Part 05

6.1K 194 0
                                    

-
_
Gadis yang dipanggil Clara itu bersedekap dada di depan Hana, dengan menatap tidak suka pada Hana. Sedangkan Hana menundukkan kepalanya, sambil memikirkan jawaban dari pertanyaan Clara, sepupunya.

"Hana, kau benar-benar keponakan tidak tau untung! Kau membuat bibi dan pamanmu panik aja!  Ke mana aja kau kemaren?" tanya Clara dengan membentak. Membuat semua orang yang berada di kantin, menatap ke arah mereka.

"Anu ... anu!" Hana tiba-tiba menjadi gelagapan, karna tidak tau mau jawab apa.

"Anu apa?" tanya Clara dengan nada tinggi.

"Aku benar-benar tidak bisa pulang. Aku di--"

"Hana sekarang bekerja di rumahku. Katanya dia membutuhkan uang untuk ujian naik kelas. Dia tidak ingin membuat paman dan bibinya susah," jelas Gilang yang memotongkan perkataan Hana. Pasalnya Hana ingin mengatakan, kalau dirinya diculik lalu diancam akan dibunuh jika kabur. Meskipun begitu, mana ada orang yang akan percaya dengan ucapannya. Karna belum ada sejarah, orang yang diculik hidupnya baik-baik aja.
Clara hanya diam membisu saat mendengar penjelasan dari Gilang. Dia lebih memilih pergi daripada berdebat, bisa-bisa dia ketahuan kalau dia sepupu Hana. Secara di sekolah, Clara itu anak orang kaya, yang hidupnya berkecukupan. Namun sebaliknya, Clara hanya hidup biasa-biasa saja.

*****
Setelah mengikuti pelajaran terakhir, semua murid dari sekolah SMA Nusa Bangsa diperbolehkan untuk pulang. Hana memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, lalu mengikuti dua saudara kembar itu berjalan keluar dari kelas. Selama perjalanan menuju mobil, Hana hanya menudukkan kepalanya sembari memainkan jari jemarinya. Itu sudah menjadi kebiasaan Hana. Jika dia mengalami ketakutan, dia akan memainkan jari jemarinya itu. Sebenarnya dia tidak ingin pulang dari sekolah ini. Dia benar-benar takut bertemu dengan Raja dan itu membuatnnya stres.

Hana tidak sadar, jika dirinya sudah sampai di mobil mewah milik dua saudara kembar itu. Gilang membuka pintu mobil belakang untuknya, lalu kembali menutup pintu mobil itu setelah Hana masuk. Mereka membawa Hana ke sebuah toko pakaian, lalu menyuruh Hana untuk memilih pakaian yang dia suka. Hana juga disuruh mengganti seragamnya, dengan pakaian yang baru saja dibeli. Karna ini perintah dari Raja lansung. Setelah membeli pakaian yang begitu banyak. Mereka membawa Hana ke swalayan dan menyuruh Hana membeli makanan yang dia suka.

"Kenapa kalian menyuruhku membeli makanan?" tanya Hana yang sudah tidak sanggup lagi menahan semua pertanyaan di otaknya.

"Ini perintah dari, Bos," jawab Galang sambil mendorong keranjang makanan.

"Ayo buruan ambil yang mana kamu suka!" perintah Gilang yang sudah tak sabaran lagi.

"Ck, kalian benar-benar jahat. Salahku apa coba? Kalian culik aku, lalu ngacam bunuhku. Hati nurani kalian ada di mana?"  gerutu Hana mengambil sembarang makanan, lalu memasukkannnya ke dalam keranjang besi itu.

"Hana, psikopat tidak membutuhkan alasan untuk membunuh. Kau harusnya bersyukur, karna Bosku tidak membunuhmu seperti korban-korbanya, sebelum kau. Sekarang kau nikmati apa yang diberikan Bosku, dengan imbalan. Kau harus menuruti perintahnya. Maka dari itu kau akan aman. Aku mengatakan ini sebagai teman sekelasmu!" Gilang membisikkan itu tepat di telinga Hana. Membuat Hana menelan air slivannya dengan susah payah.

