Part 48

1.2K 66 0
                                    

Cekrek!

"Satu lagi," ucap Gilang yang kembali mengambil foto dan wajah Celsi sekarang benar-benar sudah memerah, karena menahan malu terhadap Nazwa dan Gilang.

"Sini kameranya!" pinta Galang bangun dari duduknya, lalu berjalan menghampiri adiknya.

"Gak mau! Aku mau kirim sama kak Raja dulu," ucap Gilang sambil berlari menjauhi Galang.

"Gilang! Kau begok atau tolol sih? Masak foto kek gitu dikirim sama kakak!" ketus Galang sambil berlari mengejar adiknya. Sedangkan Nazwa berjalan menghampiri Celsi, lalu duduk di samping Celsi dan menatap indahnya pemadangan pantai saat malam hari.

"Kalau nikah itu risikonya buat kita jadi istri," ucap Nazwa tiba-tiba menjadi dewasa. "Pria mana bisa tahan sama nafsunya," tambah Nazwa sambil menatap Celsi.

"Emang kakak juga pernah gelaminnya?" tanya Celsi menatap Nazwa dan Nazwa membalas dengan anggukan pelan.

"Meskipun begitu, aku bersyukur bisa menikah muda, setidaknya gak mikirin dosa lagi," ucap Nazwa dengan tertawa kecil.

"Hehehe ... kakak diam-diam menghanyutkan rupanya," jawab Celsi yang ikut tertawa.

"Kamu juga," ucap Nazwa tersenyum. "Kalau dipikir-pikir, ciuman itu enak juga. Biasanya aku nonton di drama Korea aja," tambah Nazwa dengan penuh semangat.

"Sudah ah, jangan bahas itu lagi, otak Celsi jadi kecuci sama kakak," ujar Celsi yang tiba-tiba terbayang saat Galang menciumnya.

"Kayaknya seru ni, boleh gabung gak kita berdua," ucap Gilang dari belakang dan entah kapan mereka berdua ada di sana. Yang membuat dua istri muda itu, menatap ke arah suara dan melihat dua pria tampan itu tersenyum kepada mereka.

"Mereka berdua dengar gak cerita kita?" tanya Nazwa menatap Celsi, yang juga menatap dirinya.

"Kayaknya iya deh, Kak," jawab Celsi mengaguk pelan.

"Pura-pura gak lihat aja, ya," ucap Nazwa dan dibalas anggukan kecil oleh Celsi. Mereka berdua pun kembali menoleh ke depan, dan tanpa sadar menelan air slivannya masing-masing.

Sedangkan Galang dan Gilang hanya saling bertatapan, dan tertawa kecil melihat istri mereka yang sudah terdiam kaku.

"He'em!" Dua pria tampan itu duduk di samping istri masing-masing, lalu merangkul bahu istri mereka ke dalam pelukkannya.

"Ternyata enak juga nikah muda," ucap Gilang dengan tersenyum manis.

"Enak lah, 'kan bisa romatisan tanpa takut dosa," timpal Galang yang langsung mengigit pipi istrinya.

"Kakak!" bentak Celsi sambil memanyunkan bibirnya Dan Galang hanya terkekeh sambil mencubit hidung Celsi dengan gemas.

"Aku juga pengen punya dedek bayi di usia muda," ucap Gilang yang sontak membuat Nazwa menatapnya.

"Maksudnya?" tanya Nazwa dengan mengerutkan keningnya.

"Gilang pengen malam pertama, Nazwa," timpal Galang yang membuat Gilang tertawa terbahak-bahak.

"Gila! Aku cuma becanda doang kok," jawab Gilang.

"Ya ... kirain tadi benaran," jawab Nazwa yang tampak kecewa.

"Sayang mau? Yaudah, kita langsung pulang ke apartemen," ucap Gilang yang langsung semangat.

"Nazwa cuma becanda doang," jawab Nazwa sambil menjulurkan lindahnya, yang membuat Galang tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Celsi hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, karena tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Meskipun dulu Galang pernah melakukan sebuah kesalahan, tapi mereka tidak pernah lagi mengukit tentang itu. Mereka melupakan masa lalu itu, dan seolah tidak ada yang terjadi selama ini.

Saat Galang tertawa bahagia bersama dengan Celsi, Nazwa, dan Gilang. Fira harus menahan rasa sakit, sesak di dada, perasaan campur aduk saat melihat kemesraan Galang dan istrinya. Tidak ada satupun dari mereka yang sadar, kalau tak jauh dari tempat mereka. Nazwa sedang duduk sendirian, tanpa siapa-siapa di sampingnya.

'Kenapa aku harus merasakan rasa sakit ini? Ini benar-benar sangat menyakitkan. Aku benar-benar tidak sanggup lagi,' batin Fira sambil memegang dadanya yang sakit, air mata yang terus mengalir deras di wajahnya. Dulu tempat ini adalah tempat Fira dan Galang menghabiskan waktu malam minggu bersama, karena Fira sangat menyukai suasana di pantai. Itu sebabnya dia pergi ke sana, untuk melepaskan rasa rindunya terhadap Galang.

Fira pun membuka aplikasi Whatsapp, lalu menekan nomor Galang di sana. Nama panggilan Galang masih 'My Love' di sana, dia pun mengetikan sesuatu dengan tangan gemetar, lalu mengirimkan kepada Galang.

Kring!

Mendengar suara notifikasi, Galang langsung mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana, lalu melihat nomor tidak dikenal.

{Kak Galang, alasanku minta putus saat itu karena aku dijodohkan oleh kedua orang tuaku, tapi perjodohan itu kembali dibatalkan, karena calon tunangan sudah memiliki kekasih sudah hamil. Aku berencana akan mengatakan sebenarnya saat itu, tapi ternyata kakak sudah menikah. Aku mencoba untuk melupakannya, tapi semakin aku ingin melupakannya. Aku semakin tersiksa dan aku benar-benar membutuhkan kakak saat ini.

Aku berada di tempat yang sering kita habiskan saat itu.}

Setelah membaca pesan dari Fira, jantung Galang langsung berpacu dengan sangat cepat. 'Kenapa disaat aku mulai mencintai istriku, dia muncul kembali dalam hidupku. Aku kembali menjadi goyah karenanya. Apa yang harus aku lakukan, Tuhan?' batin Galang sambil menatap sekeliling tempat pantai itu.

"Kak!" panggil Celsi dan yang dipanggil hanya diam.

"Kak!" Kali ini Celsi sedikit lebih keras memanggil, yang membuat Nazwa dan Galang menoleh ke arah mereka.

"I--ya," jawab Galang dengan nada gelagapan.

"Kakak lagi cari siapa?" tanya Celsi.

"Bukan siapa-siapa," jawab Galang yang berusaha tersenyum manis.

"Kita pulang, yuk. Celsi sudah mengantuk," ajak Celsi yang tampak begitu mengantuk dan Galang hanya membalas dengan anggukan pelan.

Mereka berdua bangun dari duduknya, dan disusul oleh Gilang dan Nazwa. Mereka berempat berjalan menuju parkiran mobil, tapi langkah Galang tiba-tiba kembali terhenti.

"Sayang pulang bareng sama Gilang dan Nazwa aja dulu, ya. Kakak punya urusan penting," ucap Galang sambil memegang kedua bahu istrinya dan Celsi hanya membalas dengan anggukan pelan.

"Gilang, aku titip istriku dulu, ya. Aku benar-benar punya urusan mendesak nih," ucap Galang pada Gilang dan Gilang hanya membalas dengan anggukan pelan, tanpa bertanya apapun urusannya.

Bersambung ...

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now