PART 16

4.2K 150 1
                                    

Ceklek!

Setelah pintu terbuka, sikembar beserta anak buahnya berjalan masuk ke dalam apartemen yang cukup sederhana. Meskipun apartemen ini cukup sederhana, semua fasilitas di sana sangat lengkap. Pemilik apartemen seperti seorang wanita, karna apartemennya terdapat banyak boneka.

"Siapa kalian?" tanya gadis cantik yang baru saja selesai mandi, dengan menggunakan handuk yang menutupi tubuhnya. Dia tampak begitu kaget, saat melihat tamu yang tidak diundang masuk ke dalam apartemennya.

"Kau yang bernama, Sulli Ansari Putri?" tanya Galang dengan nada dinginnya.

"Iya, saya sendiri. Mau apa kalian?" jawab Sulli yang balik bertanya, dengan nada tinggi.

"Bawa gadis itu," titah Galang kepada anak buahnya.

"Baik, Bos," jawab anak buahnya berjalan mendekati gadis yang sudah ketakutan.

"Jangan mendekat atau aku laporkan kalian ke polisi!" ancam Sulli yang tampak begitu ketakutan dan jantung yang sudah berpacu dengan cepat.

"Tol--" Sulli berniat akan meminta tolong, tapi dengan sigap mereka memukul tengkuk leher Sulli, hingga membuat dirinya jatuh pingsan. Mereka langsung meletakkan Sulli ke kursi roda, yang sudah mereka siapkan sejak tadi. Mereka menutupi tubuh Sulli dengan kain hitam, lalu mendorong Sulli keluar dari apartemennya. Mereka langsung berpencar, karna tak ingin ada orang yang curiga. Orang-orang yang berselisih dengan mereka, tak ada yang menyadari, jika di atas kursi roda adalah tetangga mereka. Mereka kembali bertemu di parkiran dan mereka berhasil keluar dari dalam gedung itu tanpa ada yang curiga.

•••••

Dilain waktu, Hana baru saja tertidur dalam dekapan suaminya, setelah menangis cukup lama. Raja mengakat tubuh mungil istrinya, lalu berjalan menghampiri ranjang dan dibaringkan tubuh istrinya dengan lembut. Raja pun menutupi tubuh istrinya dengan selimut tebal, lalu duduk di sisi ranjang menatap istrinya yang sudah tertidur pulas. Raja pun menepiskan rambut yang menutupi wajah cantik istrinya. Raja berniat akan mencium kening istrinya, tiba-tiba ponselnya berdering di dalam saku celananya. Raja pun sedikit menjauh dari Hana dan mengakat telpon dari Gilang.

"Kau sudah menemukannya?" tanya Raja yang langsung pada intinya.

"Sudah, Kak. Sekarang kita sudah berada di ruang bawah tanah," jawab Gilang dari dalam telpon.

"Aku akan segera ke sana," jawab Raja sembelum mematikan teleponnya. Raja kembali menghampiri istrinya, lalu mencium kening istrinya yang sempat tertahan. Setelah Raja pergi, Hana membuka matanya dengan perlahan-lahan. Hana merasa ada yang salah dengan suaminya. Meskipun begitu penasaran, Hana juga tidak berani mengikuti suaminya, karna dia tidak ingin melihat Raja marah padanya. Hana menepiskan selimutnya lalu berjalan keluar dari kamar. Hana bukan ingin membututi Raja, melainkan pergi ke dapur mencari makanan. Dia perlu mengisi tenaga, setelah menangis cukup lama. Sesampainya di dapur, tampaklah beberapa pelayan yang masih berkerja.

"Ada yang Nona butuhkan?" tanya pelayan itu menghampiri Hana.

"Saya pengen makan mie istan, Bi," jawab Hana.

"Bentar ya, Nona. Saya bikinin dulu."

"Iya," jawab Hana tersenyum dan disertai anggukan pelan. Hana memilih duduk di kursi dan menunggu keinginannya. Hana tidak diizinkan memasak atau bekerja yang lain oleh Raja, walau sebenarnya sangat membosankan jika tidak melakukan apa-apa.

Dilain waktu, Raja tengah berada di ruang bawah tanah bersama sikembar dan beberapa anak buahnya. Sulli terus saja menangis ketakutan dan berusaha melepaskan ikatan tangannya dengan meronta-ronta. Sulli tengah diikat di atas meja panjang dan tanpa memakai pakaian sehelai pun.

"Lepaskan saya!" teriak Sulli.

"Hah ... melepaskan? Setelah apa yang kau lakukan pada wanita kesayanganku? Enak saja," jawab Raja dengan tersenyum sinis.

"Apa maksudmu? Saya saja tidak kenal dengan wanitamu!" ucap Sulli dengan nada tinggi. Raja pun mengeluarkan ponselnya dalam saku celananya dan menunjukkan sebuah foto.

"Jangan berlagak bodoh. Bukankah akun ini milik kau? Lalu apa masalah kau dengan istriku?"

"Akun ini memang milik saya, tapi akun itu hilang bersama ponselku seminggu lalu," jelas Sulli yang berkata jujur. Sulli tidak tau, jika akunnya sudah disalah gunakan oleh orang tak bertagung jawab.

Slup!

"Aaaa!" teriak Sulli kesakitan, saat merasakan benda tajam menusuk badannya.

"Jangan bohong kau pela**r! Gadis tanpa busana ini adalah kau. Kenapa kau malah memakai wajah istriku?!" bentak Raja setelah sambil menarik pisaunya, yang kembali buat Sulli berteriak kesakitan.

"Sa--ya ber--kata jujur, Tuan. Bukan saya yang melakukan itu. Tolong jangan bunuh saya, Tuan," cicit Sulli menangis ketakutan.

"Karena kau sudah berani mengganggu istriku. Maka rasakan akibatnya!" ujar Raja sambil menutup mulut Sulli dengan kain dan menusuk tubuh Sulli berkali-kali dengan pisau.

Slup!

Jleb!

Jleb!

"Hmmgk ... hmmgk!" Sulli benar-benar ingin berteriak sekeras mungkin, tapi apalah daya untuknya. Dia tidak bisa kabur dari kemarahan Raja dan tak bisa berteriak sekeras mungkin. Hanya air mata yang mengalir deras di wajahnya, saat merasakan benda tajam menusuk tubuhnya dan pada akhirnya Sulli menghembuskan nafas terakhirnya. Kesalahan yang tidak dilakukannya, membuatnya menanggung kesalahan orang lain.

"Selesaikan mayat itu. Aku akan kembali ke atas," ucap Raja yang sudah selesai membunuh Sulli.

"Baik, Bos," jawab sikembar dan anak buahnya. Kalian mau tau ke mana mayat ini akan dibuang? Mayat ini akan dijadikan sebagai makanan untuk anjing serigalanya. Raja memiliki empat ekor anjing serigala dan mengeluarkan empat kilo daging sapi segar setiap harinya.

Bersambung...

Istri Polos Suami TampanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant