56. For Better

615 70 11
                                    


"I had all and then, most of you. Some, and now, none of you."

The night we met - Lord Huron

*


"Thank you so much, Caroline. Kau menyelamatkan Menteri yang seharusnya jadi tugasku." kata Tonks sekali lagi saat mereka keluar dari perapian.

Rumah keluarga Tonks lagi. Tangga kayu berdecit, ada kaki terburu-buru dari tangga yang sedang turun.

Andromeda menghampiri anaknya dengan pelukan. "My god, 'Dora! You okay?"

Tonks mengangguk di pelukan ibunya. "Maybe kau bisa tanyakan itu pada Caroline." dia terkikik.

"Aku?" Caroline malah bingung. Wajar 'kan jika ibu khawatir pada anaknya yang baru saja bertempur?

"Caroline, kau, Nak! Aku tidak percaya kau nekat ke Kementerian!" 'Dromeda memberi Caroline tatapan mengajari.

Oh no.

"I have to." ia hanya mengangkat bahu sambil tersenyum--itu cara cepat menangani Bibinya yang terlalu protektif. Caroline bertanya,"Dimana paman?"

"Dia hampir pingsan. Saat kau datang dia sedang di kamar mandi. Sekarang dia pergi mengurus kepindahan kerja-nya."

"Dad pindah?" anaknya menyerobot posisi Caroline yang sedang menghadap 'Dromeda. "Ke?"

"Paris." wanita itu tersenyum. Kelihatannya senang. Benar saja dugaan Caroline saat 'Dromeda berkata, "Aku sudah lama menginginkan Ted bekerja di Prancis saja."

Setidaknya ada berita bagus bagi Andromeda Tonks diantara kecamuk dunia.

*

31 Agustus 1997

"Make a wish, Caroline."

Kue red velvet. Krim kacang almond dengan lilin sebanyak 17 diatasnya. Ia duduk mematung di meja makan saat pagi hari. 'Dromeda menahannya disana saat ia selesai makan. Lalu Ted datang membawa kue.

"Bibi, kau tidak perlu--" kata Caroline sekali lagi.

"Shh, kau berhak dapat kue dan lilin! Ayo, make a wish."

Ia menatap api kecil-kecil diatas lilin. Sambil membuang nafas kasar, ia berdoa dalam hati.

Aku harap orang-orang yang ku-sayangi akan baik-baik saja.

Ia terdiam sebentar. Memikirkan lagi apa kata-kata yang ingin diwujudkan secara rasional ... Harapan tidak perlu masuk akal. Dibelakang kepalanya ada yang berbisik. Tak ada, Caroline tahu itu dirinya sendiri. Matanya membuka--ia pikir itu sudah cukup--lalu meniup lilin-lilin yang mencair itu.

"Thank you," kata Caroline.

"De rien."*

Bibinya segera memotong kue. Saat dia menusuk kecil kuenya, Caroline tahu ia akan disuapi. Oh, beginilah rasanya. Mulutnya langsung menerima suapan Andromeda.

Bukan pengecap rasa di lidahnya yang merasa manis karena red velvet, tapi dengan ia yang disuapi kue. Seingat Caroline tidak pernah, ya 'kan.

Dromeda kembali duduk disampingnya, sambil makan kue. Sedangkan Ted masih bersidekap seperti saat Caroline meniup lilin.

"Boleh aku minta sepotong?" akhirnya dia bertanya juga. Potongan almond diatas krim membuat lidah orang Prancis itu tergoda.

"Sure!"

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now