Part 49

1.2K 66 0
                                    

•••••
Setelah kepergian mobil Gilang dari tempat parkir, Galang kembali mencari Fira di tepi pantai. Dia terus berjalan menuju tempat di mana mereka dulu menghabiskan waktu bersama di akhir pekan.

"Kakak Galang!" panggil Fira tersenyum bahagia, ketika Galang langsung menghampirinya. Galang langsung berjalan menghampiri Fira dengan nafas tersengal-sengal, karena berlari dari tempat parkir.

"Fira senang kakak ke sini," ucap Fira yang berniat ingin memeluk Galang, tapi dihentikan oleh Galang.

"Kak Galang sudah gak kangen sama Fira lagi, ya?" tanya Fira dengan memasang wajah sedih.

"Fira! Aku langsung ke intinya saja, karena aku gak bisa pergi lama-lama. Aku tau ini sangat berat untukmu, tapi aku harus mengatakannya," ucap Galang dengan nafas turun naik dan Fira mulai bisa menebak ke arah mana topik pembicaraan ini.

"Mulai sekarang jangan pernah hubungi aku lagi. Aku sekarang sudah menikah dan istriku sedang hamil anak dariku. Aku yakin suatu saat nanti kamu bakal bertemu dengan pria lebih baik dariku."

"Apa kakak sudah tidak mencintai Fira lagi?" tanya Fira dengan suara serak.

"Fira, seharusnya kamu itu sadar, kalau kamu tidak berbohong saat itu. Semua kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi. Jadi aku minta, mulai sekarang jangan ganggu hidup aku lagi," ujar Galang dengan nada dinginnya.

"Aku masih mencintaimu, Kak Galang. Aku tidak---"

"Lupakan tentang kebersamaan kita dulu. Aku harap kau bisa bertemu dengan pria yang lebih baik dariku. Aku permisi," ucap Galang memotong perkataan Fira, lalu berlalu pergi meninggalkan Fira.

"Kak Galang! Tidak akan kubiarkan kakak hidup bahagia dengan dia! Kakak hanya milikku seorang!" teriak Fira yang masih terdengar oleh Galang.

'Jangan dengarkan perkataan dia, Galang!" batin Galang sambil berlari secepat mungkin menuju parkir. Dia langsung masuk ke dalam mobil, lalu membawa mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Aku tidak pernah berfikir untuk menyakitinya, tapi dia yang lebih dahulu berbohong padaku," guman Galang membawa mobil dengan kecepatan tinggi, dan beberapa kali menyelip di jalan yang tampak ramai.

Mobil Gilang baru saja berhenti di tempat parkiran bawah tanah, dan tak berselang waktu yang lama. Mobil Galang kembali masuk ke kawasan parkir, yang membuat Gilang begitu kaget.

"Cepat sekali dia sampai, tapi bagus juga dia sudah sampai. Jadi, aku tidak perlu membangunkan istrinya yang sedang tidur," guman Gilang menatap Galang berjalan ke arahnya.

"Celsi tidur?" tanya Galang setelah berada di dekat adiknya dan Gilang hanya membalas dengan anggukan pelan.

"Urusan apa sampai kau secepat ini pulang?" tanya Gilang penasaran, sambil membuka pintu mobil depan, lalu mengedong tubuh mungil Nazwa ala bridal style.

"Besok saja aku ceritakan," jawab Galang sambil membuka pintu mobil belakang, lalu mengedong tubuh mungil istrinya ala bridal style dan kembali menutup mobil belakang dengan kakinya.

Mereka berdua berjalan masuk ke dalam lift, sambil mengedong istri masing-masing. Selama di dalam lift, mereka berdua hanya tersenyum, ketika melihat istrinya sama-sama tertidur pulas.

Koridor apartemen tampak begitu sepi, karena penghuni apartemen sudah ada yang tidur atau pergi berjalan keluar dari sana.

"Kak! Malam pertama itu gimana rasanya?" tanya Gilang sambil menggigit bibir bawahnya, karena sudah mengajukan pertanyaan konyol.

"Mana aku tau. Aku lakuinnya pas mabuk," jawab Galang dengan santai dan kembali berhenti di depan pintu apartemennya dan Galang terus berjalan mendahului kakaknya.

"Dasar adek kurang waras," guman Galang sambil menekan sandi di pintunya, dan pintu langsung terbuka.

Galang pun berjalan menuju kamarnya, lalu membaringkan tubuh istrinya di atas ranjang empuknya. Galang melepaskan jaket yang digunakan istrinya, lalu melepaskan sepatu yang digunakan istrinya. Sedangkan Gilang juga melakukan hal sama di sebelah sana.

Galang pun melepaskan jaket yang dia gunakan, lalu berjalan menuju kamar mandi. Dia mencuci wajahnya dengan air mengalir, lalu menatap dirinya di cermin besar.

'Kak Galang! Tidak akan kubiarkan kakak hidup bahagia dengan dia! Kakak cuma milikku seorang!'

"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" guman Galang dengan menghela nafas kasarnya, ketika mengingat ancaman dari Fira tadi.

Dia kembali berjalan keluar dari dalam kamar mandi, lalu berjalan menghampiri istrinya di atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di sebelah istrinya.

'Apapun cobaannya, istriku tetaplah Celsi yang bersama denganku saat ini. Itu tidak akan pernah berubah lagi,' batin Galang sambil memeluk tubuh istrinya dengan erat dan mencium puncak kepala istrinya sebelum tertidur.

Bersambung ...

Istri Polos Suami TampanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt