11. Dance's Partner

1.8K 272 21
                                    


⚯͛

"Harry, jangan dipaksakan. Aku, Hermione, dan Ron akan membantumu membaca beberapa buku yang mungkin berhubungan dengan telur emas itu." Hermione mengangguk setuju dengan perkataan Caroline. Dan Ron malah mengerutkan dahinya.

"Ada masalah, Ron?" tanya Hermione.

"Tunggu, aku akan membaca juga buku-buku ini? astaga, kalian kan tahu kalau aku tidak suka membaca! bukan maksudku tidak mau membantumu, Harry."

"Ayolah Ron, bagaimana kalau Harry belum menemukan teka-teki itu sampai hari n dimulai, bisa-bisa Harry dalam bahaya." ucap Caroline, yang sebenarnya juga sudah lelah membaca buku yang ada dimeja mereka.

Mereka sedang dikelilingi buku-buku tebal demi mencari apa maksud dari telur emas tersebut.

Sudah tiga jam berlalu dan mereka belum menemukan petunjuk apapun. Dan, sudah jam 5 sore, dan berarti perpustakaan akan ditutup satu jam lagi.

Terlebih lagi, yang membuat Harry bertambah frustasi adalah tugas kedua itu akan dimulai lima hari lagi. Waktu dia tak banyak.

Satu hal lagi, yang membuat Caroline khawatir adalah ia belum mempunyai pasangan untuk ke Yule ball. Sebenarnya ia tidak peduli jika tidak ada yang menemaninya, tapi teman-teman Slytherin-nya selalu mengejeknya. Itu membuat Caroline tidak mau kalah. Mungkin ia akan mengajak anak Ravenclaw atau Hufflepuff?

Caroline pun belum menanyai Harry dan Ron apakah mereka sudah mendapatkan pasangan atau belum.

"Lebih baik kita lanjutkan besok." Harry menghela nafas. Dia membereskan buku-buku diikuti dengan Hermione dan Caroline. Mereka membiarkan Ron yang tetap tertidur dengan kepala diatas buku tebal.

"Selamat malam, kalian." kata Caroline.

Mereka berempat berpisah di depan perpustakaan. Caroline melambaikan tangannya sambil berjalan menjauh menuju asramanya.

Diluar sudah mulai turun salju. Ia mengeratkan jubah Slytherin yang ada di tubuhnya. Beberapa anak Gryffindor melewatinya, kemudian, kembali hening. Ia Terus berjalan menuruni tangga berjalan menuju asramanya yang berada di bawah tanah.

Tepat di koridor lantai tiga, Caroline melihat seorang laki-laki, berbadan tinggi dan kurus. Caroline mendekatinya dengan langkah perlahan. Ia merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan orang itu, Ia bersembunyi di balik tiang koridor.

Setelah Caroline lihat lebih dekat, laki-laki itu membawa botol kecil.

Yang Caroline sangat yakin kalau itu milik Professor Moody.

Laki-laki itu mulai meminum isi dari botol tersebut. Kepalanya bergerak-gerak dengan cepat, dia langsung berlari menjauh dari jarak Caroline bersembunyi. Sambil menjauh dia berbalik menghadap ke belakang tepat ke arah Caroline. Membuat Caroline kembali bersembunyi di balik tiang koridor.

Ada yang menyeret lengannya tiba-tiba dari arah belakang. Caroline Terkejut setengah mati, ia diseret menuju ruangan tempat menyimpan sapu.

"Malfoy," geram Caroline. Ruangan itu sempit, terdapat banyak sapu sehingga mereka hanya mendapat ruang yang sedikit. "Bisa kau jelaskan, kenapa kau membawaku kesini?!"

Malfoy berbicara dengan dagu terangkat dan pegangan mereka terlepas. "Jujur saja aku tidak sudi membawamu ke tempat ini."

"Itu lebih seperti dipaksa."

"Mengapa kau masih tidak berada ditempat tidurmu?"

Apa-apaan! Sebelumnya ia mencek jam itu adalah pukul delapan lewat lima. Caroline mengerutkan kening. Kenapa Malfoy begitu peduli sekarang.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now