Part 03

7.1K 231 0
                                    

"Tuan, tidak bisakah aku pulang?" tanya Hana yang tampak ragu-ragu.

"Tidak. Sekarang rumahmu ada di sini, dan ini kamarmu." Raja membuka pintu kamar dan tempat itu sudah disiapkan oleh Raja beberapa hari sebelumnya.

"Nanti ayah dan ibu saya akan cemas. Jika saya tidak pulang," ujar Hana mengikuti Raja masuk ke dalam kamar itu, dengan kepala yang ditundukkan dan tangan yang sibuk memainkan jari jemarinya.

"Kau pikir aku percaya dengan omonganmu itu? Tidak. Kau itu tinggal dengan paman dan bibimu. Orang yang benar-benar tamak dengan harta. Mungkin, mereka akan senang jika kau tidak pulang. Sekarang berhenti merengek, sebelum pisauku ini melukaimu!" ancam Raja sembari mengakat dagu Hana dengan telunjuknya. Hana tampak susah payah menelan air slivannya, saat wajah mereka saling bertatapan. Raja hanya tersenyum, saat bola mata Hana menghidari tatapan darinya.

"Sekarang pergi tidur, jangan coba untuk kabur dari sini. Ingat itu!" ucap Raja dengan nada dinginnya. Sedangkan Hana hanya membalas dengan anggukan.

"Gadis pintar," ucap Raja mengusap-usap kepala Hana dengan lembut. Lalu Raja berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Hana yang sudah lemas. Saat membayangkan dirinya akan tinggal dengan orang sakit jiwa, bisa-bisa dia mati ketakutan setiap hari.

Keesokan harinya, Hana sedang duduk di atas ranjang, dengan memeluk kedua lututnya. Tangan yang bergetar dan bibir yang sudah pucat. Dia tidak bisa tidur semalam, karna memikirkan nasibnya ke depan. Raja mengetahui begitu banyak tentangnya. Dia memang hidup dengan bibi dan pamannya. Dia juga memiliki tiga sepupu, dua perempuan, satu laki-laki. Keluarga pamannya tidak ada yang memperlakukannya dengan baik, kecuali pamannya sendiri. Mereka selalu menyuruh Hana melakukan semua pekerjaan rumah, dan bahkan menyuruh Hana mencari uang. Itu sebabnya Hana sering bolos dari sekolah, karna dia tidak punya cukup buku untuk belajar. Dia datang sekolah, karna pamannya saja. Jika bisa, dia ingin berhenti dari sekolah dan fokus mencari uang untuk pamannya. Lamunan Hana tiba-tiba buyar, saat Raja masuk ke dalam kamarnya.

"Kau tidak pergi sekolah?" tanya Raja.

"Bolehkah, tuan?" jawab Hana yang balik bertanya.

"Tentu saja boleh, hanya saja kau akan dijaga ketat oleh adik-adikku," jelas Raja tersenyum miring. "Ayo buruan sana siap-siap. Semua perlengkapanmu sudah ada di lemari," tambah Raja sembari menujuk ruang pakaian. Sedangkan Hana hanya melongo heran, ketika pria di depannya sudah mempersiapkan keperluannnya.

"Hei! Buruan sana mandi!" bentak Raja yang seketika membuyarkan lamunannya.

"Ba--baik tuan," jawab Hana yang langsung bergegas turun dari tempat tidurnya. Lalu berjalan menuju kamar mandi dan dirasakan jantung yang berpacu sangat cepat. Hana dengan tampak terburu-buru mandi dan memakai peralatan mandi yang sudah disiapkan Raja. Beberapa menit kemudian, Hana selesai dengan ritual mandinya. Hana keluar dengan memakai baju handuk dan tampaklah Raja yang tengah duduk di atas ranjang. Sebenarnya dia sedikit risih, tapi dia juga takut Raja akan marah padanya. Hana bergegas berjalan menuju ruang pakaian, dan untunglah ruang pakaiannya tertutup. Jadi, Hana leluasa mengganti papakaiannya. Semunya sudah disiapkan, mulai dari pakaian dalam hingga luar. Beberapa menit kemudian, Hana selesai soal pakaiannya. Sekarang tinggal rambut pendeknya yang akan disisir di depan meja rias. Melihat Hana tidak mengeringkan rambutnya. Raja pun berjalan menghampri Hana, lalu membantu mengeringkan rambut Hana. Sedangkan Hana hanya bisa diam, saat Raja membantunya. Hana mulai merasa, jika Raja bukanlah orang jahat. Akan tetapi, mengapa dia menyuruhnya untuk tinggal di rumah mewah ini? Apa tujuan dia sebenarnya? Apa benar dia seorang psychofath? Begitu banyak pertanyaan yang ingin di tanyakannya.

"Selesai!" ucap Raja yang tiba-tiba membuyarkan lamunan Hana.

"Ter--rimah kasih, tuan," jawab Hana menudukkan kepalanya.

"Buruan ambil tas kamu di sana. Galang dan Gilang sudah menunggumu di luar," ucap Raja menujuk tas berwarna pink di atas meja. Hana pun berjalan mengambil tas itu, lalu berjalan menghampiri Raja.

Sekilas Raja tampak seperti orang pada umumnya. Raja juga memiliki banyak pembantu dan para bodyguard, tapi Raja tidak pernah membunuh bawahannya. Dia hanya akan membunuh orang-orang yang tidak memiliki siapapun di dunia ini. Jika mereka mati, tidak ada yang akan mencarinya.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now