Part 37

1.5K 73 0
                                    


•••••
Hari ini adalah hari pernikahan pasangan masih muda. Mereka akan mengelar pernikahan itu secara tertutup dan tidak banyak mengundang tamu. Pesta pernikahan itu diselenggarakan di sebuah gedung.

Gilang sedang berada di ruang rias khusus pria, bersama dengan kedua kakaknya dan tentunya keponakan kesayangan Gilang, Rahel.

Sedangkan Nazwa berada di ruang rias khusus wanita, bersama dengan ibunya, Fira dan Hana. Hana memakai gaun bernuasa pink, karena dia memang sangat menyukai warna pink. Sedangkan Fira memakai gaun bernuasa merah, yang panjangnya cuma di bawah lutut.

"Kamu kapan nyusul, Fira?" tanya Hana.

"Hmmm ... Fira belum kepikiran buat nikah, Kak. Fira masih mau kerja dulu," jawab Fira nyengir.

"Jangan lama-lama pacarannya. Nanti Galang malah diambil orang," ucap Hana tersenyum.

"Fira percaya aja sama, Tuhan. Kalau Galang jodoh Fira, gak akan ke mana juga kok," jawab Fira tersenyum.

"Cap jempol aku sama kamu," ucap Hana sambil mengacungkan jempolnya. Fira hanya tersenyum malu, saat Hana memujinya.

"Bu! Nazwa cantik gak?" tanya Nazwa yang baru saja selesai dirias.

"Anak ibuk cantik," jawab ibunya tersenyum manis.

"Pengantin wanita sudah siap belum? Soalnya bapak penghulu, tamu dan pengantin wanita sudah menunggu," ucap Galang yang tiba-tiba muncul.

"Ini baru mau keluar," ucap Hana tersenyum.

Nazwa pun bangun dari atas kursi, dia memakai gaun yang bernuasa putih, dihiasi oleh mutiara dan beberapa aksesoris lainnya.

Mereka pun keluar dari dalam ruangan itu. Selama perjalanan menuju acara akad nika, Nazwa mengadeng lengan ibunya. Sementara Hana dan Fira mengekori mereka dari belakang. Melihat Nazwa menggunakan gaun pengantin, membuat Hana teringat dengan masa lalu. Di mana dia memakai gaun pengantin dan berjalan menuju akad nikah bersama dengan sikembar.

Nazwa pun duduk di kursi samping Gilang, dengan tersenyum manis, yang semakin membuat para tamu berdecak kagum.

"Acaranya bisa kita mulai?" tanya bapak penghulu kepada semua orang.

"Bisa, Pak penghulu!" jawab mereka dengan serentak.

Bapak penghulu mulai mengulurkan tangannya, dan dibalas oleh Gilang yang tampak begitu pucat, keringat dingin yang mulai mengalir di wajahnya. Gilang tampak begitu gerogi melakukannya, dan beberapa kali dia menelan air slivannya. Dalam pengucapan kata sakral, beberapa kali Gilang salah pengucapan dan untuk ketiga kalinya Gilang baru bisa mengucapkan kata sakral itu dengan mulus.

"Sah!" ucap semua orang dengan serentak.

Setelah mengucapkan doa siap pernikahan, Gilang pun mengambil kotak cincin yang tempo hari dibelinya. Gilang mulai memasang cincin itu di jari manis gadis yang sudah sah menjadi istrinya, dan ternyata cincin itu pas di jari manis istrinya. Nazwa juga melakukan hal yang sama. Setelah itu dia langsung mencium punggung tangan Gilang dan Gilang langsung memberikan sebuah kecupan di kening Nazwa dengan malu-malu. Bukan Gilang saja yang tampak malu, tapi pipi Nazwa langsung berubah menjadi merah merona setelah dicium Gilang.

Setelah acara pengucapan kata sakral itu, mereka tidak lupa mengambil foto keluarga. Sebagai kenang-kenangan saat mereka berpisah nanti, karena Gilang dan Nazwa akan memiliki kehidupan baru.
•••••

Fira dan Galang sedang duduk di bawah cahaya lampu, beberapa orang berlalu-lalang di depan mereka, karena mereka sedang berada di taman.

Galang dan Fira masih memakai baju tadi siang. Setelah selesai acara pernikahan Gilang dan Nazwa, Fira mengajak Galang keluar, karena dia ingin berbicara sesuatu yang penting.

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now