"Sekarang beli yang mana kau suka. Kita akan pergi ke tempat, Bos," ucap Gilang yang kembali berbicara normal.

Setelah selesai memilih cemilan untuk Hana. Mereka membayar belajaannya di kasir, lalu kembali ke mobil yang sedang terpakir. Mereka kembali menjalankan mobilnya, meninggalkan pusat perbelanjaan itu. Lalu melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalan yang tidak terlalu ramai.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka sampai di gedung yang lumayan tinggi. Tentu saja saja ini perusahaan milik kakaknya, yang bernama King Grup atau lebih tepatnya, Raja Grup. Hana pun keluar dari mobil itu dan sedikit terpesona oleh gedung itu.

"Ayok masuk!" ajak Galang sambil membawa kantong plastik berisi cemilan Hana. Sedangkan Hana hanya membalas dengan anggukan, lalu berjalan mengikuti dua laki-laki tampan itu. Tampaklah para karyawan yang berlalu lalang dan sesekali mereka menudukkan kepala pada dua laki-laki tampan itu. Karena mereka juga dihormati, seperti mereka menghormati atasannya.

Gilang menekan tombol lift, tak beberapa lama kemudian, pintu lift pun terbuka. Mereka bertiga berjalan masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol lift yang langsung menuju ruang CEO.

Ting!

Pintu lift kembali lagi terbuka dan tampaklah Azza dan beberapa karyawan wanita lainnya. Senyuman langsung terukir di bibir merah Azza, ketika dua laki-laki tampan itu berjalan keluar dari lift.

"Gilang, sudah lama kakak gak bertemu kamu. Gimana kabar kamu?" tanya Azza sembari memeluk Gilang.

"Lepasin aku! Aku lagi buru-buru!" jawab Gilang dengan nada dinginnya.

"Kalian benar-benar sama dengan kakak kalian, sama-sama dingin. Bisa-bisa kalian gak punya pacar nanti," ujar Azza melepaskan pelukkannya. Sedangkan Gilang hanya diam, lalu berjalan mengikuti Hana dan Galang yang sudah berjalan lebih dahulu.

"Kakak ada?" tanya Galang pada Serektaris Raja, yang bernama Zea Tul Azmy.

"Ada Tuan Muda. Silahkan masuk aja," jawab Zea dengan lembut dan tak lupa tersenyum manis.

"Makasih," ucap Galang singkat.

Sebelum masuk, Galang tidak lupa mengentuk pintu, lalu berjalan masuk bersama dengan Hana. Jantung Hana lansung berpacu dengan cepat, ketika memasuki ruang yang begitu dingin terasa. Tanpa sadar Hana kembali memainkan jari jemarinya, yang kali ini lebih cepat dari biasanya.

"Sudah selesai, 'kan? Sekarang kita pergi dulu," ucap Galang setelah selesai meletakkan kantong plastik itu di atas meja kaca.

"Hati-hati kalau di luar," ujar Raja.

"Ok, Bos!" jawab Galang berlalu pergi bersama dengan Gilang.

"Jangan tinggalkan aku di sini sendirian!" batin Hana sembari menatap dua punggung saudara kembar itu, yang mulai hilang dari padangannya.

"Kau akan terus berdiri di sana?" tanya Raja menatap ke arah Hana.

"Apa?" jawab Hana yang tampak kaget.

"Nikmati cemilanmu di sana. Tugasmu menemani aku kerja," ucap Raja menujuk sofa dan di sana sudah ada Tv disiapkan untuk Hana.

"Ya," jawab Hana singkat, lalu berjalan menuju sofa itu dan mulai menikmati acara di televisi itu, sambil memakan cemilannya.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now