29. Cold Christmas

1.4K 169 3
                                    


Tongkatnya tertunjuk, "Sqourgify," rapal Caroline sambil berjalan.

"Berhenti bersikap kalau kau tidak peduli situasi saat ini, Lysander. Kau seakan, sangat tidak peduli." Draco mencibir, mulai mengangkat tongkat juga. "Dan itu terlihat seperti aku yang mencari perhatian, padahal aku tahu kau ingin-"

"Aku tidak ingin apa-apa! yang aku mau adalah kau berhenti bicara, karena itu sangat aneh, jika orang dingin sepertimu berbicara terlalu banyak padaku." Caroline mengabaikan sudut mata Draco yang menyipit untuk melirik tanpa menoleh. "Dan, kau keluar karakter! Merlin."

"Fine, seperti mau mu, aku akan diam. Apalagi yang harus kulakukan?"

"Payung Merlin, Malfoy. Kau keluar karakter lagi."

"Oh, jadi sekarang sudah tahu sifat asliku? ah, ternyata penyamaranku terbongkar. Dan sepertinya kau begitu tahu sifatku, bukan?"

"Aku tidak tahu! kau seperti orang yang dingin, arogan, sombong, menyebalkan, dan - karismatik." Caroline menyesali sesudahnya, dan bertanya-tanya kenapa ia begitu berani.

*

Caroline mengabaikan rasa risihnya sambil melihat selembar perkamen-karena ia seperti selalu di buntuti oleh Si Malfoy. Dia juga ada di sana. Ruangan kelas yang lenggang, hanya terdengar suara kibasan perkamen bolak-balik dari Profesor Vector-pengajar Aritmatika.

Dengan rasa lega ia mendongak, "Ini nilaiku, Profesor?" tanya Caroline.

Rekor-nya bertambah. Aritmatika; Outstanding.

"Ya, itu nilaimu, apa mau aku ubah menjadi A?"

Ia kelabakan dan cepat-cepat berucap, "Tidak, Profesor, terimakasih." katanya.

"Untuk nilai harian, nilai kalian aman tenang saja," profesor Vector berucap santai. "Nah, bagaimana denganmu, Mr. Malfoy? apa kau merasa keberatan juga dengan nilai yang kuberikan?"

"Tidak," dia menjawab.

"Tapi perlu di ingatkan kalau ini adalah nilai harian, bukan OWL. Dan aku pikir mungkin sebaiknya kalian memasukkan pelajaran-ku dalam list OWL tambahan." Vector berkata tegas seperti biasa. "Setelah jurnal kalian yang sangat bagus,"

"Profesor, tapi jurnal kami seperti anak yang lain, tidak ada bedanya." ia sedikit merendah karena Profesor Vector-sedari membaca jurnal ia dan Draco, menjadi sangat semangat bicara.

"Lysander," Draco berbisik tanpa menoleh.

Sebelum ia bertanya apa, Profesor Vector menyela, "Oh tidak, kalian merangkumnya dengan sangat bagus. Dan aku menemukan penjelasan kuno di halaman sepuluh, dan aku sangat berterimakasih pada kalian."

Setelah penjelasan terimakasih itu, Caroline keluar kelas dengan kebingungan.

"Apa maksud dia?" Ia bertanya pada Draco, tetapi matanya seperti bicara kepada patung Gargoyle di belakang Draco. "Kenapa dia begitu senang? bukannya penjelasan kuno itu biasa saja,"

Draco menatapnya, dan menyeringai kecil, "Karena itu langka,"

Ia mulai jengkel, "Kau tidak bisa menjelaskan apa maksudnya?"

"Bye, Lysander." dia menimpali dengan singkat mengabaikan pertanyaan.

Dia melewati Caroline membuat rambutnya terbang pelan. Dan Ginny muncul semakin mendekat dari ujung koridor saat ia berbalik.

Dia tahu kapan waktunya untuk tak terlihat. Seperti rumahnya, dia bagaikan ular.

*

Natal datang begitu cepat. Deru salju melahap Eropa dan biasanya para murid akan merayakan Natal di rumah. Caroline sedang mengemas semua perlengkapannya untuk pulang ketika tiba-tiba pintu kamar berisikan empat orang itu terdobrak lebar.

Selenophile [ Draco Malfoy ]Where stories live. Discover now