Part 52

1.1K 62 0
                                    

•••••
Menjadi istri diusia yang masih sangat muda, bukanlah hal mudah untuk Celsi. Dia harus bangun lebih pagi dan membuatkan sarapan untuk sang suami, menyiapkan keperluan sang suami sebelum bekerja. Membuatnya harus bekerja keras, apalagi dirinya sedang mengadung anak dari sang suami.

Sebenarnya, Galang tidak memaksa Celsi bekerja, karena dia tau, ibu hamil tidak boleh bekerja dengan keras, karena tidak baik buat kesehatan sang ibu dan calon bayi.

Karena terlalu banyak bergerak dan kandungan masih muda, hampir saja Celsi mengalami keguguran, tapi untunglah Yang Maha Kuasa masih mempercayai Celsi untuk menjaga calon anaknya.

Celsi berniat akan bangun dari tidurnya, ketika sang surya kembali menyinari bumi. Namun, Galang menghentikan niat sang istri.

"Bukankah Hana sudah bilang untuk tidak banyak bergerak," ucap Galang memeluk tubuh istrinya dengan erat, yang sontak membuat Celsi mengalihkan padangannya ke arah sang empu.

"Kakak sudah bangun?" tanya Celsi dengan nada gelagapan, sambil menatap Galang yang masih setia memejamkan matanya.

Galang pun membuka matanya dengan perlahan, lalu menatap wajah istrinya yang tidak memakai riasan, tapi tetap terlihat begitu cantik di matanya.

"Mulai hari ini kakak yang akan ngerjakan perkerjaan rumah," ucap Galang dengan nada dinginnya, sambil menyibakkan rambut yang menutupi sebelah mata Celsi.

"Hmmm. Maaffin Celsi ya, Kak!" Celsi tau dirinya salah, karena hampir saja membuat calon bayinya hilang. Itu sebabnya dia meminta maaf, karena sudah membuat Galang khawatir bukan kepalang kemarin siang.

Galang menghela nafas panjangnya, lalu mencium kening istrinya dengan lembut.
"Iya. Lain kali jangan buat kakak panik kayak kemarin siang," ucap Galang setelah mencium kening istrinya.

"Kak!" panggil Celsi sambil menatap wajah sang suami dan Galang hanya membalas dengan berdeham.

"Kalau seandainya Celsi keguguran kemarin siang. Apakah kakak masih tetap menjadi suami, Celsi?"

Galang pun tersenyum sambil menyentuh wajah istrinya dengan lembut. "Meskipun kemarin sayang keguguran, berarti anak itu belum rezeki kita. Mungkin Allah masih punya rencana untuk kita berdua, hanya saja kakak ingin menjaga anak yang masih dipercayakan untuk kita."

Senyuman manis langsung terukir di bibir merah muda milik Celsi, dia langsung memeluk tubuh suaminya dengan erat. "Terimah kasih, Kak," ucap Celsi dengan suara serak dalam dada bidang suaminya.

Galang langsung memeluk tubuh mungil istrinya, lalu menarik selimutnya hingga memperlihatkan kepala sang istri dan mereka berdua melanjutkan tidurnya, karena hari masih sangat pagi, jam 05.45 Wib.
•••••

Nazwa baru saja keluar dari dalam kamar mandi, dengan menggunakan seragam sekolahnya. Nazwa melihat Gilang yang masih tertidur pulas di atas ranjang dan berjalan menghampiri suaminya.

"Kakak! Bangun ...," ucap Nazwa sambil menggoyangkan lengan suaminya, karena Gilang tidur dengan posisi miring.

"Kakak!" panggil Nazwa dengan nada tinggi dan tanpa dia sadari, Gilang menarik pinggang rampingnya, hingga dirinya jatuh di atas tubuh suaminya.

"Kakak! Lepasin Nazwa!" bentak Nazwa yang berusaha bangun, tapi tubuhnya malah dipeluk erat oleh sang suami.

"Cium dulu," ucap Gilang sambil memanyunkan bibirnya.

"Gak mau, kakak belum gosok gigi, kakak belum mandi, kakak belum cuci muka," cerocos Nazwa sambil berusaha melepaskan pelukkan dari suaminya.

"Yaudah, kalau gitu gak kakak lepasin."

"Kakak!"

"Cium dulu."

"Kakak jahat!"

"Biarin, pokoknya cium dulu," ucap Gilang dengan tersenyum miring.

"Baiklah," jawab Nazwa yang akhirnya mengalah juga.

Cup!

Benda kenyal milik Nazwa langsung mencium bibir Gilang. "Sudah!" ketus Nazwa menatap suaminya.

"Kakak kan sudah pernah bilang, kalau cium itu harus ful, gak boleh setengah-setengah," ucap Gilang yang langsung memegang tekuk leher istrinya, lalu menarik wajah Nazwa ke dekat wajahnya.

Cup!

Lagi-lagi Gilang mencium bibir istrinya dengan rakus, yang membuat Nazwa pasrah. Padahal hari ini dia akan ujian naik kelas, tapi otaknya sudah lebih dahulu dicuci suaminya.

'Dasar otak mesum, semoga nanti pas ujian gak ingat soal kejadian ini. Bisa-bisa aku isi jawaban 'ciuman' nanti,' batin Nazwa sambil menikmati lum**an dari suaminya yang rakus.

"Gini kan enak," ucap Gilang setelah mencium bibir istrinya, sambil menjilat bibir bawahnya. Nazwa hanya memanyunkan bibirnya, sambil bangun dari atas tubuh suaminya.

"Ayo buruan mandi sana, Nazwa harus berangkat sekolah!" bentak Nazwa sambil memanyunkan bibirnya.

"Iya-iya, Sayang," jawab Gilang bangun dari tidurnya, lalu turun dari atas ranjangnya. Dia hanya tertawa geli melihat istrinya yang sedang marah, karena dia memang suka membuat Nazwa marah.

"Kak Gilang otak mesum!" teriak Nazwa saat Gilang mau masuk ke dalam kamar mandi, sambil berlari keluar dari dalam kamarnya.

"Gak pa-pa otak mesum, yang penting sama istri doang," monolog Gilang ketika sudah berada di dalam kamar mandi.

Bersambung ....

Istri Polos Suami TampanDonde viven las historias. Descúbrelo ahora