18. Fifth Year: Grimmauld Place

1.7K 216 8
                                    

⚯͛

⚯͛

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
















"Aku akan mengutuknya jika dia mendekatimu lagi." Hermione berkata di perpustakaan dengan berapi-api. Caroline hanya bisa meringis merasa bersalah.

Pintu kayu berwarna hitam itu terbanting dengan keras oleh Pansy,
"Draco, dia dijodohkan dengan Astoria. Aku tak terima! Mereka bahkan belum berusia tujuh belas tahun, tapi keluarga mereka seakan berpikir Draco tak akan mendapat jodohnya sendiri. Menyebalkan. Seharusnya keluarga Malfoy mencari yang lebih baik." ucap Pansy yang mendudukkan diri di kasur dan Caroline hanya mendengarkan dia yang terus mengoceh.

Blaise menghela nafas panjang seakan dunia sebentar lagi akan punah. "Dia dekat dengan Longbottom dan Thomas, aku tak bisa dekat dengannya."

"Tidak dapat saya katakan dengan jelas, tetapi tetap, Cedric Diggory seorang yang pekerja keras, loyal, juga pemberani, maka dari itu mari kita berdoa sebagai tanda penghormatan yang sudah berjuang melawan mereka."

"Juga tentang Professor Moody, yang selalu kalian lihat beberapa bulan yang lalu untuk mengajar kalian, dia bukan Moody yang asli."


























Kembali ke kamar berdinding krem dominan putih, kamar Caroline, karena ia merasa bosan setelah melukis, akhirnya ia bongkar semua lemari penyimpanannya.

Melihat-lihat foto album, berisikan saat ia -yang masih berusia lima tahun- dan ayahnya di Indonesia, berdiri berdua di depan tugu Monas, foto dirinya memakai seragam sekolah dasar Indonesia sebelum berangkat di hari pertama, beberapa teman perempuan Caroline yang tidak pernah mengejeknya hanya karena kewarganegaraan Caroline dari Inggris saat di Indonesia, dan juga laki-laki berambut hitam legam tersenyum menjulurkan lidahnya, matanya melirik keatas dengan Caroline yang tersenyum menampilkan giginya.

Caroline jadi teringat lagi. Si periang, pelupa, dan cerewet, dia Michael. Resmi menjadi temannya saat Caroline baru kembali ke Inggris beberapa hari. Berkata padanya bahwa dia selama di rumahnya tak pernah mempunyai teman karena dia jarang keluar rumah.

Semuanya baik-baik saja saat mereka -yang masih berumur sebelas kurang beberapa bulan- bermain mobil-mobilan milik Michael dengan remote kontrol, sampai pada dimana dia muntah darah.

Ia panik saat itu, apa yang bisa di lakukannya? Merangkul Michael dengan sekuat tenaga sampai rumah Michael.

Berhari-hari Caroline sudah tak bermain lagi dengannya. Orangtua Michael hanya mengatakan bahwa dia sedang dirawat di rumah sakit. Bahwa dia akan baik-baik saja, berkata pada Caroline beberapa minggu lagi Michael akan pulang ke rumah.

Yang Caroline lihat setelah itu, dua hari setelah perkataan itu, Michael pulang. Ayahnya menghampiri ke depan jalan, dan memeluk ayah Michael yang badannya terlihat bergetar .Ia langsung kebingungan. Ia kira Michael sudah sembuh, makanya mereka berpelukan dan menangis haru.Terlihat jelas di mata Caroline yang sedang duduk di samping jendela kamar atas.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now