Part 55

1.1K 56 0
                                    

••••••
05.00 a,m.

Suara alarm baru saja berbunyi tempat di atas nakas. Galang mematikan alarm itu dengan tangan kanannya dan mata yang masih terpejam. Galang membuka matanya dengan perlahan dan melihat istrinya yang masih tertidur pulas di atas badannya, dengan selimut tebal menutupi tubuh mereka, tanpa menggunakan sehelai pakaian.

Galang langsung tersenyum melihat Celsi yang tampak begitu kelelahan, karena ulahnya semalam yang entah berapa jam melakukannya. Galang pun menyibakkan rambut istrinya, yang menutupi wajah cantik istrinya dan tiba-tiba dia teringat dengan kejadian sore kemarin.

'Celsi mungkin akan dalam bahaya, sepertinya Fira tidak main-main dengan perkataannya. Aku harus menyuruh beberapa bodyguard untuk mengawasi, Celsi,' batin Galang sambil membelai kepala istrinya dengan lembut.

Bukan hanya Galang saja yang meminta bodyguard untuk mengawasi Celsi, tapi Gilang juga meminta beberapa bodyguardnya untuk menyelidiki lantar belakang Jefry. Dia tidak akan pernah diam, jika menyakut belahan jiwanya dan dia tidak akan pernah membiarkan siapapun memiliki orang yang dicintainya, begitulah prinsip dari keluarga Arkabil Yanduge.

Raja baru saja turun dari lantai atas, bersama dengan Rahel dalam gedongannya. Hari ini dia tidak akan pergi ke kantor, karena dia akan pergi ke makam ke dua orang tuanya bersama dengan istri tercinta.

Setiap tahun mereka akan pergi ke makam ke dua orang tuanya, dan mengirimkan doa untuk ayah dan ibu tercinta.

"Ayo kita pergi," ucap Raja sambil menjalankan mobilnya, meninggalkan rumah mewah tersebut.

"Mama!" panggil Rahel dari kursi belakang dan Hana langsung menoleh ke arah putranya.

"Kita bakal bertemu dengan paman kembar dan istrinya 'kan, Ma?" tanya Rahel.

"Tentu saja, Sayang. Rahel kangen sama paman dan bibi, ya?"

"Iya, Ma. Apalagi sama, Bibi Celsi," jawab Rahel mengaguk pelan dan tampak kerinduan yang amat mendalam di wajah bocah kecil itu.

Sebelum kejadian yang hampir membuat Celsi keguguran dan Celsi masih bermain di rumah suami Hana. Rahel tidak pernah lagi merasakan kesepian, karena Celsi senantiasa bermain dengannya, dan sekarang hampir dua minggu Celsi tidak ke sana.

Raja baru saja memakirkan mobilnya di tempat khusus parkir, lalu mereka semua keluar dari dalam mobil. Sikembar beserta istrinya ternyata sudah berada di sana. Rahel yang melihat Celsi langsung berlari kecil menghampiri Celsi dan meminta Celsi untuk mengedongnya. Celsi dengan senang hati menggedong bocah yang lumayan berat dan Rahel langsung memberikan sebuah kecupan di pipi Celsi.

"Rahel, paman cemburu ni," ucap Galang dengan nada menggoda.

"Kok paman cemburu sama Rahel?" tanya Rahel dengan tampang polosnya.

"Cemburu lah, Rahel 'kan udah cium pipi istri paman," jawab Galang sambil mencubit pipi Rahel dengan gemas.

"Baru pipi doang yang Rahel cium, udah cemburu paman. Kalau paman pasti lebih dari pipi ini, ya 'kan, Bi?" ketus Rahel menatap Celsi dan bibir yang dimajukan berberapa senti. Sedangkan Galang hanya terdiam, ketika mendengar penuturan keponakannya yang kayak orang dewasa.

"Bijak amat ini bocah," monolog Gilang menggelengkan kepalanya.

"Rahel! Bibi pasti capek gendong Rahel. Rahel gendong sama papa aja, ya," ucap Raja yang merasa tidak enak dengan adik iparnya, mana Celsi sedang hamil lagi.

"Kalau bibi Celsi capek, Rahel gendong sama bibi Nazwa aja. Percuma Rahel punya bibi dua dong," jawab Rahel sambil menatap ke arah Nazwa dan Nazwa langsung mengambil alih bocah lelaki itu.

Mereka semua pun masuk ke dalam pemakaman umum, dengan membawa kerajang berisi bunga dan beberapa botol air mineral.

Makam kedua orang tuanya memang sangat terawat, karena ada yang bertugas membersihkan makam tersebut. Mereka menaburkan bunga mawar dan beberapa bunga lain di atas makam tersebut, lalu menuangkan air mineral tadi ke sana. Setelah itu mereka membaca ayat suci Al-Qur'an bersama-sama, agar arwah merasa damai di alam sana.

Bersambung ....

Istri Polos Suami TampanWhere stories live. Discover now