05. Tri Wizard & Witches

2.1K 289 13
                                    


⚯͛


Lucian Bole, Prefek Slytherin, kembali menjalankan tugasnya karena sebelumnya dilarikan ke rumah sakit St. Mungo; dia meretakkan tengkoraknya saat ring quaffle menjadi hantaman jatuh ke tanah. Maka, Malfoy-lah yang mengantikannya sejak September.

Dia dan Daphne Greengrass sibuk melayani tur keliling silih berganti. Bermacam-macam masalah para tamu sekolah lain ini; tersasar di menara Utara dan bertemu badut (itu Peeves), mencari-cari toilet, terkunci di kelas tak terpakai, juga ada yang lupa jalan pulang menuju kamar mereka.

Perintah Kepala Sekolah, kita harus bersikap ramah dan melakukan apa yang mereka minta. Caroline dan beberapa murid Hogwarts terkena imbas juga, sekarang ia mengantar Krum dan Jalzeir ke pinggiran danau Hitam.

"Kurasa disini tempat yang luas untuk olahraga." kata Caroline akhirnya, walau tumit di bawah mengamuk minta diistirahatkan.

Dari pagi sampai sore sekarang ini, ia penuh dengan jadwal kelas yang dimampatkan Profesor, bolak-balik di dalam kastil untuk mengisi kelas. Lalu dua anak Dumstrang meminta bantuannya. "Dimana tempat olahraga yang segar, tidak banyak dikunjungi orang?"

"Ya, ini bagus. Terima kasih banyak, Caroline Lysander." ucap Krum.

"Terima kasih," kata Jalzeir juga, yang rambutnya lebat menutupi dahinya.

"Sama-sama." Caroline semakin canggung. Ia terbiasa memutus keheningan suasana, "Jalzeir, kenapa potongan rambutmu berbeda?"

"Hukuman Profesor Burgundy. Aku jadi susah main ice skating karena rambutku menganggu."

"Tidak usah resah, Jal. Malfoy punya semacam gel rambut jika aku tidak salah dengar, bicaranya terlalu cepat, kita akan tanya dia."

"Aku akan kembali ke kastil." Ia berkata, tali tas selempangnya ditarik lebih pendek, bahunya harus bertahan mengangkat buku-buku didalam tas. "Malfoy berlumuran gel rambut di tahun keduanya, aku baru sadar." Caroline mengejek orang itu dengan gumaman.

Melewati Rumah Kaca Herbologi, terdengar jeratan-jeratan daun, ia bertemu tamu perempuan Beauxbatons yang terjebak mistletoe. Baik, hanya satu lagi.

"Nona, tolong aku. Aku ingin kembali ke Menara Selatan, tapi mistletoe ini terlalu banyak. Tongkat sihirku terpental entah kemana perginya,"

"Relashio." ia menjentikkan tongkat Walnut miliknya ke arah rambut yang terjerat daun mistletoe, daun itu juga berusaha mencapai Caroline. "Ayo, Cepat, langsung ke kastil!"

Perempuan itu tinggi sekali saat mereka berjalan menaiki tangga berjalan ke arah Menara Gryffindor, dan seragam sekolah birunya telah diganti menjadi dress simpel. "Grazie, Nona! Aku tadi berpikir aku akan menginap disana sampai kelas Herbologi kalian dimulai besok pagi." katanya sambil tersenyum tipis. "Namaku Morrah. Siapa namamu?" 

Jabatan tangan baru, terhitung sudah lima belas kali ia melakukannya. 

"Caroline Lysander." ia ikut tersenyum.

"Lyly! Lyly!" 

Apa itu panggilan baru Peeves untuknya? Dia melayang dengan kecepatan turbo, karena ia dan Morrah terlewatkan olehnya dan dia balik lagi kepada mereka.

"Kau saja deh yang menolong luwak terkapar di lorong Sejarah Sihir, ikut aku cepat!" perintah Peeves.

Peeves adalah seorang poltergeist yang menghuni Hogwarts, mahluk paling jahil melebihi Fred dan George Weasley. Banyak yang masih menganggap Peeves seorang hantu karena berteman dengan Bloody-Baron, padahal dia tidak pernah menjadi manusia dan dia tidak mati. Panggilan sebelumnya untuk Caroline adalah Lysa, sekarang malah Lyly.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now