Maret 1998Caroline ingin sekali menurunkan senyumnya tetapi tidak bisa. Tongkat sihir baru pemberian Draco berada di tangannya, hanya ini yang cocok dan pas; kayu pohon apel dengan inti nadi jantung naga, warnanya mirip gading, dan detail sulur melingkar dari ujung ke ujung.
"Aku——" ia menoleh lagi padanya. "Thanks, Draco."
"Lihat, aku juga memiliki yang baru." dia menunjukkan tongkat sihir yang sedikit bengkok dengan warna cokelat gelap. "Tidak terlalu bagus sebenarnya. Hanya karena Bibi ingin mempraktikkan lebih banyak kutukan pada tongkat ini. Bibi juga mencoba dengan tongkat sementaranya."
"Kau tidak menjadi percobaan, 'kan, Draco?"
"Tidak," katanya yang tergantung saat dia mengajak Caroline duduk di beranda. "Not much. Aku bersumpah berterimakasih pada tongkat itu, semakin bibi Bella merasa tidak cocok——"
"Semakin banyak kutukan!" Caroline terkesiap.
"Tenang saja. Aku tadi bilang tongkat itu bisa diajak bekerjasama, so tidak banyak kutukan,"
Ia kemudian memaksa Draco agar dia menurut untuk disembuhkan, dan saat Draco menyerah, lukanya ketahuan juga. Terdapat di tulang keringnya, ternyata patah.
*
April 1998
"Caroline menanyakan buku lukisan Nyonya Lutrell, aku ingin mengambil itu untuknya."
"Dear," bibinya mengalihkan pandangan ke tangga yang mungkin mengingatkannya pada Caroline——dia selalu berlari kecil saat turun tangga. "Severus lebih dulu datang. Dia berencana ingin mengembalikannya ke Perpustakaan."
Draco terdiam. Masalah bertambah rumit jika ia tertangkap mencuri kembali buku itu di Perpustakaan. Tak ada alibi yang tepat. Karena lagipula, Severus tahu Caroline sudah mati; untuk siapa dia rela mencuri? Kemungkinan juga pria itu tidak benar-benar menaruh kembali disana tetapi disembunyikan. Severus adalah gurunya, pemikiran yang jauh diatas meski terkadang otaknya hanya bekerja seperti mesin. Oh, well, sekarang ia berhasil merumpamakan sesuatu dengan benda muggle.
"Aku tidak punya alasan mengapa aku menginginkan buku itu."
Andromeda meletakkan telapaknya diatas tangan Draco.
"Maybe not this time. Severus akan curiga,"Seandainya Draco tidak keras kepala, pencariannya hanya berakhir di rumah Andromeda ini; tentu tidak. Buku nyonya Lutrell sangat berpengaruh pada keluarga asli Caroline. Nyonya itu tinggal dan menonton keluruhan hidup mereka.
*
01 Mei 1998
Draco berdiri diantara dua pilar ruang tamu Manor; menunduk, menyaksikan darah mengalir ke sepatunya. Satu kutukan seperti pedang, kelima goblin sekaligus tumbang menyemburkan darah ke jas Draco. Para Malfoy diam di tempatnya. Voldemort berdesis pada Nagini seraya berjalan pelan ke arah mereka dan yang bisa ia lakukan hanya menggenggam jari-jari ibunya yang bergetar.
"Nagini, kau harus tetap dekat denganku."
Voldemort bersama ularnya ber-dissapparate.
Nafasnya yang tertahan kembali dilepaskan. Begitu juga dengan Lucius, dia parah, aroma tidak sedap darah para goblin membuatnya sesak. Lucius berteriak frustasi.
Tidak ada lagi kehormatan keluarga Malfoy bagi Voldemort. Rumah mereka telah digunakannya untuk banyak eksekusi.
"Mum, kau harus membersihkan diri. Aku dan ayah akan menyelesaikannya."
YOU ARE READING
Selenophile [ Draco Malfoy ]
FanfictionCaroline tak pernah ingin terjerat masalah. Itu adalah ketentuannya saat bersekolah di Hogwarts. Kalimat itu tidak ada lagi di kamusnya sejak di ruangan Snape yang terlihat suram, bersama Draco Malfoy yang menjadi Prefek pendamping detensi-nya. Enta...