wanita itu.

"Hei, Caroline!" Laki-laki menyapanya dari ujung rak.

Ia langsung menutup buku itu. Menghampiri Blaise dan menutup ekspresi.

"Kenapa?" tanyanya.

"Ah, laki-laki itu tidak mau memberitahuku kemarin. Jadi, bagaimana?"

"Tidak seperti dalam hayalanmu!"

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now