Part 31

1.9K 96 1
                                    

•••••
Cahaya sang surya sudah mulai masuk ke dalam kamar bernuansa abu-abu itu, angin pagi menerpa gorden jendela kamar itu. Ayah dan anak itu masih tertidur pulas, dengan posisi yang kacau. Sebelah kaki kanan Rahel tepat berada di depan wajah ayahnya, tapi Raja sama sekali tidak merasa terganggu.

Sedangkan Hana tampak begitu sibuk memasak di dapur, dengan dibantu oleh Surti dan beberapa dua pelayan yang masih muda. Raja sudah memperbolehkan Hana memasak untuknya, apalagi masakkan Hana sangat enak.

Para bodyguard sudah sangat sibuk bekerja di luar rumah. Mereka melakukan perkejaan mereka masing-masing, seperti membersihkan kolam renang, taman, dan masih banyak lagi.

Tuk ... tuk ... tuk!

Langkah kaki sikembar yang baru saja turun dari tangga. Mereka berdua sudah bersiap-siap akan pergi kerja dan penampilan mereka benar-benar sangat keren.

"Tumben masak pagi, gak pergi ke rumah sakit, Kak Ipar?" tanya Gilang yang langsung duduk di kursi dan diikuti oleh Galang.

"Sudah mengundurkan diri dari rumah sakit. Mau fokus ngurus Rahel dulu," jawab Hana sambil mengaduk nasi goreng dalam wajan.

"Bagus juga itu. Lagian kasian sama Kak Raja, tiap kamu pergi pasti Rahel bakal buat ulah," ucap Gilang sedikit tertawa. Hana hanya membalas dengan senyuman dan kembali fokus sama pekerjaannya.

"Ini tehnya, Tuan," ucap Surti sambil meletakkan dua gelas teh panas di atas meja.

"Makasih, Bi," jawab sikembar dengan serentak dan tidak lupa tersenyum manis.

"Nyonya Hana!" panggil Surti berjalan menghampiri Hana.

"Iya, Bi," jawab Hana menoleh ke arah suara.

"Bibi mau pulang kampung pagi ini. Soalnya anak Bibi bentar lagi mau melahirkan," ucap Surti.

"Iya, Bi," jawab Hana mengaguk paham.

"Maaf ya, Nyonya," ucap Surti nampak bersalah, padahal belum waktunya dia libur dari pekerjaan.

"Gak apa-apa kok, Bi. Lagian sudah ada dua orang yang bakal bantuin Hana di sini. Bibi hati-hati aja pulang nanti," ucap Hana dengan tersenyum manis.

"Kalau gitu Bibi siap-siap dulu," ucap Surti yang pamit dan Hana hanya membalas dengan anggukkan.

Hana memasukkan nasi gorengnya ke dalam empat empat piring. Dia tidak lupa memberi telur mata sapi di atasnya dan memberikan sedikit sayur selada di atas nasi gorengnya. Hana meletakkan empat nasi goreng itu di atas  napan, lalu berjalan menghampiri Galang dan Gilang.

"Sarapan untuk kalian berdua," ucap Hana sambil meletakkan nasi goreng masing-masing di depan sikembar.

"Kamu benar-benar kakak ipar terbaik," ucap sikembar dengan serentak.

"Bau nasi gorengnya enak lagi," ucap Galang yang langsung memakannya.

"Rasa juga enak lagi. Gak sia-sia kamu jadi istri, Kakakku," timpal Gilang mengacungkan jempolnya.

"Siapa dulu, Istri kakak," jawab Raja yang tiba-tiba muncul bersama dengan Rahel dalam gendongan. Hana hanya tersenyum malu ketika ketiga kakak-adik itu serentak memujinya.

"Anak mama sudah mandi rupanya," ucap Hana yang langsung mengambil alih Rahel.

"Mau ke mana, Bi?" tanya Raja ketika melihat Surti tampak rapi dan satu tas dijinjingnya.

"Bi Surti mau pulang kampung katanya. Anak Bi Surti mau melahirkan," jawab Hana.

"Ooo ...," Raja membalas dengan anggukkan pelan. "Bentar ya, Bi," tambah Raja yang langsung pergi meninggalkan meja makan. Dia tampak begitu terburu-buru berjalan menaiki tangga dan tak beberapa lama kemudian, dia kembali dengan amplop putih di tangannya.

Istri Polos Suami Tampanजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें