50. News

743 98 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




0

2 Juli 1997

VIOLANCE SPREAD
MUGGLE FAMILY MURDERED

Keluarga Tonks menumpuk banyak koran di rumah mereka sangat rapi, bahkan ada koran mengenai Dumbledore Pembohong saat Triwizard Turnamen berakhir. Kemarin Caroline membaca koran tentang Kematian Dumbledore oleh Guru Hogwarts, Severus Snape. Sekarang ia mengambil koran hari ini di tumpukan paling atas. Caroline membaca koran Prophet dengan seksama. Ia tidak mengatakan apapun kecuali membaca halaman ke-5 itu sampai habis.

Satu keluarga Muggle terbunuh oleh Pelahap Maut. Dua diantaranya bayi. Ia menolak untuk bersedih dan memikirkan yang lain.

Mungkin secepatnya Caroline harus kembali ke Wiltshire. Ia bergegas menghampiri Andromeda di dapur. Melihat bibi Draco itu sedang memanggang kukis.

"Anda tidak menggunakan sihir?" tanya Caroline sopan sambil menduduki kursi bermeja bundar.

Andromeda ikut duduk, melepas sarung kain dari tangannya.
"Hm, aku hanya ingin melatih motorikku sebagai manusia. Tidak baik terlalu bergantung, bukan?"

Ia mengangguk. Wajah Caroline datar tapi di dalamnya penuh kebingungan, tidak tahu bagaimana mengantar topik pada Rencana Kepulangannya ke Inggris.

"Aku akan mengambil memori lebih dulu. Tunggu disini." kata Andromeda tiba-tiba.

Mrs. Tonks tersenyum saat masuk kembali, lalu menaruh botol kecil berisi memori diatas meja. "Here,"

Caroline memperhatikan cairan memori yang melayang. Di dalamnya adalah memori ibunya--menurut penuturan Mrs. Tonks--yang diambil oleh tongkat sihir ibunya sendiri saat sekarat, lalu memberikannya pada Snape. Sampailah pada Andromeda Tonks--teman masa kecilnya sesama Pureblood.

"Bagaimana cara aku melihat memorinya?"

Mrs. Tonks memberi senyum terlipat, tidak yakin dengan kalimatnya. "Hanya bisa melalui Pensive. Dan aku tidak memiliki itu."

"Tapi anda tahu siapa saja yang punya?"

"Tidak."

"Aku ingin pulang ke Inggris." kata Caroline beberapa saat kemudian.

Memori di genggamannya masih bisa menunggu untuk dibuka. Tidak dengan kecemasannya pada Leo dan Reina. Memang terlalu percaya pada Daily Prophet rasanya menggelikan, tapi jika menyangkut keselamatan, Caroline tidak bisa duduk diam di Prancis lagi.

*

Hermione tidak mengusap pipinya lagi begitu sampai The Burrow. Ia mengetuk rumah itu setelah melewati wards yang ketat. Udara dunia sihir terasa dingin——mulainya perpecahan dan perang akan datang, pikir Hermione. Itulah pemikirannya selama beberapa hari terakhir, sampai ketika ia menghilangkan ingatan kedua orangtuanya dengan Obliviate.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now